Setelah selesai Fela menutupi nodulanya dengan berbagai alat perang cewek—make up—ia pun tersenyum puas. Tepat saat ia menyambar tasnya, bel kontrakannya berbunyi. "Ya,  sebentar," ucapnya setengah teriak.

Betapa terkejutnya ia saat melihat siapa yang datang mengunjunginya. Wajahnya memerah seketika,  dengan amarah yang sudah memuncak,  ia berkata dengan nada tertahan,  "Cepat katakan apa maumu,  lalu pergi dari sini."

Lelaki itu,  Andri, tak berkata apapun hanya menyodorkan sebuah kartu undangan pernikahan berwanra silver dengan desain simpel yang terlihat sangat manis.  Saat itu,  pikiran Fela sangat kosong hingga ia hanya menerima kartu undangan itu dalam diam. Rasanya ia masih tak percaya akan perselingkuhan Andri dan Andi,  tapi hari ini, saat ia menerima undangan pernikahan keduanya. Perasaan syak itu menguap tak berbekas.

**********
Yuhuuuuuuu
Balik lagi.
Maaf, pendek..
Ini ditulis di sela-sela jam istirahat soalnya
Semoga suka

3 Desember 2018