03:00
"Oke Ma, iya aku ke sana sekarang sama Irene."
Irene memiringkan kepalanya ke Taehyung yang lagi sibuk telponan sama Mama Taeyeon, bingung kenapa namanya disebut.
"Kita mau ke mana, Tae?"
"Ke rumah sakit, Istri Kak Jongin mau melahirkan. Kamu gak usah ganti baju. Aku keluarin motor dulu."
"Aku harus ikut?" Irene bingung, di saat seperti ini pasti banyak keluarga Taehyung yang datang dan Irene malu lah.
"Iya kamu disuruh Mama." Terdeteksi seratus persen bohong. Mama Taeyeon gak ada bilang Irene harus ikut, dia cuma bilang bahwa dia di rumah sakit. Memang dasar Taehyung saja yang ingin Irene ikut.
Mereka baru saja sampai di depan rumah, tetapi Taehyung tidak menemukan siapapun di rumahnya sehingga mereka menelpon dulu berdiri di depan gerbang. Krystal, Istri sepupunya Taehyung melahirkan.
"Ya udah aku izin dulu sama Bunda," kata Irene segera berlari ke dalam rumahnya untuk minta izin. Bunda ke luar dari pintu rumah setelah Irene memanggil beberapa kali. Dia males buka sepatu habisnya.
"Bun aku pergi sama Taehyung ya ke rumah sakit? Sepupu Taehyung mau melahirkan, Bun."
"Oh? Hati-hati ya," kata Bunda tapi sedikit heran. "Kamu ngapain ikut, Nak?" Tuh kan, bunda saja heran.
"Gak tau disuruh Mama. Dah Bunda!" Cewek itu berlari ke luar gerbang dengan Taehyung yang sudah siap di atas motornya.
Omong-omong, dulu itu Taehyung selalu menggunakan motornya untuk pergi ke sekolah. Tebak sejak kapan dan kenapa dia memilih naik sepeda?
Correct! Kalau jawaban kalian karena dia mau modus sama Irene. Gara-gara dia liat cewek cantik itu tiap pagi naik sepeda, dia jadi rusuh meminta tolong pada Papa untuk mengeluarkan sepedanya.
"Taehyung sepedamu udah rusak lho, kamu udah lama banget gak pake itu," kata Papa berusaha keras mengeluarkan sepeda dari gudang.
"Ya udah beliin aku sepeda baru."
"Kamu kan ada motor, Taehyung. Kenapa tiba-tiba mau naik sepeda? Capek lho."
"Sekolah deket, Pa. Biar sehat. Biar mengurangi pencemaran lingkungan."
Ya gak salah sih, bagus alesannya. Cuma harus diingat kalau tujuan utama dia itu MODUS. Akhirnya dapat dia sepeda baru. Saat mendapati Irene dan Taehyung berangkat bersama, Kak Seokjin akhirnya paham jawaban mengenai permintaan aneh adiknya itu.
"Ya ampun, Ma. Si Taehyung, Ma," adu Kak Seokjin tertawa melihat Taehyung dan Irene yang mulai menjauh mengayuh sepeda.
"Kenapa, sih Kak?"
"Ma dia itu beli sepeda karena mau bareng sama Cewek itu."
Mama tersenyum. "Si geulis, ya?" Tanya Mama bilang Irene cantik.
"Bagus deh, Ma. Si Taehyung puber dia. Aku kira gak bakal suka sama cewek."
"Eh, ngomongnya." Mama terkekeh memukul pelan bahu anak sulungnya.
Meskipun emang bener, Taehyung kelewat cuek sama cewek. Sampe Mama pernah khawatir. Dari SMP, selalu cewek-cewek yang dateng ke rumah buat cari perhatian dia, tapi berakhir Taehyung suruh Mama buat nemuin mereka.
"Mama aja lha yang ladenin mereka. Males aku."
Kerjaannya di kamar mulu, di saat anak-anak seusia lainnya seneng berkeliaran, main. Taehyung malah lebih sering di kamar membaca komik atau buku-buku tebal yang Mama gak ngerti apa itu. Denger musik keras-keras, mainin gitar. Paling dia keluar kalau mau main basket.
Jadi begitu.
Ketika mereka sampai rumah sakit, mereka segera menuju ruang bersalin yang sudah diberitahu oleh resepsionis. Hingga menemukan Mama Taeyeon yang menggendong Yerim, si kecil itu tertidur pulas di dekapan Mama bersama beberapa keluarga Taehyung dan berlari ke sana menghampiri.
Irene tersenyum pada beberapa orang yang tidak dikenalnya ketika menyalimi mereka.
"Eh siapa ini?"
"Menantuku," jawab Mama menimbulkan tawa dari seorang wanita yang ternyata Kakaknya Mama. Sedangkan Irene tersenyum malu. Di saat seperti ini mah dia punya malu.
"Aduh, Taehyung. Cantik nih,"
"Terima kasih." Senyum si Irene tambah lebar aja tuh. Kata cantik emang gak asing di telinganya. Berputar terus kayak kaset rusak. Tapi kan kalo mendengarnya dari keluarga Taehyung, dia jadi gimana gitu.
Irene cuma ngekor si Taehyung yang mendekat ke arah sepupunya, Kim Jongin yang tampak gelisah.
"Cemas amat muka lo, Bang." Yang diajak bicara oleh Taehyung itu menengok, tersenyum kecil ke arah Irene dan Taehyung.
"Cemas lah,"
Taehyung menepuk bahu Kakak sepupunya itu sebelum kemudian mereka mendengar suara teriakan Krystal yang berjuang sekuat tenaga untuk bayinya.
Taehyung meringis mengintip ke arah kaca menemukan Krystal bermuka pucat dengan teriakan tanpa henti. Bulir keringat mengalir deras di wajah cantiknya itu. Merasa ngilu, segera dia menggenggam lengan Irene menjauh dari sana.
"Ma Taehyung ke sana bentar," kata Taehyung membawa Irene yang cuma mengekor ke manapun dia pergi.
"Kamu kenapa Tae?" Irene ketawa liat muka si Taehyung kayak ngeri gitu, setengah takut.
"Aku gak tega liat Kak Krystal."
Saat mengatakan hal itu, Irene melihat sisi polos dari cowok ini jadi dia tertawa gemas. "Ya ampun Taehyung, semua Ibu yang melahirkan emang kayak gitu. Dia pasti berjuang dengan nyawa buat anaknya. Sampe retak beribu-ribu-"
"Iya aku tau, aku kan belajar biologi."
Sialan, baru Irene mau keliatan pinter di depan dia. ISH! Memang susah punya pacar yang lebih pintar darimu itu.
Taehyung menyadari antusias yang pudar dari cewek itu terkekeh menepuk puncak kepalanya dengan mudah karena dia lebih pendek.
"Kamu takut gak kayak gitu?" Tanya Taehyung, mereka akhirnya berhenti di depan ruangan berkaca menampilan banyak anak bayi yang ada di ruangan itu. Mata Irene berbinar, semua tampak menggemaskan di matanya.
"Takut kenapa?" Tanya Irene balik.
"Iya, kan sakit."
"Enggak, dong Tae. Perempuan kan jadi sempurna setelah dia melahirkan. Rasa sakitnya bakal hilang setelah dia denger tangisan anaknya yang lahir ke dunia." Tanpa Irene tau, Taehyung tersenyum lebar, tangannya tidak berhenti mengusap puncak kepalanya. Dia terharu, gak nyangka Irene bakal bilang gitu. Sedangkan Irene asyik memandangi bayi-bayi di ruang itu sampai jari telunjuknya ia tempelkan di kaca.
"Hallo," katanya imut. Dia gemas habisnya. Dan dia tidak sadar dia yang menggemaskan di mata Taehyung saat ini.
"Kalau kamu melahirkan, nanti aku mau rekam videonya," celetuk Taehyung tiba-tiba, Irene sontak mengalihkan seluruh atensinya gara-gara ucapan ngaco dia.
"Kamu ngapain videoin orang lahiran, Taehyung?" Irene ketawa kecil.
"Biar kalau anak kita gak patuh sama kamu, aku tunjukkin videonya. Nih, Mama tuh susah-susah lahirin kamu. Kamu jangan durhaka. Gitu." Irene tertawa lepas mendengar penjelasan cowok itu, apalagi disertai mimik seolah-olah dia beneran marahin seorang anak.
Susah ya emang menanggapi hal gitu, orang kelewat jenius bisa aja mikir sampe sejauh itu.
"Emangnya kamu mau nikah sama aku?" Irene bertanya iseng. Gak iseng sih, dia kaget juga sebenernya khayalan Taehyung sampe sejauh ini.
"Ya iyalah."
That 'yaiyalah' for godness shake. Itu kayak anak kecil yang gak akan pernah rela makanan favoritnya diminta orang. Irene kira Taehyung bercanda, tapi muka dia datar-datar aja.
"Sampe kapanpun aku sama kamu terus."
Haduh Rene, bucinmu tuh.
"Dasar kerdus, gombal lo." Irene memutar bola matanya tak urung senyum juga. Ada-ada aja.
"Itu bukan gombal. Anceman," Taehyung menatap Irene tajam tapi gak sama sekali menakutkan. "Biar kamu gak genit-genit sama cowok lain apalagi Kak Seokjin."
"Haha, kok jadi Kak Seokjin, sih?" Protes Irene ketawa. Si Taehyung imut banget hari ini, ya ampun.
"Ya kamu sih."
"Tae," panggil Irene biar Taehyung menaruh atensi padanya. "Kamu kira aku beneran suka sama Kak Seokjin?"
Yang ditanya mendengus, gak jawab. Untuk yang kesekian kalinya, Irene ketawa gara-gara reaksinya.
"Iya gak?"
"Iyalah." Astaga, minta ditampol emang. Baper dia gais.
"Taehyung, ya ampun. Aku gak suka Kak Seokjin. Aku cuma becanda tau gak? Kak Seokjin udah kayak kakakku sendiri," jelas Irene mengulum senyum geli.
"Awalnya becanda. Becanda terus lama-lama kalo beneran gimana?" Sabar Rene, sabar. Orang sabar disayang Tuhan.
"Gak. Aku cuma mau Taehyung." Kata si bucin kedua mengaitkan lengannya pada Taehyung dengan cengiran lebar.
"Ck, apa sih." Taehyung berdecak padahal kupingnya udah merah banget. Aliran darah dimukanya terasa cepat sampe seluruh mukanya jadi merah. Merasa diperhatikan Irene, Taehyung jadi malu. Dia mendorong kepala Irene menyandar di bahunya agar berhenti menatapnya.
Sok cool dasar. Kalau udah bucin ya bucin aja Taehyung!
Yg sabar aja kelen menghadapi dua org bucin ini.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro