Kapabel
"Lo udah denger? Katrin makin eksis aja dia."
"Iya. Anak-anak pada sering ngomongin dia sekarang."
"Katanya dia abis dilabrak ya sama alumni?"
"Hah? Masa iya? Biarpun Katrin nyebelin, tapi dia emang cantik sih, pandai, pinter ngomong."
"Iya sih, tapi sayang, mulutnya itu bringas, kejam."
Aku menahan diri untuk tidak keluar dari bilik toilet. Bukan karena aku takut pada mereka. Hanya saja, aku sedang malas bertengkar dengan siapapun.
Aku hanya bersandar di dinding, melipat kedua tangan, berharap dua gadis penggosip itu segera keluar dari toilet. Agar aku juga bisa pergi.
"Tapi katanya dia tuh bukan anak orang tajir. Cuma karena dia pandai aja, makanya gayanya songong gituh."
"Gue juga jarang liat dia di luar jam sekolah. Jarang gaul dia kayaknya."
Aku melihat jam di pergelangan tangan. Sudah terlambat 10 menit dari bel masuk.
Maka dengan santai aku berjalan keluar bilik toilet, mencuci tangan di wastafel. Tentu saja hal itu, membuat kedua gadis penggosip tadi terdiam, mereka melirikku takut-takut, juga salah tingkah. Seperti pencuri yang tertangkap basah.
Aku cuek berjalan keluar toilet. Sebodo amat dengan dua gadis tadi.
Selesai.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro