Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

19. After 30 Days (3)

Congratulations, you are at the end of this story!

One thing you should know, jangan berharap lebih sama endingnya😂👌.


***

Taehyung tidak pernah menganggap Irene mudah, kok. Sama sekali tidak pernah. Apalagi setelah kesalahan yang dilakukannya ini, sebodoh apapun Taehyung, dia masih sadar diri.

Seperti saat ini, tiba-tiba tangan mungilnya menyentak tangan Taehyung yang membawa koper milik wanita itu tanpa mengatakan apa-apa. Taehyung diam membiarkan Irene berlaku sesukanya. Mengikuti langkah Irene dari belakang memperhatikan punggungnya. Langkah Irene menuju kamar adiknya yang berada di lantai bawah.

"Joo?" Heran, tentu saja laki-laki itu heran.

"Aku tidur di kamar Jinyoung saja," sahut Irene menangkap intonasi penuh tanya pada panggilan Taehyung.

"Kenapa?"

"Taehyung, aku-" Irene memutar badannya, "aku tidak bisa tidur denganmu."

Pernyataan dingin dari Irene sontak membuatnya terkejut. Sebenarnya, ada rasa aneh dalam diri Irene memikirkan ia tidur dalam ruangan yang sama dengan laki-laki yang bahkan telah mengkhianatinya.

Iya, Irene tentu saja dengan dari Jimin kalau Jimin menemukan Taehyung tertidur pulas di kasur selingkuhannya. Siapa namanya? Irene tidak mau mengingatnya.

Meskipun Jimin hanya menjelaskan itu, pikiran Irene melayang jauh. Bagaimana kalau-

Taehyung 'tidur' dengan selingkuhannya? Saling menyentuh. Menci- ugh. Itu menjijikan. Bisa saja, kan? Oke, bukan bisa. Menurut Irene sembilan puluh persen hal itu terjadi.

Membayangkannya saja membuatnya... apa ya? Jijik? Demi Tuhan itu menggelikan. Juga menyakitkan.

"M-maaf, aku belum bisa." Irene menunduk setelah melihat senyum getir terlukis di wajah pria itu. "Rasanya sulit, karena membayangkan hal-hal menjijikan yang sudah kau lakukan bersama wanita lain. Maaf."

"Tidak apa," ujar Taehyung pelan. "Tidurlah."

"Rasanya menyedihkan sekaligus menyakitkan bukan Taehyung? Tapi itu semua belum setimpal dengan apa yang Irene alami karenamu." Batin dirinya berkata.

Taehyung tidak bisa  bilang bahwa ia baik-baik saja. Setidaknya, Irene mau menginjakkan kakinya di rumah ini lagi. Dia tau, akan banyak lagi perlakuan Irene yang akan melukai perasaannya. Dia, dia yang membuat Irene memperlakukannya begitu. Karena Irene tidak pernah memperlakukannya dengan buruk seumur Taehyung mengenal wanitanya.

You reap what you sow

Di harus menanggung konsekuensi atas segala perbuatannya.

"Joo, maaf." Di depan pintu kamar yang tertutup itu Taehyung berharap Irene mendengarnya. "Maaf untuk semuanya. Aku tau kamu muak mendengar maafku. Tapi aku benar-benar meminta maaf padamu. Aku hanya ingin kamu tau, aku tidak pernah sekalipun 'tidur' dengan wanita lain. Demi Tuhan, aku tidak pernah melakukannya. Tidak apa kalau kamu tidak percaya. Hanya saja, aku bersungguh-sungguh."

Dia jujur. Dia tidak pernah melakukannya dengan Jennie. Karena setiap ada pikiran bejat itu, selalu terpikir Irene. Seberapa dosa yang akan ditanggungnya terhadap Irene.

Huh, kalau begitu kenapa dari awal ingin selingkuh tidak terpikir Irene?!

"Aku juga tidak mengerti." Taehyung tertawa lirih meratapi semua kesalahannya. Tidak ada gunanya.

Ini baru awal. Karena selanjutnya, ia harus berjuang lebih keras lagi untuk memperbaiki kesalahannya.

Tanpa laki-laki itu tau, Irene menangis tanpa suara. Menutup mulutnya menahan isakannya terdengar oleh Taehyung. Karena apa? Karena Irene tidak terbiasa berbicara kasar yang menyakiti orang lain. Ketika melakukannya pada Taehyung ia juga merasa bersalah melihat raut wajah Taehyung.

Dan Irene dengar dengan jelas penjelasan Taehyung. Bodohnya, tanpa ragu dia percaya. Penjelasan itu membuatnya sedikit lega meskipun ia masih tidak bisa menghilangkan rasa enggan-nya pada Taehyung.

***

Hari berikutnya masih sama, bahkan Taehyung menangkap bahwa Irene takut padanya. Bukan, lebih tepatnya dia tidak nyaman. Apalagi ketika Taehyung tidak sengaja skinship dengannya, dia gemetaran.

Itu benar-benar menyakiti hatinya. Demi Tuhan, lebih baik Irene menyakitinya dengan perkataan. Dia akan menerimanya sekasar apapun. Daripada seperti ini, rasanya seolah-olah Taehyung ini orang asing yang berusaha mengusik kehidupan wanita itu.

Jadi, perjuanganmu sampai sini saja, Kim Taehyung?

Tidak. Tentu saja tidak. When you think to stop, think why you start. Ia ingat, kenapa ia bisa memulai semuanya dengan Irene. Bertemu dengannya, hidup bersama dalam waktu yang tidak sebentar, kerap bertengkar karena beberapa alasan, punya Keira, separuh waktu di hidupnya itu berkaitan dengan Irene. Alasannya sederhana, karena ia mencintai  wanita itu.

Maka dari itu, Taehyung memukul kepalanya. Ia mau mengenyahkan pikiran untuk berhenti membuat Irene kembali seutuhnya. Ia juga berharap kesabarannya bisa diisi ulang. Iya, kesabarannya untuk hal-hal yang dilakukan Irene untuk menghabiskan kesabarannya pada esok hari, lusa, hari setelah lusa, dan seterusnya seperti,

Irene tidak memasak untuknya. Dia bilang, "oh? Aku kira kamu tidak mau memakan masakanku lagi. Mian." Memang , Taehyung senang Irene bicara padanya. Tapi,

Kamu bahkan menyelingkuhi Irene, Taehyung. Jadi perbuatan kecil menyebalkan seperti itu tidak ada bandingnya.

Kalimat itu seperti reminder bagi kesabarannya. Seperti tertempel kuat di dahi Irene setiap kali Taehyung sakit hati akan perlakuan dinginnya.

Atau yang seperti ini, ketika dia duduk di hadapan televisi untuk menonton siaran kesukaannya yang entah kapan terakhir kali Taehyung liat, the return of superman. Irene tiba-tiba duduk di sebelahnya dengan memberi jarak. Taehyung senang bukan main. Kemudian dia mencoba membuka obrolan agar suasananya tidak secanggung itu meskipun ia mati-matian mengumpulkan keberaniannya. Mewanti-wanti respon Irene, kalau saja direspon. Kalau tidak?

"Naeun lucu ya?"

"Hm? Anak perempuan itu?" Irene meresponnya sambil mengunyah macaron, demi Tuhan alam semesta.

"Iya. Aku-" Taehyung ragu mengatakannya. "Aku jadi rindu Keira."

"Kamu mau punya anak perempuan lagi?" Pertanyaan Irene membuat Taehyung terkejut setengah mati. Dia tidak salah dengar, kan? Apa itu artinya? Bagaimana ini? Bagaimana menanggapinya?Sedangkan Irene masih santai mengunyah macaronnya memandang lurus ke arah televisi.

"A-aku tidak masalah kok, anak perempuan atau laki-laki."

"Kalau perempuan, nama Kim Jennie tidak buruk juga ya, Tae? Siapa tau bisa mengobati rindumu. Tapi jangan, aku tidak mau membenci anakku, setiap kali aku memanggilnya nanti aku jadi kesal."

Irene bangkit meninggalkan Taehyung dengan sejuta keterkejutannya. Dia hanya bisa meneguk ludah. Waktunya isi ulang kesabaran.

***

Ayah menelpon Taehyung, menanyakan kabar Irene. Taehyung bilang segalanya, seminggu ini Irene masih tidak ingin tidur di kamar mereka. Berbicara seadanya, tidak mau menatap, intinya menghindari Taehyung untuk tidak terlalu dekat padanya.

Ayah bilang, ada satu cara untuk meluluhkan Irene kalau sabar menghadapi wanita itu tidak menghasilkan apapun. Makanya, hari ini Taehyung mengikuti saran Ayah. Bukan karena ia tidak sanggup akan kelakuan Irene, dia merindukannya. Ia tidak mau bertengkar lebih lama dengan Irene.

Hhh, semoga berhasil, aktor Kim.

"Joo?" Taehyung mengetuk pintu kamar Irene, tidak berani masuk begitu saja. Ia tidak mau melihat raut tidak suka itu. "Bisa aku bicara sebentar?"

"Bicara apa?"

Irene enggan membuka pintu kamarnya.

"Bisa buka pintunya sebentar?"

"Aku tidak mau. Aku tidak mau bicara denganmu kalau itu tidak penting." Taehyung tidak tau, maksud tidak penting bagi Irene di sini adalah, ia terlalu takut kalau pembicarannya dengan Taehyung hanya menyakiti perasaannya. Ia benci itu.

"Ah, baiklah. Maaf mengganggumu." Taehyung melangkah menjauhi kamar Irene sampai terdengar derit pintu yang dibuka.

"Mau bicara apa?"

Assa! Taehyung tau itu, Irene tidak akan setega itu. Pura-pura pasrah hanya bagian dari rencananya. Taehyung akhirnya berjalan mendekat sampai jaraknya hanya beberapa senti saja dari Irene. Tidak kok, dia hanya ingin bicara.

"Aku tidak tau harus mulai dari mana," kata Taehyung memandangi Irene lekat. Irene balik menatapnya, mendongakan wajah karena tubuhnya terlalu pendek dibanding Taehyung.

"Tidak usah basa-basi. Katakan saja ada apa?" Perasaan Irene tidak enak. Ia harap Taehyung tidak mendengar bunyi detak jantungnya.

"Aku terlalu memaksamu, ya?"

"Hm?" Irene tidak paham.

"Aku terlalu memaksakan kehendakku," jelas Taehyung dengan tawa kecil. "Untuk menahanmu di sini. Pasti kamu tidak tahan denganku."

Maksudnya apa sih? Irene benar-benar tidak paham dan enggan memahaminya. Firasatnya mengatakan ini hal buruk.

"Bicara yang jelas, Taehyung."

"Maaf. Maaf karena aku memaksamu kembali ke rumah. Kembali padaku. Namun seminggu ini, aku tau jawabanmu. Kamu pasti sangat membenciku? Jadi," katakan pada Taehyung sudahkah ia terlihat menyedihkan?

"Jadi, Joo, sekarang terserah kamu. Kalau kamu tidak ingin bersamaku lagi, aku akan menerimanya."

Firasat Irene benar. Ia menatap Taehyung tidak percaya karena ucapannya. Sungguh? Sampai sini? Semudah itu Taehyung menyerah? Memangnya seburuk apa kelakuan Irene terhadapnya?

"Aku  tidak akan memaksamu lagi. Kalau kamu mau berpi- argh!" Taehyung menatap Irene kaget setelah wanita itu menamparnya, bertepatan dengan air mata yang meluncur mengalir di pipinya.

"Joo-"

"Bajingan, aku membencimu," seru Irene mengepalkan tangannya kuat. Untuk pertama dalam hidupnya, ia mendengar Irene mengumpat padanya.

"Memangnya apa yang aku lakukan padamu? Huh? Kau pengecut. Nyalimu hanya sebesar ini untuk mempertahankanku. Tidak usah beralasan aku yang tidak tahan, bilang saja kau bosan padaku!" Irene menangis keras-keras tanpa dia tau dia telah dibodohi. Taehyung mati-matian menahan senyum gelinya. Meraih Irene ke dalam dekapannya.

Taehyung bersyukur, dia tidak menolak. "Hei, kenapa menangis? Hm? Maaf. Aku minta maaf. Iya aku memang bajingan, Joo. Berhentilah mencintai bajingan ini."

"Kau tidak berhak mengatur perasaanku. Kau bukan Tuhan."

Jadi Irene masih mencintainya kan? Terimakasih Tuhan, terimakasih.

"Aku tidak bosan padamu, maaf. Aku hanya takut kamu hanya menderita untuk tetap di sini."

Seems like Taehyung deserves an oscar.

"Bisakah kau singkirkan kata maaf dalam kalimatmu?"

"Tidak bisa. Aku tidak bisa berhenti sampai kamu memaafkanku."

"Diam. Aku memaafkanmu. Hanya saja aku tidak semudah itu untuk percaya lagi padamu."

Taehyung mengelus punggung Istrinya sayang. "Iya, aku tau." Tidak apa. Bisa memeluk Irene kembali saja sudah seperti keajaiban untuknya.

"Kembalilah padaku, Joo."

Taehyung mengatakannya sepenuh hati. Cemas-cemas menunggu jawaban Irene. Ya tuhan, beri dia kesempatan sekali lagi.

"Dasar bodoh. Aku tidak pernah pergi, untuk apa kembali. Kamu yang pergi dariku. Kembalilah padaku, Taehyung."

Boleh Taehyung menangis sekarang juga?

Terimakasih, Joo. Terimakasih Ayah, Terimakasih Tuhan.

Kisah Irene dan Taehyung bukan novel yang sering dibacanya, yang memiliki akhir tragis. Kisah mereka juga bukan gelas yang sudah pecah dan harus dibuang. Kisah mereka, belum berakhir.

Genggam tanganku jangan bimbang
Tak usahlah lagi dikenang
Naif diri yang pernah datang
Jadikan pelajaran

Dengar bisikanku
Coba lapangkan dada kita
T'rima aku apa adanya
Jujur hati yang kita jaga

Bila gundahmu tak menghilang
Hentikan dulu dayung kita
Bila kau ingin lupakan aku
Ku tak tahu apalah daya

FIN




Extra Taehyung side

"Terimakasih jinyoung-a. Kalau kau tidak datang ke rumah pasti aku akan berpisah begitu saja dengan Joohyun. Aku tidak akan menyadari semuanya."

"Hyung masih bersama Noona karena kalian masih ditakdirkan bersama, bukan karena aku."

"Aigoo uri Jinyoung sudah besar. Aku mencintaimu."

"Aish Hyung, cintailah noona-ku."

***








YEAY!!!!! FINALLY.

Endingnya ga elit bgt ya? Maap hehehe. Im sorry if this is wasnt thing you expect.  Anyway, aku ga pinter buat kata2 di ending gt lho, so aku kasih lagu dengar bisikku tu. Kalo yg merhatiin itu pernah muncul di chap sebelumnya.

Karena lagunya cocok bgt gt buat VRene. A reminder to you guys from that song: setiap kapal bisa goyah, tapi mereka bisa istirahat sebentar dan lanjut dayung kapalnya.

#apasiini

IF U KNOW WHAT I MEAN😂 jangan khawatir klo kalian kangen moment vrene and such thing bc u guys dont know what happen out of our control😂👌

THANK U SOMUCH FOR GO ALONG WITH 30 DAYS AND ME THIS FAR!!!!

Pengen mention satu2 rasanya. Tapi takut spam.

Thank u for support and so much love to this story, for even every savage comment. Pokoknya Thank you wasnt enough to say that im so thankful.

Butuh extra chapter ga?:((

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro