23. Pergi ke Dubai
Dipenghujung tahun 2017 ini Zera hanya bisa pasrah dengan keaadan. Ditemani secangkir cokelat panas dan cemilan favorit-nya ia duduk di balkon kamarnya sambil memangku laptop yang menampilkan sederat kata yang hanya dimengerti oleh orang-orang pembaca science fiction. Ia memang menyukai novel ber-genre science fiction daripada roman picisan yang biasa Vanny dan Jessica pinjam di perpustakaan sekolah. Uhh ... mengingat nama kedua temannya membuat hatinya sakit.
Zera memejamkan matanya sejenak. Sekelebat bayangan ia dan Arman yang memasuki toko buku lalu membeli berbagai macam judul buku untuk bahan belajar dan hobi, memakan bekal bekal di bawah pohon ceri, lunch diselingi obrolan tentang tokoh dalam buku, hingga membolos saat les karena ingin membaca bersama sampai lupa waktu.
Ia ingat betapa senangnya mendapat teman sebaik dan sepengertian Vanny dan Jessica saat SMP. Betapa bahagianya saat mereka sekolah di SMA yang sama. Menghabiskan waktu bersama untuk mengisi weekend.
Ia mengingat memori tentang Tita yang mengajaknya duduk bersama, mendekati dirinya dan berusaha menjadi chairmate yang baik, membantunya saat kesusahan, bahkan tak peduli saat ia memarahinya.
"Zera, jangan tidur terlalu malam. Besok kita pergi ke Dubai pukul empat pagi," ujar ibunya di balik pintu kamar.
"Iya, Ma."
Zera merapikan barang-barangnya dan membawanya masuk ke kamar. Ia sudah packing dan tugasnya sekarang menungu esok pagi.
•••
Bogor, 30 Desember 2017
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro