14. Lotak
Andi meremas gulungan dokumennya kuat, urat-urat di tangan serta pelipisnya menonjol keluar. "Berani-beraninya," geramnya marah. Ia baru saja mendapatkan laporan bahwa ada sekelompok bandit mencoba untuk menjarah kereta—yang menyalurkan bantuan pangan serta uang pada rakyatnya—yang menuju ke Wilayah Barat.
Walau ia tahu mereka juga sedang kesulitan karena ini merupakan musim panas. Akan tetapi, penjarahan sudah merupakan tindakan yang keterlaluan. Apalagi, kereta yang mereka jarah adalah kereta yang akan membantu banyak rakyat.
"Kumpulkan pasukan! Tangkap semua bandit itu hidup-hidup. Jangan sampai ada yang terlepas. Satu orang pun," titahnya tegas membuat komandan prajurit menegakkan tubuhnya kaku. Beberapa detik kemudian, ia baru bisa memberikan reaksi yang diharapkan oleh rajanya.
Komandan itu segera mengangkat kakinya setelah memberikan hormat pada sang raja. Ia segera mengumpulkan pasukannya dan membaginya ke dalam beberapa tim agar pekerjaan mereka cepat selesai.
"Apapun yang terjadi, para bandit itu harus ditangkap hidup-hidup. Jangan sampai ada yang melanggar titah raja," ujarnya setelah selesai membagikan kelompok.
Para prajurit itu pun segera berangkat setelah menerima komando, pun berbondong-bondong menuju Wilayah Barat. Begitu sampai ke perbatasan, mereka bergerak dengan hati-hati agar bisa menjebak para bandit tersebut.
Sekelompok prajurit itu menyamar sebagai pedagang biasa. Mereka bergerak dengan waspada dan hati-hati. Setelah berjalan masuk ke hutan—yang membatasi Wilayah Barat dengan pusat—cukup jauh, para bandit itu benar-benar mencegat mereka. Para prajurit saling melirik diam-diam sembari berpura-pura takut. Setelah pemimpin pasukan mereka memberi kode, mereka pun melancarkan balasan. Sesuai dengan perintah sang raja, tak ada seorang pun yang mereka biarkan lolos. Dan semuanya juga ditangkap dalam keadaan hidup.
Waktu mereka masih cukup hingga mereka pun pergi menuju desa yang ada di Wilayah Barat agar mereka dapat sekalian melaporkan keadaan desa pada raja mereka. Napas mereka tercekat begitu melihat pemandangan desa tersebut.
Musim kemarau kali ini sangatlah parah. Sungai mereka mengering hingga tak tersisa setetes air pun. Selain itu, sumur yang biasa mereka timba airnya pun kering tak bersisa. Banyak penduduk yang menderita kelaparan, bukan hanya penduduk hewan yang ada di hutan pun mulai bergerak ke pedesaan karena hutan juga sudah tak dapat menyediakan makanan untuk mereka.
Di perjalanan sebelum mereka sampai di dekat desa, para prajurit juga melihat ada beberapa ekor mayat binatang yang lotak akibat kelaparan dan kehausan. Melihat keadaan desa Wilayah Barat yang sangat parah itu, para prajurit pun segera memacu kuda mereka agar bisa sampai ke istana secepatnya untuk melaporkan apa yang mereka lihat. Mereka yakin, Andi pasti memiliki cara untuk menanggulangi hal tersebut.
-----------------
412.14122021
Pagi, semua.
Tumben kan aku up pagi? Hooh. Soalnya takut nanti g sempet nulis.
Wkwkkwkw
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro