25. Mengacum
Mata Cinta baru saja terpejam ketika pintu kamarnya diketuk sebanyak 4 kali—kode yang dia dan Jonas buat jika ada orang dari istana yang mencarinya. Cinta memutar bola mata malas. Ingin rasanya ia mengabaikan ketukan itu dan bertingkah seolah-olah ia sudah tidur. Akan tetapi, ia tak bisa mengabaikannya karena sudah mendengarnya. Apalagi mengingat, menolak titah raja itu berarti dianggap pemberontakan.
Embusan napas berat meluncur kasar dari bibirnya. Ia menarik pintu dengan kuat tanpa aba-aba sehingga tangan Jonas yang hendak mengetuk pintu kehilangan arahnya. "Siapa?" tanya Cinta tanpa menyembunyikan kejengkelannya sama sekali.
"Aku," balas sebuah suara—dan bukan suara milik Jonas—tenang. Seorang pria muncul di balik kegelapan lorong dan berhenti tepat di hadapan Cinta.
"Apakah Anda berencana untuk menghantui saya sehari penuh, Yang Mulia?" sarkas Cinta sebal.
Jonas membuka mulutnya, tetapi tak ada kata yang terucap. Wajahnya yang panik membuat Cinta mengetahui apa yang hendak diucapkan olehnya. Maka dari itu, Cinta pun segera tersenyum lebar.
"Maafkan saya, Yang Mulia. Maksud saya, ada masalah genting apa hingga Yang Mulia yang terhormat menginjakkan kaki yang berharga itu di gubuk reyot milik keluarga saya?" Lagi-lagi Cinta tak perlu repot-repot menyembunyikan sarkasme dalam ucapannya.
Andi terbahak keras. "Gubuk reyot? Wah! Para leluhurmu akan bangkit dari kubur dan menangis saat ini juga," ujar Andi di sela-sela tawanya.
"Kalau arwah mereka bangkit dari kubur justru akan lebih bagus, Yang Mulia," balas Cinta acuh tak acuh.
Andi menaikkan sebelah alisnya heran. "Kenapa begitu?"
Cinta menyeringai lebar. "Dengan begitu saya bisa mengacum mereka untuk membunuh Yang Mulia karena Yang Mulia sering kali menyiksa saya. Pembunuhan yang dilakukan oleh hantu tak mungkin akan dianggap sebagai pemberontakan bukan?"
Jonas yang merasa lelucon Cinta mulai ekstrim segera mengambil alih pembicaraan. "Maafkan hamba yang rendah ini menyela, Yang Mulia. Mari saya antarkan ke ruang tamu agar Yang Mulia bisa menikmati hidangan teh selagi Nona mengganti pakaiannya." Jonas menggiring Andi menuju ruang tamu.
Begitu pantat Andi menempel pada kursi, secangkir teh tersuguh di hadapannya. Tak berselang lama, Cinta sudah menyusulnya dengan pakaian yang lebih sopan. Walau begitu, rasa tidak senang Cinta masih tetap menempel kuat pada gadis itu.
"Ada urusan apa hingga Yang Mulia datang sendiri di hampir tengah malam ini?" tanya Cinta memangkas basa-basi yang hendak dilontarkan Andi.
"Aku akan menginap di sini malam ini," ujar Andi sambil lalu seolah ia tengah memberitahu bahwa kebanyakan mawar yang ada di dunia ini berwarna merah untuk menyatakan cinta.
"Anda gila?! Anda kabur dari istana lagi?!" sembur Cinta sembari menggeleng tak habis pikir.
"Kami akan menyiapkan kamar yang nyaman untuk Anda, Yang Mulia." Sekali lagi, Jonas mengambil alih sebelum Cinta melakukan sesuatu yang bisa dicap sebagai pemberontakan. Ia memerintah dayang menyiapkan kamar paling mewah dan nyaman dengan cepat. Dan tak sampai sepuluh menit, kamar tersebut pun siap ditempati. Andi melenggang menuju kamar tersebut dengan wajah riang. Sementara, Cinta terdiam geram di ruang tamu.
-------------
474.25122021
Yuhu!
Merry Christmas buat kalian yg merayakan..
Tahun ini hampir habis nih
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro