Day 8: Bubble Tea (Crossover)
“Apa?” Eto membentak pelaku yang membuat ponselnya berbunyi berulang kali. Kepala berdenyut karena mengejar deadline revisi novel dari penerbit.
“Bukain pagar rumah lo. Kita main nih.”
“Aduh, gue dulu mikir apaan nulis ginian sih? Plot hole ada di mana-mana lagi. Deadline mepet tapi yang harus gue revisi banyak banget,” omel Eto mengabaikan jawaban dari si penelepon.
“Woi, denger gak?”
“Apaan anjir? Gue pusing!”
“Buka pagar lo. Kita udah nyampe.”
“Ck.”
Eto membanting kacamata ke meja. Suara lain terdengar dari ponselnya.
“To, ada bapak lo gak? Nih Juuzou mau minta res—”
“Bisa diam lo nggak, Njing?”
“Gelut gelut. Ayo gelut.”
“Iya iya gue bukain. Diam lo pada, malu gue sama tetangga.”
Eto mematikan sambungan telepon, dengan kepala yang berat dan hati diliputi kemarahan ia melangkah cepat ke pintu depan.
“Hai, Beb! Apa kabs?” Terlihat Aomine Daiki berjinjit, membuat kepalanya muncul dari balik pagar rumah Eto.
“Cot.”
Suara-suara ribut dari balik pagarnya memperburuk suasana hati Eto. Ia mengangkat pengait dan menggeser pagarnya.
“Woi udah, udah. Tuh Eto dah buka pagar,” ujar Eren melerai Juuzou yang memiting leher Taiga.
“Masuk sana!”
“Ayayay, Bu Ketua!” Eren hormat sejenak ke Eto kemudian masuk ke rumah cewek itu. Alasan Eto dipanggil Bu Ketua karena posisinya sebagai ketua kelas 10-2. Kadang ia dipanggil Ibu Negara oleh cowok-cowok itu.
Juuzou melepas pitingannya pada leher Taiga dan menyusul Eren. Tetsuya yang diam saja dari tadi mengikuti teman-temannya. Daiki sudah masuk duluan tanpa dipersilakan.
Kebiasaan emang.
“Sakit, Juu. Barbar amat sih lo,” ujar Taiga—orang yang terakhir masuk—sembari mengelus leher yang nyeri.
“Salah lo ngomong sembarangan.”
Di ruang keluarga rumah Eto, Eren mengeluarkan jajanan yang ia dan teman-temannya bawa. Ada stik mozzarella, kebab, burger, kentang goreng, dan bubble tea.
“Nih, kita tahu lo lagi sibuk-sibuk banget sama novel. Makanya kita bawain boba kesukaan lo,” ucap Eren mengulurkan segelas bubble tea pada Eto.
“Makasih. So sweet banget lo pada.” Eto tersenyum, biarlah ia istirahat dulu sejenak demi meredakan sakit kepala dan kemarahannya.
“Eaaa. Eto baper.”
“Najis.”
Segelas bubble tea brown sugar dan mengobrol dengan teman-temannya sudah cukup membuat mood Eto naik.
[]
Me pas dengar suara sukuna be like:
"Da-daiki? Is that you?"
Pas sukuna dan mahito ketawa bareng me be like:
"Daiki sama sakurai ketawa bareng! Omg!"
Btw... juuzou OOC :(. Ntah kenapa aku kalau bikin karakter Juuzou di ff lokal!AU dia jadi kasar dan pedes :(
Hm :(
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro