Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

B E T A - 29

   Semua berbaris dengan tegap memandang ke depan, burung-burung gagak berterbangan di atas kepala, aroma anyir menyelimuti udara, langit di penuhi dengan petir yang saling barsautan, para prajurit telah di lengkapi dengan perlengkapan yang dapat memusnahkan musuh yang akan mereka hadapi, mereka tahu betul, hidup atau mati, itu sudah menjadi pilihan mereka.

   Meninggalkan keluarga mereka yang resah, sudah mengucapkan kata perpisahan sebelum mereka berjalan menuju lapangan ini, dimana yang nantinnyaakan terjadi pertumpahan darah, tetapi itu semua sebanding dengan apa yang akan di hasilkan nantinya.

   Masa depan yang damai, indah dan bersahaja bagi Anak-anak mereka, tidak ada lagi peperangan yang terjadi dan terulang kembali nantinya, itu yang membuat merega tegar dan siap akan konsekuensi yang mereka hadapi.

   Di barisan terdepan berdirilah Raja dan Ratu mereka, disandingkan dengan Pangeran dan Puteri, dan juga Alpha Blake, ia memutuskan untuk ikut ambil andil dalam peperangan ini, ia juga menyadari bahwa apa yang ia lakukan adalah sesuatu yang sangat rendah, tetapi ia tidak menyesali itu.

   Matanya yang kelam, merah api yang terus menerus mewarnai seluruh matanya, Lotus menyeringai kearah lawannya, ia mendesis, dengan liurnya yang menetes, ia menyeringai, menunjukan taringnya seperti binatang, di belakangnya, ia memimpin pasukan yang tidak bernyawa.

   Dengan membawa pasukan yang tidak memiliki jiwa, membangunkan makluk-makhluk yang sudah tiada, Malvolia, dia adalah perempuan yang seharusnya menikahi Dave, penerus dari tahta kerajaan Blackwood, dia adalah perempuan yang terjerumus kepada sihir hitam, ia menyeringai, melihat wajah dari lawannya.

   Dengan gaunnya yang sudah lusuh, terdapat robekan disana sini, dan rambutnya yang tidak tersisir, membuat penampilan penyihir itu semakin memperihatinkan, gaun hitamnya terlihat sangat tua, seakan itu sudah melekat ditubuhnya untuk waktu yang sangat lama.

   Bau anyir terhirup disetiap langkah yang mereka buat, bau dupa pun mengelilingi udara di lapangan ini, dua pasukan berhadapan satu sama lain, bagi pasukan kerajaan, melawan mereka yang tidak memiliki jiwa sangatlah mudah, tetapi mereka tidak tahu sihir seperti apa yang Malvolia gunakan.

   Mata Violet itu menyisir seluruh lapangan, melihat dari atas untuk mengetahui dimana kelemahannya, karena ia yakin, dengan cara seperti 30 tahun yang lalu, tidaklah cukup, ia harus mencari dimana letak kelemahannya, dan tentu saja, 3 generasi sudah ia lewati, peperangan ini seperti kutukan untuk setiap generasinya, jika tidak di akhirkan saat ini juga, akan menjadi dan mendatangkan masalah besar bagi generasi berikut dan seterusnya.

   Langit menjadi warna merah, seakan mencerminkan warna tanah nantinya, angin bertiup kencang, membawa aroma anyir itu lebih kuat, membuat siapapun menyeritkan hidungnya, aroma yang tiada makhluk inginkan untuk mencium bau amis itu, Sihir hitam.

   "Dave." Desis wanita itu, giginya hitam dan keropos, kuku dan ujung jemarinya menghitam, kuritnya mengeriput, perempuan itu berubah drastis saat sihir hitam menggerogoti tubuh dan jiwanya.

   "Malvolia, sudahi ini semua, jika memang kau masih tidak bisa menerima apa yang sudah terjadi, selesaikan hanya dengan ku." bujuk Dave, tetapi Malvolia hanya tersenyum sinis.

   "Dave, Dave, Dave, kata-kata mu masih sama seperti yang sudah-sudah." desis Malvolia.

   "Kau tahu, selama aku belum terkalahkan, peperangan ini akan terus menerus terjadi, setiap keturunan mu akan berperang melawan ku, itu kutukan mu, Dave! karena kau menolak ku dan memilih bersama dengan wanita jalang itu!" pekik Malvolia, tanah yang mereka pijaki bergetar.

   "Aku tahu, maka dari itu kita akhiri semua ini, disini." kata Dave dengan suara yang menggema, pasukan Malvolia yang pertama menyerang, peperanganpun pecah, suara teriakan dan desisan bercampur manjadi satu.

   Dari atas, Fèe melihat, prajurit menebas kepala lawannya, tetapi tubuhnya masih berjalan, Jantung  mereka tidak lagi berdetak, ia berpikir, mereka di hidupkan kembali dari kematian, dari tempat yang gelap, ketempat yang terang.

   Gunakan cahaya La Vie. perintah Fèe melalui pikirannya kepada para prajurit, senjata tajam mereka tidak akan berguna, mereka sudah mati, para prajurit perlu mengirim mereka kembali ketempat dimana seharusnya mereka berada.

   Para prajurit menurunkan senjata mereka dan mulai mengeluarkan cahaya dari telapak tanga mereka, mata mereka bersinar mejadi violet, setiap prajurit mempunyai kekuatan La Vie, yang berarti kehidupan, dimana akan sangat di butuhkan oleh seorang prajurit untuk melawan sihir hitam.

   Malvolia meraung, ia melihat pasukannya di kalah kan, dan dengan cepat menemukan celah, ia menatap kearah langit dan menemukan Fèe yang menatapnya tanpa ekspresi, dan dengan cepat Fèe sudah berada di hadapan Malvolia.

   "Oh haha, jadi ini, peri satu-satunya yang tersisa?" desis Malvolia, Fèe hanya menatapnya kosong, Fèe ingat betul, dia lah yang membuat rumahnya, kerabatnya, keluarganya, binasa, ia ingat betul, bagaimana Malvolia membantai satu persatu peri dari balik helaian daun yang ia disembunyikan oleh orang tuanya.

   Tanpa basa-basi, tubuh Fèe mengeluarkan cahaya yang begitu terang, sehingga dapat membuat sisa dari kubu Malvolia habis, cahayanya mebentang seperti kilat, menyisakan Malvolia dan Lotus, Malvolia menatap Fèe terkejut, apa yang dilakukan oleh Fèe benar-benar diuar dugaannya.

   "Ya, dan aku ingat betul apa yang kau lakukan." kata Fèe dengan suaranya yang penuh kekuatan, ukiran-ukiran yang ada di dahinya bercahaya, berjalan murun ke arah bahu, lengan hingga ujung-ujung jemarinya, ia menghentakkan kedua tangannya kearah Malvolia, membuat wanita itu terhempas.

   "Dan aku akan mencabut segala sihir yang ada di tubuh mu, dengan cara ku." Kata Fèe, kini warna matanya bercampur dengan warna hitam, di matanya seperti terjadi badai yang hebat, ia menghentakkan kembali tangannya, membuat Malvolia terdorong kedalam tanah.

   Malvolia memberikan Fèe serangan balik, tetapi itu tidak berpengaruh apapun, karena setiap hentakan tangan yang di buat oleh Fèe membuat kekuatan sihirnya berkurang, sedangkan Lotus yang berada di cengkraman Blake erlihat semakin melemah.

   Teriakan Malvolia terdekan semakin terpendam, ia sudah bermeter-meter jauhnya didalam tanah, sedangkan Lotus, ia hilang seperti debu, membuat semuanya berkecamuk dengan pikiran mereka masing-masing.

   "Tidak ada yang lebih baik dibandingan mengirim seseorang, ke tempat dimana dia seharusnya berada." kata Fèe, hingga hentakkan terakhir menghancurkan tubuh Malvolia dan tanah diatasnya pun tertutup.

   Para prajurit bersorak, para pemimpin bernapas lega, Charoum pun tersenyum, ia menyeka darah dari dahinya, ia lega bahwa semua ini sudah kembali seperti semula, bahwa semuanya sudah baik-baik saja.

   "Lotus dapat hidup karena Malvolia, jika Lotus hidup, maka Malvolia masih hidup, tetai kini ia sudah menjadi debu yang di bawa oleh angin, maka peperangan ini telah usai." kata Fèe, semua menatap peri itu dengan oenuh hormat dan cinta, para Prajurit menunjukan hormat mereka dengan berlutut di satu kaki dan tangan diatas lutut kaki yang yang lainnya.

   Para pemimpin memberikan bungkukan kepada Fèe sebagai rasa hormat, sedangkan di rumah sakit istana, Para dokter disibukan dengan Prajurit yang terluka, tampaknya, luka yang di sebabkan oleh pasukan Malvolia sedikit sulit untuk disembuhkan, mereka menyebabkan penyembuhan seperti layaknya seorang manusia.

   Pakaian Operasi berwarna biru langit yang dikenakan oleh Abrielle pun bercampur dengan warna darah dari korban luka, di setiap korban yang di bawa, ia berdoa jika itu bukan lah Charoum dan ia berdoa jika Charoum baik-baik saja.

   Hingga pintu utama rumah sakit terbuka lebar, menampakan para Parjurit membopong rekannya yang terluka, Abrielle mencari-cari dimana pasangannya, dan ia dapat bernapas lega saat melihat pasangannya di balik para Prajurit, ia pun berlari dan memeluknya.

   Air matanya membasahi bahu Charoum, ia memeluknya erat, Charoum membalas pelukan dari seseorang yang sangat ia cintai, menghiraukan luka di bahunya, ia memeluk dengan erat dan mengecup kening Abrielle.

   Elle melepaskan pelukannya dan menyesiri wajah Charoum, saat ia mengetahui ia terluka Elle segera menariknya di tempat yang tidak ramai dan mulai membersihkan lukanya.

   "Luka ini akan sembuh seperti luka pada manusia.' kata Elle, Charoum mengangguk, tidak melepaskan tatapannya dari wajah wanitanya, ia tersenyum saat mengingat apa yang dikatakan Ratu Elizabteh, mereka lah yang membuatnya tidak menyerah dan terus menerus berjuang untuk kembali.

   Setelah selesai membersihkan lukannya, Elle tidak bisa menahan air matanya lagi, selagi ia merapihkan alat medisnya, Charoum yang terduduk, menarik Abrielle yang sedang berdiri dan menurh wajahnya di perut Abrielle, sesekali ia mengecupi perit Abrielle sebelum menariknya hingga ia terduduk di pangkuannya.

   "Terimakasih." kata Charoum sembari mengecup keningnya.


.

Jeng jeng jeng

Mau sampe sini atau tambah lagi???

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro