Day 7: Music (SWKNU)
Kousei bukanlah orang yang mampu menyihirmu dengan kata-kata, tapi jemarinya lihai menciptakan nada yang menghipnotismu.
Di saat tidak ada orang untuk diajak berbicara, pianolah sahabatnya.
Miyazono Kaori dan Igawa Emi dua contoh korban sihir musik Kousei. Mereka yang tidak dilahirkan bersama bakat musik, terdorong untuk menjadi musisi.
Kousei benar-benar penyihir.
"Ne, Kao-chan. Sebentar lagi Kousei tampil. Siap-siap, ya."
"Ha'i."
Kaori di pinggir ranjangnya tak mampu bergerak. Ia membiarkan sambungan telepon aktif, menanti Kousei menyihirnya. Tubuhnya mulai sulit digerakkan.
Semangat hidup Kaori perlahan pudar, ia merasa kecil kesempatannya sembuh. Yang ia lakukan menghitung mundur waktu kematiannya. Jujur, Kaori benar-benar takut menemui kematian. Setelah mati ia sendirian dalam gelap. Kaori takut.
Dan ... Kaori ingin sepanggung lagi dengan Kousei. Apalah daya, penyakit yang kembali hadir merenggut keinginan. Menggunakan setitik harapan hidup yang masih ada, Kaori akan melakukan apapun demi kesembuhannya.
Kaori ingin kedua kakinya berdiri lagi di atas panggung dan tangan menggesek biola.
Suara tekanan tuts piano menyadarkan Kaori dari lamunan.
"Sleeping Beauty Waltz?" Kaori mengenal musik Tchaikovsky yang dibawakan Kousei itu. Kata Tsubaki, ia duet piano dengan seorang murid sekolah musik.
Kousei menyihir Kaori lagi. Hati Kaori menari. Perasaan damai dan tenang muncul di hati.
Sebuah keajaiban muncul. Kaori perlahan berdiri, kedua matanya terpejam. Tangan terangkat seakan menggesek biola.
Tubuh berayun kecil, telinga seakan mendengar permainan biolanya mengiringi suara piano. Rambut pirang melambai, membayangkan diri di bawah siraman lampu panggung.
Meski mereka berada di tempat yang berbeda, Kaori dapat merasakan Kousei duduk di belakangnya di atas bangku piano. Pun Kousei dapat melihat bayangan Kaori menggesek biolanya.
Sejauh apapun jarak, musik adalah penghubung. Musik yang memangkas habis jarak di antara keduanya. Duet yang mereka lakukan berada di tingkatan yang tinggi.
Bukan duet fisik, melainkan duet mental. Meski tak saling melihat, hati merasakan keberadaan satu sama lain. Biarlah mereka baru mengenal, hati mereka telah mencapai kedekatan tingkat tinggi.
Kaori membulatkan tekad, ia akan melakukan operasi transplantasi tulang. Tujuannya agar bisa duet secara langsung dengan Kousei.
Di hari operasinya, Kaori berjuang di atas ranjang operasi, di lain tempat Kousei berada di panggung berjuang menyuguhkan permainan musik terbaik.
Walau Kaori terbaring tak sadarkan diri, ia dan Kousei masih terhubung melalui musik.
Di tengah permainan pianonya, suara melengking biola menggema di telinga Kousei. Sang pemuda mengangkat kepala, ia melihat bayangan Kaori berada di panggung ini bersamanya.
Sudut bibir terangkat.
Lagi-lagi mereka duet melalui jiwa yang saling terhubung.
Hingga jiwa Kaori pergi selamanya ke surga.
[]
Aku terbangun jam segini gara-gara terbayang muka-muka serem :")
Nyebelin sumpah.
Btw aku update seringnya pagi, kalau nggak dapat notif update bisa cek aja di profilku. Aku harap bacanya nggak lompat-lompat ya :>
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro