Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Wahai Teko Ajaib


Anubis uring-uringan di kediamannya. Ketika lagi asyik nonton di layar kaca tiba-tiba mati sendiri tv nya. Laki-laki itu mendecak sebal. Dia membanting remote tv lalu dia ambil kembali lagi.

Dia berjalan menuju jendela dan membukanya. Di bawah suara riuh rendah menggema. Anubis hafal suara siapa saja di sana.

Anubis segera mencari senter lumayan besar. Untunglah ada benda yang dia beli beberapa hari yang lalu di dunia atas. Seisi ruangan terang benderang. Laki-laki itu bernapas lega.

Perutnya keroncongan, dia mengelus perutnya yang rata. Kakinya melangkah menuju rak makanan. Kosong. Oiya lupa, Beren libur masak hari ini. Pria berparas rupawan melirik teko bewarna merah muda dengan ukiran bunga di meja.

Senyum lebarnya semakin lebar. Aha, dia teringat dengan film Aladin. Dewa Kematian itu segera ke ruang tengah. Di raihnya teko dan berucap, "Wahai teko yang katanya ajaib, kabulkan permintaanku."

Seketika saja teko yang semula kosong terisi kembali. Bau teh menyeruak menusuk indera penciumannya. Karena lapar dan haus dia menuangkan ke cangkir. Sang dewa menyesap teh sampai habis.

Karena panas dan AC tidak menyala dia membuka kemeja hitam andalan dan bertelanjang dada. Dia terus menuang ke dalam cangkir. Entah berapa kali dia minum teko itu terus terisi.

Anubis tidak kuat. Perutnya semakin lapar. Dia berjalan ke jendela. Dia heran beberapa orang-orang memandangnya terpesona. Ah ya, ia bertelanjang dada. Seketika saja wajahnya merona.

Anubis duduk di sofa, meraih teko warna merah muda. Dia usap perlahan seraya berkata, "Wahai teko ajaib, aku lapar. Berikan aku makanan yang enak."

Teko itu bergerak. Tutupnya terbuka. Muncul sebuah tangan membawa senampan makanan lezat. Tentu saja Anubis terkejut, itu tangan siapa? Dia membuka teko dan isinya kosong. Anubis bergidik ngeri.

Hiyy!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro