Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

04:00

Taehyung dan Irene berakhir berteduh di depan supermarket dekat sekolah mereka sebab hujan turun sore ini. Memang dari pagi cuacanya sudah mendung, jadi Taehyung dan Irene sudah siap dengan jaket mereka.

Awalnya mereka berencana main basket di lapangan komplek, tapi tidak jadi karena sepertinya hujannya awet. Jangan salah, Irene juga jago main basket. Ia belajar bukan karena mengikuti Taehyung ya, tapi sebelum kenal Taehyung dia memang senang main basket sekedar mengisi waktu luang saja. Tapi tidak berminat ikut ekstrakulikulernya di sekolah sih, karena dia mageran.

Irene juga berencana buat beli es krim di kedai langganan mereka, tapi rencananya pupus. Dua-duanya pupus. Huft, sayangnya. Tidak pupus dua-duanya! Irene bisa beli es krim setelah hujan reda.

"Nih," Irene menengok ke arah Taehyung bingung saat laki-laki itu menyodorkan jaket miliknya pada Irene sehingga tampak hanya seragam sekolah.

"Apa, Taehyung?"

"Pake aja." Bilang gitu, tapi sama sekali tidak menatap wajah yang diajak bicara. Cih, sok cool. Irene tercengang alih-alih dia amazed gara-gara perbuatan cowoknya itu.

"Taehyung aku juga pake jaket lho," kata Irene tidak habis pikir, memegang jaketnya seolah berkata, "apa ini terlihat seperti tank top?"

"Kamu masih kedinginan abisnya. Risih aku liatnya."

Halah, gayanya banget mau sok romantis dengan embel-embel sarkas biar gak cringe. Tapi please, di saat kayak gini itu gak mempan buat Irene. Dengan gemas Irene menarik jaket yang disodorkan padanya kemudian memakaikannya kembali pada cowok itu meski kakinya harus berjinjit susah payah.

"Makasih ya, Taehyung sayangku ya ampun, udah sok romantis ke aku. Aku emang suka tapi bukan romantis yang goblok, oke?" Irene tersenyum palsu dengan paksa menekan seluruh kata-katanya. "Aku udah pake jaket jadi kamu gak perlu kasih jaket kamu ke aku. Sok banget emang kamu gak bisa sakit? Logic, sayang, Logic. Aku yang risih tau gak kamu sakit. Tar aku gak ada temen sekolah."

Maksud Irene, dia tuh benci kalau Taehyung sok romantis tapi dia gak mikirin diri sendiri. Jatuhnya jadi bego. Khawatir Irene sakit karena kedinginan, tapi jadi dia sendiri yang kedinginan emangnya dia gak bisa sakit?

Sedangkan Taehyung yang speechless meneguk ludahnya dalam, menyembunyikan rasa malu. Sialan kan, padahal dia udah mencoba terlihat sok jadi boyfriend goals tuh, tapi emang susah punya cewek savage tuh. Makan ati jadinya.

Meskipun konyol dan polos gitu, Irene itu anaknya savage banget. Selalu straight forward. She doesn't tell a lie just to please you. Dan Dia gak lemah seperti cewek-cewek yang ada di drama contoh aja kalo ada cewek gila terobsesi dengan Taehyung yang mau ngesok labrak dia, dia pasti bilang dengan santainya,

"Ya udah sana godain aja si Taehyung. Kalo dia mau ambil aja kalo gak ya sadar diri dong, gak usah jadi cewek murahan."

Jadi harap tidak perlu khawatir. Kalau ada yang sampe main fisik ya dia bales lah gak diem kayak orang bego. Irene percaya diri kok ngomong gitu karena dia tau Taehyung gak akan pernah milih yang lain. Serius, kalian jangan ragukan kebucinan si Taehyung.

Also Taehyung kalo ada yang godain biar dia selingkuh:

"Selingkuh apanya ngadepin Irene aja udah tekanan batin."

Iya, tekanan batin karena terlalu sayang sama Irene, kan? -filosofi bucin 2019.

"Tae, pulang dari sini kita beli es krim ya?" Ajak Irene, tangannya sedari tadi terulur menyentuh air hujan. Dia senang main air.

"Gak. Hujan."

"Ya kan kalo udah reda, Taehyung."

"Tetep aja cuacanya dingin. Kamu minum es dikit aja suka flu jadi gak usah," omel Taehyung tak terbantahkan. Irene cemberut, dari pagi dia memang sudah niat beli es krim. Niat sekali. Jadi ini harus terwujudkan. Gimanapun caranya.

"Kan gak sakit. Cuma flu doang," ujar gadis itu polos.

"Ck terus flu bukan sakit?" Sarkas Taehyung.

"Aku janji abis makan es krim minum air putih yang banyak! Serius! Jadi gak flu." Irene mengangkat kedua jarinya membentuk huruf 'v'.

"Gak usahlah aku capek pengen cepet-cepet pulang."

"Gak papa kok kalo kamu gak anter. Aku bisa pergi sendiri. Habis itu aku pulang langsung deh."

"Ngeyel banget kenapa sih?" Tangan Taehyung menarik resleting jaket gadis itu hingga leher membuat dia refleks memukul tangan Taehyung. "Kecekek ih!"

Ya abisnya Taehyung kesel. Keras kepala banget minta dimasukkin ke oven biar palanya melunak.

"Please, Taehyung." Irene mulai merengek dengan wajah penuh permohonan.

"Gak usah pasang muka kayak gitu, aku gak suka," ketus Taehyung membuang muka. Kebiasaan, kalau seperti ini dia mana tega melarangnya. Dasar lemah. Dia lemah hanya karena wajah Irene yang imut. Dia bukan gak suka, tapi, wajahnya si Irene jadi- ck gitulah.

Imut banget, Taehyung. Ngaku gitu aja susah.

Irene sontak mengontrol ekspresi wajahnya jadi datar. "Pelit. Gitu aja gak boleh. Jahat."

"Emang," sahut cowok itu santai dengan wajah super nyebelin ngerasa menang.

"Anj-" umpat Irene tertahan, menarik napasnya. "IH! MAU PUTUS BODO!"

"Ya udah. Awas minta balikan nanti malem."

"MANA BISA KAYAK GITU?!"

There you go. Emang pasangan bobrok ini suka kayak gitu. Bilang putus buat maen-maen doang. Gak akan ada kata putus yang serius di kamus mereka.

Semua ini dimulai karena waktu itu Irene sempat salah paham sama Taehyung. Dengan mudahnya, cewek itu bilang meminta putus membuat Taehyung terkejut. Dia udah khawatir. Tapi di sana, Taehyung tidak tau harus berbuat apa. Maklum, baru pacaran. Bucinnya belum pro. Jadi dia cuma diem aja. Pasrah. Gak mencoba jelaskan apapun.

Irene nangislah. Tapi dengan polos, malam harinya, dia loncat ke balkon Taehyung masuk lewat jendela kamar cowok itu yang terbuka.

Taehyung yang sedang duduk membaca buku di meja belajarnya itu terkejut mendapati Irene dengan wajah marah menghampirinya. Belum sempat berkata apapun, Irene menjambak rambutnya sekuat tenaga, Taehyung cuma bisa pasrah dengan ringisan karena beberapa detik kemudian cewek itu ngoceh sambil nangis.

"DASAR JELEK LO. BEGO IH KENAPA DIEM AJA COBA! MALAH JIMIN YANG JELASIN SEMUANYA DASAR TAEHYUNG JELEK, BEGO, GAK PUNYA PERASAAN! AKU GAK MAU PUTUS NGERTI GAK SIH? DIEM AJA TERUS. SOK DINGIN EMANGNYA BAGUS KAYAK GITU?"

Udah dibilang, Irene tuh straight forward. Dia gak akan gengsi buat bilang apapun yang ada di dalam benaknya. Menurut dia, kayak gitu cuma nyiksa diri sendiri.

"Siapa juga yang mau putus sama kamu." Mendengar itu sontak tangisannya terhenti berusaha mencerna perkataan Taehyung. Sebelum akhirnya kembali memaki dan menangis lebih kencang.

"YA NGOMONG DONG! JADI COWOK GAK ADA USAHA SAMA SEKALI. AKU BENCI BANGET DASAR JELEK GANTENGAN KAK SEOKJIN. GAK PEKA JADI ORANG GAK PUNYA HATI!" Segalanya dikeluarin sampe bawa-bawa Kak Seokjin.

"Kamu jangan bilang putus makanya, gampang banget. Dah, aku anggap yang tadi becanda. Jangan marah lagi." Translate= ayo balikan. Kebalikan Irene, Taehyung tuh kalo ngomong berjuta maknanya. Sampe kadang orang gak paham tujuan dia. Untung Irene udah terbiasa.

"Ya udah gendong."

Taehyung diem doang gak respon apa-apa, membawa tubuh kecil yang seringan kapas itu ke dalam gendongannya supaya berhenti menjambak rambutnya. Sumpah ini udah kayak mau rontok semua rambut dia, sakit kepala jadinya. Serius, jambakan Irene kuat sekali haduh. Terbukti kan setelah digendong, tangan yang tadi sibuk menjambak itu kini melingkar sempurna di lehernya.

Ketika akan diturunkan di atas kasurnya supaya cewek itu bisa duduk,-karena emang niat Taehyung biar Irene duduk di kasur- Irene mengeratkan pelukannya.

"IH GAK MAU TURUN."

Dasar bocah. Gak, bucin tepatnya.

"Hhh, ya udah iya."

"Emang aku berat ya Taehyung? Kok Ayah gak mau gendong aku lagi?"

"Kamu kan udah besar. Masih aja mau digendong. Gak malu?"

"Tapi kamu gendong aku duluan tadi. Ngapain?"

HHHHHH tolong siapapun jelaskan pada Irene agar dia mengerti.

Ni dua kelinci peliharaanku bonusnya. Mereka suami istri. Lucu kan?


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro