Cekang
Suara pendingin ruangan terdengar halus di telingaku. Entah sudah berapa lama aku berada dalam ruangan ini. Entah kemana perginya dua lelaki berpakaian formal tadi yang seperti mengintrogasiku.
Menanyakan hal-hal yang tak kumengerti sama sekali. Mungkinkah ini mimpi? Tetapi kenapa terasa nyata sekali?
Aku tak tahu kenapa aku bisa berada di ruangan ini. Hal terakhir yang kuingat adalah pagi hari saat aku sedang menyetir mobil, berangkat ke kantor.
"Sayang, aku datang."
Aku tersentak. Itu suaraku. Televisi besar di tengah ruangan menyala. Aku berjalan mendekat ke sana. Berdiri di depan televisi tersebut.
Di layar itu terlihat aku, di apartemen kekasihku. Aku menyiapkan sarapan, seraya menunggunya selesai mandi.
Sarapan telah siap tersaji. Kekasihku duduk bersiap menikmati sarapan paginya yang telah kusiapkan, saat aku menusukkan pisau dapur dari belakang. Pisau itu menembus kursi lalu melukai punggungnya. Darah segar segera mengalir dari sana. Tak cukup sampai disitu, aku terlihat memutar-mutar pisau tersebut.
"Kamu tahu apa warna darah? Lihatlah." ucapku lantas tertawa kencang-kencang.
Deg! Aku menggelengkan kepala. Wanita dilayar itu terlihat seperti aku, begitu mirip denganku. Tapi, aku tak akan melakukan hal seperti itu. Aku membenci kekerasan, apapun bentuknya. Dan aku tak pernah melakukan hal seperti yang terlihat pada layar.
Itu bukan aku! Jelas-jelas bukan aku! Aku tidak pernah melakukan hal seperti itu. Tidak pernah dan tak akan pernah.
Setelah menusuknya dari belakang, wanita di layar yang terlihat seperti aku itu memainkan pisaunya di wajah si pria, seperti seorang anak kecil yang begitu senang dengan mainan miliknya.
Tidak! Itu bukan aku! Aku hampir kehilangan keseimbangan. Perutku mual melihat apa yang ditampilkan di layar.
Dua orang lelaki yang tadi mengintrogasiku kembali masuk ke ruangan. Layar televisi mati.
"Sudah mengingat semuanya?" tanya lelaki yang memakai kacamata.
Aku menjerit histeris. Mereka bercanda! Jelas aku tak melakukan semua itu. Ini semua hanya mimpi.
"Kamu tidak apa-apa?"
"Kalian tahu apa warna darah? Lihatlah."
Selesai.
***
Baru di upload pagi ini karena jaringan kemarin nggak memungkinkan. Namun, cerita sudah di setor menjelang jam 11 malam. Jaringan😢
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro