Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

PROLOG

Lidah api itu merambat begitu cepat, tanpa ada rasa kekenyangan melahap benda sekitar. Percikan-percikannya menyambar, membumbung makin tinggi dan memburamkan pandangan dengan asap dimana-mana.

Di antara reruntuhan bangunan yang termakan api, gadis berusia lima tahun itu meringkuk ketakutan. Menutup mulutnya menghalau asap yang semakin pekat dan menusuk penciuman.

Dia susah payah mencari jalan keluar, beberapa kali menghindari benda-benda yang terjatuh dari atas kepala.

Kakinya melangkah gemetaran, sesekali tangannya yang bebas mengusap sudut mata yang berair. Dalam hati dia cuma bisa menyebut papanya berulang kali, berharap beliau akan datang menolong.

Saat si gadis kecil hampir kehabisan napas, seruan orang-orang terdengar di luar bangunan. Tak lama, bala bantuan datang, seorang petugas pemadam kebakaran menemukannya, yang hampir terkena reruntuhan besi, dia menggendongnya dan membawanya keluar.

Nyaris anak itu kehilangan hidupnya. Sebuah ledakkan besar terdengar menyusul setelah petugas berhasil membawanya keluar, api memercik menunjukkan kekuasaan, melahap habis semua.

Dia didudukkan di rerumputan luar gedung kosong yang terbakar itu. Si petugas bertanya keadaannya, yang tak mampu dia jawab. Dia syok luar biasa, tangannya lecet dan terluka.

"Tenang nak kamu udah di luar!"

Bukannya tenang, gadis kecil itu justru menutup telinganya. Menggeleng mendengar suara sirine pemadam kebakaran sekaligus mobil polisi yang terdengar memekakkan.

"Takut ..." gumamnya. "Api ... takut!"

•••

Di waktu yang sama. Lelaki berusia tujuh tahun itu berlari kencang, sesekali kepalanya tertoleh ke belakang. Meyakinkan jika tak ada orang yang mengejar.

Dia berhenti sejenak. Bersama napasnya yang tak beraturan, dia menatap tangannya yang bersimbah darah.

Di malam yang terasa menyesakan, dia berjongkok. Menundukkan kepala diiringi tangisan yang mengiris hati. Sepinya jalan seolah semakin menambah penderitaan yang dirasa, dia menggeleng, mengusap tangannya berulang kali, cara bodoh hanya untuk menyingkirkan darah di sana.

Tak lama terdengar suara sirine mobil polisi yang saling bersahutan. Tidak hanya satu, banyak jumlahnya, melaju bersama mobil pemadam kebakaran.

Salah satu mobil polisi berhenti di depannya, seorang polisi keluar dan bertanya, "Nak ... Nak kamu kenapa?"

Lelaki kecil itu menggeleng. Menunjukkan tangannya yang bersimbah darah. Polisi itu tampak tercengang sekaligus bingung. Tapi tak bertanya apapun, dan justru membantunya berdiri.

Saat sang polisi membukakan pintu kursi belakang, dia mengernyit melihat seorang gadis kecil, meringkuk di ujung kursi. Tanpa peduli, dia duduk di sebelahnya dan memainkan telapaknya yang merah.

"Takut ..." terdengar gumaman si gadis sebelahnya. "Api ... takut!"

Bukan anak kecil itu saja yang dijebak ketakutan, dia pun tengah merasakan.

Ketika masa lalu membawa ketakutan tak terlupakan. -Afraid

Awal ketik: 01-01-2018
Awal publish: 01-05-2019

_
_
_
_
_
_

_

Kalo kalian mau tahu cerita Arven tuh sebenernya idenya dateng duluan sebelum cerita Zion. Tapi karena ... ya seriesnya harus Zion dulu baru Arven jadi ya gitu ...

Adakah yang mampir ke sini? Kira-kira penasaran gak sama lanjutannya? :))

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro