Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

11. Lingat

Andi masih berkutat dengan gulungan dokumen negara yang harus ia selesaikan. Andi menarik napas panjang dan mengembuskannya secara perlahan. "Sudah berapa lama Nona Cinta liburan?" tanyanya.

Alif—yang kebetulan sedang melapor, sekaligus menggantikan tugas Cinta untuk sementara—mendongak, laporannya mengenai perkembangan pembagian pangan serta uang untuk rakyat terhenti. Ia menatap wajah rajanya yang terlihat lesu. "Ini baru lewat satu hari, Yang Mulia," jawabnya pelan.

Helaan napas panjang diembuskan Andi. Lelah. Ia ingin istirahat. Penat, dia butuh hiburan. Dia ingin segera menyerahkan pekerjaan yang memusingkannya ini pada Cinta. "Kapan dia kembali?" rengeknya bak anak kecil.

Alif terpatung melihat tingkah pola rajanya yang aneh. Sedikit keraguan terselip di dadanya, haruskah ia memanggil tabib istana untuk melihat apakah ada yang salah dengan rajanya ataukah tidak.

"Buat apa kau mau memanggil tabib istana?!" sembur Andi galak.

Alif terdiam. Ia merutuki mulutnya yang sudah sembarangan menyuarakan pikirannya dengan keras. "Ma-maafkan hamba, Yang Mulia. Hanya saja Yang Mulia terlihat kurang sehat. Jadi hamba sedikit khawatir," ujar Alif beralasan.

Andi mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja dengan wajah datar hingga membuat Alif mengeluarkan keringat dingin. Walau Andi merupakan raja yang bermurah hati, sosok sebenarnya dari pria itu memanglah iblis—persis seperti yang dikatakan Cinta.

Pria itu, sebelum naik tahta, ia membunuh ayah serta semua saudara tirinya tanpa ada yang tersisa. Ia bahkan tak membiarkan satu semutnya yang lolos dari istana raja dan para putri serta pangeran. Semua keluarga dari pihak ibu putri dan pangeran lainnya pun ia habisi tanpa sisa dengan dalih pemberontakan.

"Aku tidak sakit. Aku hanya merindukan cara kerja Cinta yang lingat saja," balas Andi setelah terdiam selama beberapa saat.

Alif menganggukkan kepalanya kaku. Ia kemudian menatap Andi canggung lantaran tak tahu harus berbuat apa. Mendengar perkataan seperti itu, membuat pemikiran negatif masuk ke dalam otaknya. Sepertinya, menurut sang raja, cara kerjanya lambat dan tidak rapi—tak seperti Cinta yang rapi serta lingat. Sedikit perasaan iri, sekaligus kagum, menyapanya. Dalam hati, ia berjanji bahwa ia akan mempelajari cara kerja Cinta agar sang raja puas dengan pekerjaannya.

"Maafkan hamba, Yang Mulia." Alif menundukkan kepalanya sebagai permohonan maaf.

Andi menggeleng pelan. "Tidak. Kau tidak perlu meminta maaf padaku. Kerjamu juga bagus, walau tidak secepat Cinta. Dia lebih paham apa yang kubutuhkan karena dia lebih lama bersamaku. 10 tahun dia berdiri di sampingku hingga ia tahu semua kebiasaanku. Jadi wajar kalau dia lebih cekatan daripada kau," jelasnya membuat Alif merasa sedikit senang. Pemuda itu bahkan tak bisa menyembunyikan senyum yang mulai merekah.



------------------
405.11122021
Nah! Apa sekarang Andi masih jahat? Kayaknya gak yak?  Tolong jangan bahas-bahas masa lalu Andi yak.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro