Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 17

[Name] sungguh tak bermaksud jahat. Tapi saat dia memberi tahu Zhongli bahwa mungkin Wangsheng Funeral Parlor akan mendapatkan klien yang sudah lama dinantikan, ucapan itu terbukti benar adanya.

Ketika Tartaglia menyampaikan informasi tentang ditemukannya mayat baru atas permintaan [Name] kepada Liyue Qixing, mereka segera bergerak untuk mengamankan mayat tersebut. Saat mengetahui identitasnya adalah Wujiang, pihak Liyue Qixing sangat terkejut. Karena itulah, mereka memutuskan untuk menjaga informasi ini dari publik, dan secara diam-diam berdiskusi dengan keluarga almarhum.

Di waktu yang sama, kasus pembunuhan Wujiang kembali dibuka. Kini, Fatui turut membantu Liyue Qixing setelah menyerahkan informasi tersebut. Berkat kerja sama ini, Liyue Qixing berhasil menangkap beberapa pihak yang terlibat: ketua proyek pengembangan obat-obatan, dua ahli kimia, dua pekerja kontrak, dan dua apoteker yang terlibat sebagai saksi.

Proses hukum pun berjalan. Kelima orang tersebut ditahan atas tuduhan penyalahgunaan obat-obatan, malpraktik, serta pembunuhan berencana. Tak lama setelah itu, seorang klien tiba di Wangsheng Funeral Parlor.

Klien tersebut adalah pria tua yang juga pebisnis besar di Liyue. Perusahaan dagangnya adalah yang mendanai proyek pengembangan obat-obatan itu, dengan tujuan pribadi: mencari obat untuk memperpanjang umurnya.

Alasan mengapa [Name] menyebut pria itu sebagai "klien yang sudah lama dinantikan oleh Hu Tao" pun menjadi jelas. [Name] telah melihat semua tanda-tandanya—warna jiwanya yang menggelap dan sedikit kabur, ditambah dengan deretan roh yang terus mengikutinya. Sebanyak apa pun pengobatan yang dilakukannya, sejak awal pria itu tidak akan bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya ketika waktunya di dunia sudah berakhir.

"Wah, kalian berhasil menyelesaikannya dengan sempurna!" seru Hu Tao sambil bertepuk tangan kecil. "Sejujurnya, aku cukup puas dengan hasilnya. Bukan hanya klien yang kita dapatkan, tapi pihak Fatui juga memberi bayaran khusus untuk bantuan konsultasimu, Zhongli. Ini adalah solusi saling menguntungkan bukan membuntungkan!"

Zhongli mengangguk dengan ekspresi tenang, sementara [Name] sedikit tersenyum, merasa lega bahwa semuanya akhirnya berakhir. Namun, tiba-tiba Hu Tao mencondongkan tubuhnya ke depan dengan mata berkilat penuh antusiasme.

"Oh, iya! Sudahkah kalian siap untuk Lantern Rite?” tanyanya, matanya berbinar seakan sudah terbayang indahnya festival yang tinggal menunggu waktu seminggu lagi.

"Lantern Rite…." [Name] bergumam pelan, baru menyadari bahwa perayaan terbesar di Liyue itu sudah hampir tiba. Momen di mana langit malam dipenuhi lentera-lentera bercahaya yang diterbangkan ke angkasa, membawa doa dan harapan penduduk Liyue.

Zhongli mengangguk pelan, seolah mengingat kembali tradisi yang sudah lama ia jalani sebagai Archon. "Ah, sudah lama sekali rasanya sejak Lantern Rite yang terakhir."

Hu Tao tertawa pelan, menepuk bahunya sendiri seolah dia adalah penggagas utama acara itu. "Aku juga berencana ikut tampil tahun ini, lho! Maka dari itu, kuputuskan…."—ia berhenti sejenak, melihat dari [Name] ke Zhongli dengan sorot usil—"memberikan kalian cuti sementara selama Lantern Rite. Anggap saja ini bonus khusus!"

"Cuti?" [Name] terkejut dan sedikit bingung.

"Ya!" Hu Tao mengangguk semangat, menggenggam tangan [Name] sebentar dengan ekspresi penuh kehangatan. "Kalian sudah bekerja keras, jadi gunakan kesempatan ini untuk beristirahat atau menikmati festival. Biarkan roh-roh gentayangan istirahat sebentar!"

Benar. Sejak ia bekerja hampir setengah tahun di Wangsheng Funeral Parlor, [Name] tidak pernah menggunakan waktu cutinya. Lagi pula, apa yang bisa dilakukannya dalam keadaan seperti ini?

Jika dia tidak bisa membuktikan dirinya kepada Tianquan Ningguang setelah kegagalannya sebagai pemagang di sana, dia tidak akan memiliki pekerjaan untuk menghidupi dirinya. Ditambah dengan fakta bahwa [Name] bisa melihat hantu, sudah pasti orang-orang akan menghindarinya demi menjauhkan nasib buruk yang dibawa bersamanya.

Bahkan sekarang, dia bisa membayangkan kehidupan masa depannya ketika ia sudah tua nanti yang akan kesulitan dengan masalah ini dan itu—[Name] menggeleng—tidak, jangan sampai!

"Tenang saja," kata Hu Tao, dia meletakkan tangannya di bahu [Name] dan tersenyum lebar. "Kita tidak akan pernah kehabisan calon klien masa depan kita, tempat ini tidak akan gulung tikar semudah itu!"

[Name] tertawa kaku. "Anda benar… Master Hu…."

"Oh, aku hampir lupa!" Sambil berseru demikian, Hu Tao meletakkan tangannya di pinggang. "Aku akan mengundang beberapa teman lama dari luar sana, kuharap kau bisa membantuku, [Name]."

"Teman Anda dari luar?" [Name] mengulang, intonasinya terdengar agak ragu. "Ah, apa Anda bermaksud untuk mengundang orang-orang dari luar Liyue?"

Hu Tao mengangguk. "Iya. Mereka sudah pernah datang dan ikut memeriahkan Lantern Rite beberapa tahun yang lalu, anggap saja kalau kau berkontribusi dalam acara percampuran kebudayaan."

[Name] terdiam, lebih karena dirinya tengah berpikir sejenak. Apa yang dikatakan Hu Tao tidaklah salah.

Membantunya mengurus Lantern Rite tahun ini bisa menambah pengalaman untuknya. Ditambah sudah pasti orang-orang dari Liyue Qixing yang akan mengurusnya selain mereka. Dia tidak punya alasan untuk menolaknya. Sebaliknya, ini adalah kesempatan yang bagus.

Oleh karena itulah sambil tersenyum, [Name] menjawab, "saya bisa membantu Anda, Master Hu."

"Oh! Senang mendengarnya!"x

✦•┈✦•┈⋆⋅☆⋅⋆┈•✦┈•✦

"Jadi, apa rencanamu untuk Lantern Rite nanti, [Name]?" tanya Zhongli dengan nada rendah yang hangat usai mereka keluar dari kantor Hu Tao.

[Name] menoleh dan mendongakkan kepalanya sedikit. "Selain mengawasi acaranya?" [Name] menatap koidor di depannya dan terdiam sejenak. "Mungkin… ya, mungkin aku hanya akan menonton acara kembang apinya dan langsung kembali."

Zhongli mengangkat alisnya sedikit, ekspresi tenangnya menampilkan tanda-tanda ketertarikan. "Hanya itu? Padahal Lantern Rite adalah saat ketika Liyue memancarkan pesonanya yang paling megah. Apakah tidak ada hal lain yang ingin kau lakukan? Mungkin mengunjungi kios-kios di dermaga atau menerbangkan lentera bersama orang-orang?"

[Name] tersenyum tipis, dia tertawa pelan. "Biasanya aku memang akan melakukan itu. Tapi tidak tahun ini."

Akan sulit baginya dalam keadaan seperti sekarang ini; dan [Name] tidak berbohong saat ia berkata kalau dia memang biasa akan melakukan itu ketika ada festival di Liyue.

Namun sekarang, ketika ia bahkan tidak bisa membedakan yang mana yang hidup dan mati, dengan semua roh yang bergentayangan dan bercampur di tengah keramaian lautan manusia, sulit baginya untuk tetap berpura-pura tidak melihat mereka.

Arwah-arwah itu pasti hadir, membaur di antara deretan manusia, sama seperti bagaimana para Adeptus selalu ada di antara mereka tanpa menyebutkan identitas mereka—dan [Name] tidak yakin bisa menikmati Lantern Rite dalam keadaan setengah ketakutan seperti itu.

Memantau jalannya Lantern Rite di sudut ruangan sudah cukup untuknya. Lagi pula, para komite utama yang bukan pekerja dalam acara seperti ini akan lebih menganggur saat hari acara. Untuk alasan itulah [Name] tidak menolaknya.

Zhongli mengamati wajah [Name] dengan saksama, mencari celah di balik senyumnya yang terkesan acuh tak acuh. Langkah-langkah mereka berdua menggema lembut di sepanjang koridor yang remang, sementara sinar matahari sore menembus kisi-kisi jendela dan menciptakan bayangan panjang di lantai marmer.

"Apa karena hantu-hantu itu?" Tanya Zhongli memastikan, suaranya terdengar serak dan penuh perenungan. [Name] sedikit tersentak ketika mendengarnya.

Gadis itu mencuri pandang ke arah samping. "Apa… sangat terlihat?"

Zhongli mendesah pendek. "Iya. Kupikir kau tidak seharusnya mengkhawatirkan hal itu."

[Name] tertawa renyah. "Ini berbeda dari seseorang yang sudah melihat mereka sejak mereka masih muda. Aku belum lama mendapatkan hal semacam ini, lho…."

[Name] tidak akan pernah terbiasa. Tidak akan bisa. Sungguh. Ini nerneds dari Hu Tao yang sudah sering melihat hantu-hantu itu ketika dia masih muda, atau Chongyun yang berasal dari keluarga para pengusir roh, [Name] baru mendapatkan pengelihatan ini kurang dari satu tahun yang lalu. Wajar kalau dia sangat terkejut dan tidak bisa membiasakan dirinya.

"Maaf, kau benar. Aku kurang perhatian tentang hal itu," kata Zhongli, ekspresinya terlihat sedikit turun. "Bagaimana kalau aku meminta bantuan seseorang untuk membuatkanmu jimat untuk menjauhkan mereka darimu?"

[Name] menatap Zhongli, mulutnya sedikit terbuka karena terkejut. "Jimat?" Suaranya bergetar, di antara bingung dan penasaran. Meskipun jimat yang dimaksud mungkin bisa memberikan perlindungan sementara dari kehadiran roh-roh, dia tidak pernah terpikir bahwa Zhongli akan menawarkannya.

Zhongli mengangguk perlahan, wajahnya tetap tenang. “Ya, seseorang yang dapat membantu. Seorang yang sangat berpengalaman dalam hal-hal seperti ini.”

[Name] mengerutkan alisnya, merasa bahwa usulan ini lebih besar dari yang dia bayangkan. "Siapa orang itu, Xiānshēng?"

Zhongli memalingkan wajahnya sejenak, memandang ke luar jendela di mana sinar matahari membias di atas atap-atap bangunan Liyue. Setelah beberapa saat yang seolah-olah abadi, ia menatap [Name] kembali dengan mata emasnya yang tajam. "Nona Xianyun, yang lebih dikenal sebagai Cloud Retainer.”

Seketika, darah [Name] membeku. Tubuhnya menegang dan dia menarik napas tajam. Tentu saja dia tidak mungkin tidak mengenalnya. Mengingat bagaimana pertemuan mereka terjadi dengan sangat canggung, dia tidak mungkin bisa bertemu lagi dengan sosok sebijaksana dirinya.

"Tidak, tidak! Tentu saja tidak mungkin!" Dia berkata dengan tegas, nada suaranya bercampur antara ketakutan dan ketidakpercayaan. "Aku tidak bisa meminta bantuan dari seorang Adeptus, apalagi untuk sesuatu yang bersifat pribadi seperti ini. Itu tidak pantas."

Zhongli memperhatikan reaksi [Name] tanpa perubahan di wajahnya, meski sorot matanya menunjukkan sedikit kekhawatiran. "Kau tidak perlu khawatir. Aku yang akan berbicara dengan Cloud Retainer. Kau hanya perlu menerima hasilnya."

[Name] menggigit bibir bawahnya, hatinya bergejolak antara penolakan dan rasa terima kasih. Adeptus seperti Cloud Retainer tak mungkin diminta bantuan untuk hal-hal remeh seperti itu; dan bagaimanapun, ini adalah urusan yang harus dihadapinya sendiri.

"Aku… aku tetap tidak bisa menerimanya, Xiānshēng," ujarnya, suaranya lebih pelan tapi tegas. Dia menundukkan kepalanya seolah menghindari tatapan tajam Zhongli. "Aku berterima kasih atas perhatianmu, sungguh. Tapi ini masalahku, dan aku harus belajar menghadapinya sendiri."

Zhongli menatapnya sejenak, sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Jika itu keputusanmu, aku menghormatinya. Tapi ketahuilah, tawaranku tetap berlaku. Kapan pun kau berubah pikiran, aku akan ada di sini untuk membantumu."

[Name] tersenyum tipis, menatap pria itu dengan perasaan hangat di dadanya. "Terima kasih, Xiānshēng. Aku benar-benar menghargainya."

✦•┈✦•┈⋆⋅☆⋅⋆┈•✦┈•✦

"Begitu rupanya…." Wanita itu meletakkan cangkir tehnya, lantas membenarkan posisi kacamata berbingkai merah yang dikenakannya. "Diriku dapat memahami alasannya dan menurut diri ini, itu adalah hal yang wajar."

"…."

Zhongli menatap cangkir tehnya, uapnya membubung tipis, seolah menguarkan keraguan yang menyesak di dadanya. Dalam kesunyian itu, suara gemericik air terjun dan bisikan angin yang menyusuri puncak Gunung Aozang menyelip di antara keheningan. Suasana di kediaman Cloud Retainer selalu memiliki aura tenang yang tak terganggu hiruk pikuk manusia, dan saat ini ketenangan itu menjadi cermin bagi keresahan yang menggema di dalam hati Zhongli.

Sesungguhnya, dia sangat ingin mengundang [Name] untuk melihat Lantern Rite bersama. Namun ketika ia mendengar gadis itu berniat untuk menghindari festival bahkan kukuh menolak tawaran bantuannya, Zhongli mengurungkan niatnya—lebih tepatnya, dia lebih takut mendengar penolakan [Name] kepadanya. Untuk banyak alasan, dia tidak ingin mendengar penolakan apa pun dari gadis itu. Enrah mengapa, pria itu merasa hal itu terasa sangat menakutkan sekarang.

Cloud Retainer memiringkan kepalanya, matanya yang tajam dan berkilat memandang langsung ke arah Zhongli. "Diri ini mengamati bahwa ada kebimbangan yang membebani pikiranmu, Rex Lapis. Hal ini, tentu saja, jarang terjadi." Suaranya yang mengalun dalam nada khasnya, tajam namun penuh pengertian, mengisi udara.

Zhongli memandang Cloud Retainer dengan agak terkejut, lalu pria otu terkekeh pelan. "Begitukah menurutmu?"

Cloud Retainer mengangkat alisnya, wajahnya menampilkan campuran keterkejutan dan ketertarikan. "Ah, jadi inilah sebabnya. Sang Archon Geo, penguasa kontrak dan perencana ulung, kini dihadapkan pada perasaan manusia yang paling sederhana: keraguan."

Zhongli tersenyum tipis, bayangan senyum itu hanya menghiasi sudut bibirnya. "Sepertinya pengaruh tinggal di antara manusia telah membuatku lebih memahami apa itu perasaan takut akan penolakan. Pengalaman ini terasa... aneh dan baru, bahkan bagiku."

Cloud Retainer tersenyum setengah hati, ekspresinya melunak, seolah menyadari sesuatu yang lebih dalam. "Diri ini mengingat terakhir kali melihat dirimu seperti ini tepatnya saat bertahun-tahun yang lalu."

Zhongli terdiam, matanya menatap kosong ke dalam cangkir tehnya yang berembun. Ia teringat pada kenangan yang lama tersimpan; hari-hari ketika ia berjalan di antara manusia tanpa disadari, dan mendengar percakapan itu. Seorang pedagang yang lelah, berbicara kepada pegawainya yang berwajah kusut. Kata-kata itu, sederhana namun penuh makna: "Tugasmu sudah selesai, istirahatlah."

Benar. Itu sudah cukup lama, bukan hitungan sekadar beberapa tahun yang lalu, tentu saja. Bahkan itu jauh sebelum kontrak untuk rencana "pengunduran diri Rex Lapis" yang disutradari sekaligus dibintangi oleh dirinya dijalankan.

Dada Zhongli terasa sesak saat ingatan itu berputar di benaknya. Ia terkekeh pelan, suara itu rendah dan nyaris tenggelam di antara gemericik air. "Tampaknya, aku selalu mengerti apa artinya istirahat bagi orang lain, tetapi tidak bagi diriku sendiri."

"Mungkin diriku tidak berhak berkata begini, tapi…." Cloud Retainer memandangnya lama, matanya penuh rasa simpati dan kebijaksanaan yang melampaui waktu. "Mungkin kali ini, bukan manusia yang harus kau ajari tentang keberanian, tetapi dirimu sendiri yang harus belajar melangkah ke dalam kerapuhan. Dan percayalah, jika dirimu takut akan penolakan, itulah tanda bahwa kau telah menjadi bagian dari dunia yang selama ini kau jaga."

Zhongli tersenyum samar, angin pegunungan mengacak-acak helai rambut panjangnya. Dalam sekejap, ia merasakan kekuatan baru yang aneh namun menenangkan. Mungkin, ia akan menemukan cara untuk menembus kebekuan di antara perasaan manusiawi ini, dan menemukan keberanian untuk bertanya lagi—suatu saat nanti, di tengah gemerlap lentera yang berterbangan di langit Liyue.

"Kau benar."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro