29. Tangar
Suara gedoran yang heboh membangunkan seorang bocah kecil dari tidurnya. "Nona! Nona!"
Mata gadis kecil itu mengerjap, menyesuaikan cahaya minim yang masuk ke dalam matanya. Di luar, ia bisa mendengar kegaduhan yang luar biasa. Namun, ia tak tahu sama sekali apa yang sedang terjadi.
Jonas—kepala pelayan keluarganya—menerjang masuk dan langsung memaksanya duduk. Emma—ibu asuhnya—menariknya untuk segera bangkit dari posisinya. Emma menyeretnya dengan terburu-buru.
"Sakit, Emma," isaknya sudah tak dapat menahan kesakitan.
Emma tetap menariknya, menyeretnya ke ruang bawah tanah. Ia tahu, di sini ada jalan rahasia untuk keluar dari kediaman. Ia sama sekali tak paham mengapa Emma dan Jonas begitu bersikeras ingin membawanya menuju ke sini. Padahal mereka sama sekali tak tahu harus mengambil jalan mana sebab jalan yang sebenarnya hanya diketahui oleh penerus keluarga saja.
"Tangar! Nona!"
Jonas menangkap Cinta tepat pada waktunya. Ia pun tak ikut menggelinding bersama Emma ke bawah. Di bawah sana, Cinta bisa melihat Emma berdiri dengan susah payah. Johan mempercepat langkahnya turun ke bawah, masih dengan hati-hati.
"Kau tak apa, Nyonya?" Johan berjongkok, memastikan keadaan Emma. Siku dan lutut wanita itu lecet dan berdarah.
Emma menggeleng tegas. "Bukan waktunya seperti ini, kita harus membawa nona pergi sejauh mungkin," tegas Emma membuat Jonas menarik wanita itu hingga berdiri dan ketiganya pun berjalan beriringan dengan penuh kewaspadaan.
Jonas dan Emma sesekali menoleh ke arah belakang, memastikan bahwa tak ada yang mengejar mereka. Walau Cinta tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun, melihat ketegangan di wajah kedua orang kepercayaan orang tuanya. Ia bisa menarik satu buah kesimpulan. Saat ini, keadaan sedang genting. Dan jika ditelisik dari keduanya berusaha begitu keras membawanya pergi, pastilah saat ini nyawanya yang sedang diincar.
"Apa terjadi sesuatu dengan rombongan para utusan?"
Pertanyaan yang dilontarkan dengan tenang oleh anak berusia 10 tahun itu membuat kedua orang dewasa itu memucat. Cinta juga bisa merasakan bahwa tubuh mereka berdua sempat kaku selama beberapa detik sebelum akhirnya dipaksa untuk bergerak dengan cepat lagi. Karena itu, tanpa keduanya menjawab pertanyaan itu pun, ia sudah mengetahui jawabannya.
Setelah mencapai tempat persembunyian yang aman, Jonas dan Emma bergantian menceritakan detail kejadian yang membuat mereka harus terpaksa mengungsi. Rombongan para utusan yang dikirim untuk bernegosiasi dibantai tanpa ampun bahkan mereka tak menyisakan jasad para utusan untuk dibawa pulang. Para kerabat jauh yang sudah lama menginginkan harta dan kekuasaan berbondong-bondong ingin melenyapkannya agar harta dan kekuasaan keluarganya jatuh ke tangan mereka.
Selama bertahun-tahun, Cinta hidup dalam persembunyian sembari mempelajari segala hal. Seni pedang, berkuda, berburu, memanah, ekonomi, sejarah, akuntansi, bahkan strategi perang pun ia lahap. Ia kembali ke kediamannya setelah 5 tahun melahap semua ilmu dengan susah payah. Ia kembali untuk mengambil kembali apa yang seharusnya sudah menjadi miliknya dan menghukum siapa pun yang telah merampas semua hal darinya.
---------------------
456.29122021
Yak! Seperti yang kubilang di part sebelumnya kalau ini adalah story milik Cinta seorang.
Kehidupan yang sulit baginya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro