Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lily Valley


Floriografi ....

Wajahmu bagaikan rembulan ....

Anubis menggulung kertas tak bersalah lalu lempar ke lantai. Pria itu mulai frustasi. Sebelum kebersamaan dengan si gadis itu berakhir, dia ingin menulis surat.

Anubis adalah pria yang dingin. Dia tidak pandai merayu apalagi berkata gombal.  Baginya itu hal paling sulit.

Ra menyuruhnya menulis sepucuk surat. Katanya kalau sudah selesai, Thot yang akan mengantar atau si Horus. Anubis menolak. Dia ingin mengantar suratnya sendiri. Dengan syarat ditemani Thoth.

Anubis frustasi. Dia tidak bisa menulis puisi. Dari tadi belum menulis sedikit pun. Beranjak dari kursi nya menuju jendela. Di sana berdiri memandang beberapa bunga Lily tumbuh di halaman istana.

Lily ya ....

Tiba-tiba dia mendapat ide. Entah bagus atau enggak pria dijuluki Dewa Bawah Tanah mencoba menulis kembali.

Kephri ....
Bagiku kamu adalah bagaikan matahari. Yang selalu menyinari hatiku. Bersamamu aku selalu merasa bahagia.

Hatimu putih, suci, bersih seperti pakaian habis dicuci.
Kamu bagaikan bunga Lily di lembah. Kemurnian dan kepolosan dirimu telah menawan separuh jiwaku.

Ku harap kamu suka bunga dariku.

Lop, Anubis.

Anubis tersenyum puas. Dia memasukkan amplop hitam dan di beri cap mawar merah. Sekarang dia ingin ke dunia atas sekalian beli bunga. Namun, atas saran Thoth biar pengawalnya yang membeli bunga yang diinginkan. Anubis setuju.

Pria itu mondar mandir di depan istananya. Alangkah terkejutnya dia, pengawal Thoth malah membawa bunga yang ugh ... baunya minta ampun.

"Bunga apa ini?!" raung Anubis seraya menutup hidungnya.

"Bunga langka, Tuan. Raflesia Arnoldi," jawab si pengawal percaya diri.

"Ini bunga bangkai, tahu!" Kali ini Anubis benar-benar murka. Harusnya dia tidak langsung percaya saja omongan Thoth. "Matilah kaliaaaan!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro