11. Aries + Advisnya
Lima orang remaja dengan dandanan yang berbeda sedang duduk di sebuah ruangan yang lumayan luas dengan buku dihadapan masing-masing. Seorang pemuda berambut cepak dengan wajah tengil terlihat bosan. "Woi! Gue bosen nih." Namun tak ada yang mengacuhkannya.
Senyum jahil terbit di wajah tengilnya. Diliriknya Aries yang sedang sibuk membaca. Dengan perlahan ia berjalan ke arah Aries, ingin menjahilinya. Tangannya terulur perlahan untuk mengambil ponsel Aries yang tergeletak tak jauh dari sang empunya. "Aldi!" ucap Aries dengan nada memperingati.
Jeni dan Setya cekikikan melihat Aldi yang mati kutu. Sedangkan Aldi memberengut kesal. Ia mengira Aries tidak tahu, namun ternyata Aries tahu. Aries memang hebat. Diliriknya Aries sekali lagi. Mencari cara untuk menjahilinya kembali. Sebuah ide terlintas di otak piciknya.
"Gue keluar, mau beli makanan." Dengan langkah gontai ia keluar dari pintu depan dan tanpa sepengetahuan yang lainnya, ia kembali masuk melalui pintu belakang. Ia cekikikan tidak jelas ketika melihat tidak ada seorang pun yang menyadari kedatangannya.
"Aldi, Lo kalau gak mau dikerjain jangan kerjain orang!" Aldi terlonjak kaget ketika advis Aries menyapa telinganya. Suara Aries terdengar sangat dekat. Dan benar saja, ketika ia menoleh, Aries berada tepat di belakangnya. "Lo itu dibilangin bandel banget sih? Gue bilangin sekali lagi ya. Kalau Lo gak suka diejek, jangan ejek orang. Kalau Lo gak suka ditampar, jangan tampar orang. Kalau lo gak suka dijailin, jangan jailin orang. Ngerti?"
"Maaf, Ar. Gue kan bosen. Makanya gue pengen ngerusuh bentar. Lagian kita udah belajar dari tadi juga. Dan sekarang lo malah ngasih gue advis-advis lo itu. Ampun deh gue."
Day 11
Keyword : Advis
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro