13. Aku menemukanmu!
Jamaika hanya mengintip sebentar di sana. Sesekali, dia tersenyum, menangis, tersenyum, lalu menangis lagi.
Usai berdiri lama di depan rumah itu, akhirnya Jamaika berbalik. Aku segera keluar dari mobil. Saking penasaran ada apa dan langsung menghampiri Jamaika.
"Jamaika?" panggilku.
Jamaika kaget.
Dia menganga, wajahnya pucat.
"Ga-Gandi?" tanyanya tak percaya. "Bagaimana lo bisa di sini?" Jamaika mengusap air mata di pipinya, berusaha kelihatan tegar.
"Aku kira kamu ke rumah Orchid."
"Kata siapa?" tanya Jamaika.
"Ya kemarin-kemarin kamu bilang sendiri kalau kamu pengen ke rumah Orchid tapi aku cuekin."
Jamaika menatapku sebentar. Dia menengok ke belakang, ke arah rumah tanpa gerbang itu. Dia memegang dadanya. Dia menunduk. Isakan itu kembali buncah setelah sekian lama terbendung.
Menceracam, tanpa pikir panjang, tiba-tiba Jamaika memelukku.
Pelukan tidak kentara, tetapi aku tahu ada luka yang ingin dia sampaikan lewat air mata dan rengkuhan.
--
#TBC!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro