Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ngha!

Gadis cantik yang selalu diikat ponytail selalu memperhatikan seorang pemuda tinggi berambut pirang, awal-awal dia tidak mengerti mengapa dia memperhatikan pemuda itu, dia juga tidak sadar sudah menjadi cheerleader Tim Kyoshin Poseidon.

"Kakei!" seru Mizumachi dari bangku pinggir lapangan.

Kakei pun berjalan mendekati Mizumachi setelah melepas helmnya, dia bertanya kenapa dipanggil walaupun Mizumachi memang sering memanggilnya tanpa ada alasan yang jelas.

"Kakei."

"Apa?"

Mizumachi tidak menjelaskan kenapa dia memanggil Kakei, Kakei sih mencoba untuk biasa aja walaupun aslinya dia kesal.

"Ada Akaba jemput," katanya sambil menunjuk sisi lain lapangan.

Kakei tidak terpancing dengan kata-kata Mizumachi. "Hmph, aku tau kamu bohong."

"Beneran Kakei, dia jalan kesini," tambahnya, lirikan matanya tidak ke Kakei tetapi melihat ke belakang Kakei.

Kakei melipat kedua tangannya di depan dada, ekspresi wajahnya nampak sangat serius. "Jangan bercanda."

Tepat setelah perkataan itu terucap kedua mata Kakei ditutup oleh dua tangan dari belakang.

"Ngha! Aku ga bohong kan?!" Mizumachi terkikik.

"Jangan tertawa Mizumachi."

"Fuh ... siapa aku?"

"Ohira."

"Kakei-senpai aku ada disini!" teriaknya dari belakang Mizumachi sambil berlinang air mata.

"Fuh ... ayo tebak lagi."

"Onishi."

"Aku disebelah Ohira." Ucapannya diakhiri dengan helaan nafas panjang.

Kakei terdiam, sebenarnya dia sudah tau yang menutup kedua matanya adalah Akaba tapi dia tidak mau mengatakannya.

"Ngha! Ayo Kakei-chan tinggal nama itu doang yang tidak disebut," kata Mizumachi sembari berseri-seri.

Kakei membuka mulutnya, tiga manusia yang di dekat Kakei saat ini sangat menunggu nama itu disebut, tetapi sayangnya sutradara tidak mengizinkan Kakei menyebut nama si laba-laba merah.

"Otohime kan?"

Tiga manusia yang menunggu melongo.

"Kakei itu Akaba, masa Otohime sih," kata Mizumachi.

"Aku tidak mau menyebut namanya."

"Fuh ... tangan ini tidak akan lepas kalau kamu belum menebaknya dengan benar Kakei-kun."

"Imi birthday fic Mizumachi, kenapa jadi kita yang sok asik?"

"Ngha! Kakei-chan menderita aku seneng kok." Mizumachi mengatakannya seenak jidat.

Wajah Kakei makin kelihatan cemberut. Mizumachi nyengir tanpa dosa.

"Dan kamu Akaba, memangnya aku ga sadar? Kamu harusnya tidak bisa menutup kedua mataku."

Tiga mahluk berlabel tiang listrik melirik ke belakang kamera, mereka bisa melihat si kameramen dan sutradara tengah menahan tawa, mereka menertawakan apa? Silakan tebak-tebak sendiri saja.

Setelah perkara mata Kakei yang ditutup terbitlah kekepoan Mizumachi, hal yang sempat dia lupakan muncul kembali dalam benaknya.

"Kakei, Kakei!"

"Apa Mizumachi?"

"Ketua cheerleader kita tuh Otohime kan?"

Kakei yang sedang mengelap keringatnya menggunakan mengangguk mengiyakan pertanyaan Mizumachi. "Emang kenapa?"

Bibir Mizumachi maju. "Gapapa, aku cuman ngerasa dia suka memperhatikanku saja."

Sebelah alis Kakei terangkat, tumben sekali Mizumachi peka dengan hal seperti ini, tingkah Mizumachi yang kenakanak mungkin memang menarik perhatian orang-orang. Sebentar, seingat Kakei Mizumachi pernah pacaran tetapi Kakei hanya tau sampai situ saja.

Tidak tahu mereka sudah putus atau belum.

"Tumben."

"Kakei sendiri semenjak Akaba suka merhatiin jadi peka."

Kedua mata tajam Kakei menyipit. "Apa maksudmu?"

Mizumachi memalingkan wajahnya, lalu menaruh kedua tangannya di belakang kepala. "Tidak ada maksud apa-apa kok~."

"Ngha! Kakei jadi gimana? Apa pendapatmu?"

Kakei masa bodoh perihal hal tadi, Mizumachi sampai mengubah topik itu hal yang jarang ditemui, mungkin apa yang sedang dipikirkannya benar-benar serius.

"Kamu bisa tanya langsung pada Otohime." Kakei bisa bilang seperti ini karena dia orang to the point tidak suka bertele-tele, daripada membuat pusing orang dengan basa-basi yang dilontarkan mending langsung ke intinya.

Saat Kakei mulai risih dengan tingkah laku Akaba, dia juga sampai mengatakan kalau Akab sudah melakukan pelecehan.

"Tanyanya gimana? Kakei ada ide?"

"'Kamu suka sama aku?' gitu saja." Kakei memberi saran dengan wajah serius, kelihatan sekali jawaban itu tidak dia pikirkan sama sekali.

Hening pun terjadi setelah semuanya mendengar pernyataan Kakei, entah karena mereka masih berada di lapangan atau tidak, Kakei terlalu serius, bisakah kembalikan Kakei dengan sifat tsundere-nya? Selagi ini hanyalah genre komedi-romansa bukan action-thriller yang membutuhkan keseriusan.

Mizumachi akhirnya bereaksi. "Kakei terlalu serius."

"Memangnya kamu mau aku menjawab apa? Mengajaknya jalan-jalan? Terakhir kamu ke taman bermain kamu malah putus dengan pacarmu itu."

Ekspresi Mizumachi makin masam mendengar kata-kata Kakei, Mizumachi tidak suka Kakei berkata seperti itu, mungkin keberuntungannya sedang jelek saja dan Mizumachi yakin untuk kali ini Otohime berbeda dari dua mantan pacarnya.

"Fuh ... tenang saja Mizumachi, aku juga pernah diputusin Kakei-kun sehabis jalan-jalan."

Kakei pun menjadi sorotan seketika, ekspresi wajah Kakei yang serius tiba-tiba saja dihiasi rona merah. "Jangan melihatku seperti itu."

Setelah pembicaraan ini ditutup, mereka pun berganti baju, sebelum ganti baju Mizumachi berjalan mendekati Otohime yang sedang memasukan pom-pomnya ke dalam tas.

"Otohime."

Otohime terkejut saat dirinya ditutupi oleh bayangan dari atas dan ketika dia meliha ke sumber suara, dia langsung berdiri, ekspresi wajahnya terlihat sangat gugup. "Y ... ya Mizumachi?" Otohime mengangkat kepalanya naik, dia tidak percaya Mizumachi dari dekat seperti raksasa dan tinggi sekali.

"Gimana ya ngomongnya, selagi besok libur mau temenin aku jalan-jalan ga?"

Kedua tangan Otohime bergerak ke belakang punggung, kedua pipinya memerah. "Ehhh?" Tubuh Otohime bergerak maju dan mundur, gadis berambut coklat ini salah tingkah, tiba-tiba diajak jalan oleh orang yang disukanya sungguh membuat jantungnya berdeup dengan kencang sampai tidak bisa berdiri diam.

"Jalan-jalan kemana?"

"Eh kemana ya? Kemana aja!"

Sebuah tanda tanya muncul di atas kepala Otohime, bingung juga kalau Mizumachi jawabannya seperti itu, karena itu bisa membuatnya berpikir ke tempat yang cukup berbeda dan jarang didatangi orang-orang semacam makan di akringan bawah jembatan. Makan di akringan menurutnya tidak buruk apalagi saat suasana yang dingin dan angin besar selalu datang tanpa tahu waktu.

"Kita ketemuan di mana dan jam berapa?"

Ekspresi polos Mizumachi terlihat bingung, dia tidak memikirkannya sampai situ, dia juga tidak tahu dimana rumah Otohime jadi tidak bisa menyebut tempat yang cocok menjadi tempat ketemuan. Dahi Mizumachi mulai berkerut, dia sedang berpikir keras. Mizumachi diam selama beberapa detik, lamunan Mizumachi pecah saat Otohime memanggilnya.

"Ahahaha ... maaf-maaf, aku tidak terpikirkan tempat ketemuannya, mungkin yang dekat dengan rumahmu saja."

"Eh benarkah? Kalau jauh dari rumahmu gimana?"

"Tidak apa kok."

"Yasudah deh, kalau begitu ... taman kota saja yang ada menara jam di tengah-tengahnya, kupikir di dekat situ banyak tempat yang bisa kita kunjungi."

"Sip, lalu jamnya?"

"Jam 11 kupikir bagus."

"Oke deh, jam sebelas di taman kota ya." Mizumachi melambaikan tangannya lalu pergi setelah mengatakan, "Sampai jumpa besok Otohime~!"

--MIZUMACHI & OTOHIME--

Keesokan harinya ada 4 orang sedang menyamar, dua orang duduk di bangku dan dua orang lagi bersembunyi di belakang bangku kosong. Tidak ada cerita romansa tanpa penguntit handal atau bisa dibilang mereka hanya khawatir dengan Mizumachi. Ohira dan Onishi udah berpakaian ala Sharelock Holemes dan Dokter Wattoson, binokular dan catatan kecil sudah ada di genggaman mereka.

"Fuh ... kita ngapain disini?"

"Kamu sendiri kenapa ikutan, dan jangan bawa-bawa gitar nanti kita ketahuan," bisik Kakei yang sedang pura-pura membaca koran.

"Fuh ... tidak bisa Kakei-kun, aku tidak bisa lepas dengannya."

"Pilih lepas gitar itu atau kita putus?" tanyanya dengan nada mengancam, tatapan matanya sangat serius, sepertinya kalau Akaba tetap pada pendiriannya Kakei benar-benar akan melakukan apa yang dia katakan barusan.

Akaba pun pasrah memberikan gitarnya pada salah satu staf yang berpakaian serba hijau, untuk cerita ini Akaba harus berpisah dengan kekasih nomer satunya agar tidak diputusin sama kekasih nomer duanya.

Fokus kembali ke Mizumachi yang masih menunggu Otohime, lima menit berlalu Otohime baru saja datang dengan wajah panik karena ternyata dia datang telat ke tempat ketemuan, takut sudah membuat Mizumachi menunggu lama. Otohime bukan perempuan yang menghabiskan berjam-jam di depan cermin hanya untuk berdandan atau memilih baju yang bagus demi bisa tampil mempesona.

Otohime hanya telat bangun karena semalam dia tidak bisa tidur akibat exicted diajak jalan-jalan sama Mizumachi.

"Maaf sudah membuatmu menunggu lama." Otohime membungkukkan badannya berulang kali sembari meminta maaf.

"Tidak apa-apa kok, aku baru sampe juga," balas Mizumachi.

Syukurlah ..., Otohime menghembuskan nafas lega.

Keduanya berbincang-bincang terlebih dahulu, keduanya sempat tertawa bersama kelihatannya mereka sedang membicarakan hal yang lucu, diantara 4 penguntit itu ada yang penasaran dengan apa yang dibicarakan, masalahnya Mizumachi sampai bergaya layaknya seorang gitaris yang langsung mengingatkan mereka dengan orang itu.

"Eh jadi kenapa suka Akaba-san suka datang ke Kyoshin untuk jemput Kakei?"

"Iya, mereka juga sering berantem tapi malah jadi membuat mereka kelihatan sangat akrab."

"Lucu sekali mereka."

"Iya kan? Hahaha ...." Mizumachi tiba-tiba saja berhenti saat merasa tengkuknya dingin, seperti ada yang sedang menatapnya tajam ingin membunuh, tubuhnya tiba-tiba merinding. Mizuamchi menengok ke kiri dan belakang memastikan sesuatu yang telah membuatnya merinding.

"Kenapa Mizumachi?"

"Gapapa, ayo-ayo kita jajan."

Pertama mereka berhenti stand yang menjual popcorn dan arumanis, mizumachi membelikan Otohime arumanis berwarna biru, Otohime menerima dengan senang hati."

"Mizumachi."

"Apa?"

Otohime tidak langsung menjawab, dia memperhatikan wajah Mizumachi terlebih dahulu, dilihat lebih dekat wajahnya terlihat seperti anak kecil, lucu. Otohime ingin mencubit pipinya. Otohime menggelengkan kepala sembari tersenyum.

"Tidak apa-apa, hanya berpikir ini seperti mimpi saja."

"Begitu ya."

Keduanya menikmati detik demi detik, walaupun keduanya tidak terlalu banyak bicara. Mizumachi yang pecicilan seketika hilang setelah berdiri bersampingan dengan Otohime, tetapi mereka tetap bisa merasakan senang, rasa senang yang bergejolak sampai membuatmu tidak tahu harus berbicara apa sampai akhirnya malah kelihatan salah tingkah.

"Makasih."

"Tiba-tiba Otohime mengucapkan terima kasih.

"Hm?"

"Aku tidak pernah merasa senang seperti ini sebelumnya."

"Ngha! Aku juga snenang, kapan-kapan kita jalan-jalan lagi ya."

"Eh?" Wajah otohime memerah, dia langsung menundukkan kepalanya. "Bo ... boleh ...."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro