Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

12: Liontin

Sebelum mulai membaca, alangkah baiknya untuk
Vote kalau perlu comment
Sebagai dukungan kecil untuk author.

Jung Hyunri

Pagi baru saja di mulai, tetapi ada saja hal yang membuatku kesal di pagi hari. Siapa lagi kalau bukan Haechan yang bertengkar dengan Goeun. Mungkin lebih baik kalau mereka bertengkar tidak memakai energinya, tetapi tidak. Energi mereka berdampak pada benda-benda di sekitarnya, seperti lampu ruang tengah yang konslet karena mereka.

"Aku menghukum kalian berdua, jangan ganggu aku seharian ini!" aku sedikit membentak dan mereka menunduk nurut lalu menghilang dari hadapanku. "Dan pikirkan kesalahan kalian," tambahku.

Setelah mereka berdua tak nampak, datanglah hantu-hantu lain yang melayang-layang tidak jelas. Ya, aku tidak menghiraukan mereka. Kalau mereka tidak menggangguku, aku tidak akan berbuat apa-apa.

Tning!

Na Jaemin
Aku ingin mentraktirmu, apa mau keluar bersamaku? Malam ini

Seketika aku terdiam. Jaemin mengajakku keluar tiba-tiba, tidak biasanya. Sedikit aneh bagiku, karena dirinya yang misterius dan penyendiri.

Tning!

Na Jaemin
Aku menunggu jawabanmu

Jung Hyunri
Akan aku pikirkan

Na Jaemin
Omong-omong, aku di depan pintu. Bisa kamu buka kan? Aku bawa makanan untukmu

Langsung saja aku menghampiri pintu. Ku buka perlahan-lahan dan nampaklah Jaemin dengan senyumannya yang lebar.

"Selamat pagi," sapa Jaemin sambil membungkukan badannya sopan. Aku balas membungkukan badan juga. "Selamat pagi, kamu tidak perlu repot-repot, Jaemin."

Jaemin menggeleng kencang, ia menyodorkan kantung plastik yang berisi kotak makanan. "Aku memasaknya sendiri, tolong terima ini," katanya.

"Aku masak terlalu banyak dan tidak tahu harus ku apakan."

Aku tersenyum tipis. "Ah Jaemin, silakan masuk."

Lagi-lagi Jaemin menggeleng. "Tidak, aku harus memberi makan anjing dan kucing liar."

Aku sedikit terpundur akan kata-kata Jaemin yang tadi. Betapa baiknya dia. "Aku boleh ikut?" tanyaku dan di angguki Jaemin. Pria ini tersenyum manis menambah ketampanannya. "Tunggu sebentar, aku akan mengambil dompet."

Setelah aku mengambil dompet, kami berdua langsung pergi ke pinggir jalan yang biasanya terdapat anjing dan kucing liar. Aku berjalan dua langkah di belakang Jaemin sedangkan dia sendiri yang menuntun ke mana arah jalannya.

Aku memang tidak tahu jalan ini, pernah aku melewati jalan ini bersama Haechan dulu dan itupun hanya sekali.

Jaemin menoleh ke belakang, memastikan aku dekat dengannya lalu tersenyum. Apa hobi dia tersenyum?

"Di sana ada toko kelontong, aku ingin beli air minum sebentar. Kamu bisa tunggu di sini, aku akan segera kembali."

Jaemin berlari mendekati toko yang di sebutnya tadi. Rambut coklat terangnya naik turun seirama dengan hentakan kakinya. Apa boleh aku katakan bahwa dia 'tampan' ?

Tidak lama kemudian ia kembali sambil membawa dua botol air mineral dan satu cup bekas es krim. "Untuk apa ini?" aku bertanya sambil menunjuk cup tersebut. "Untuk wadah air minum," jawab Jaemin santai lalu mendekati anjing setengah kurus yang berjalan melewati kami.

Jaemin membuka kotak plastik sekali pakai yang berisi daging rebus segar untuk anjing tadi. Tidak lupa ia memakai masker dan sarung tangan untuk menghindari dari kemungkinan virus yang dapat tertular.

Rasanya sangat sayang dia menghabiskan banyak daging untuk anjing dan kucing liar secara cuma-cuma, ya karena harganya sangat mahal. Terkecuali untuk orang kaya.

Jaemin memberikan satu sarung tangan kepadaku. "Kalau kamu ingin memegang, pakai saja ini." Jaemin berdiri lalu pergi meninggalkan aku sendiri. Yah tidak jauh, ia menaruh kotak daging rebus disekitar jalan dan tak lupa minumnya.

Kuperhatikan daging yang setengah habis ini dan tersadar bahwa ada benda di antara tumpukan daging ini. Aku langsung mengambil benda tersebut, lebih tepatnya liontin kalung berukir marga 'Han'. Langsung saja aku memanggil Jaemin untuk memberitahu benda temuanku.

"Jaemin!" teriakku.

Ia mendekat sembari melepas masker. "Ada apa?" tanya dia. Kuperlihatkan liontin ini pada Jaemin. "Aku menemukan ini di dalam daging," kataku.

Dahinya berkerut lama. Kemudian berdecak mengambil liontin ini dan membuangnya ke selokan. "Kamu jangan asal mengambil pakai tangan kosong, bisa saja kamu tertular virus."

"Tapi itu."

"Mungkin liontin tadi kepunyaan pemilik daging ini," ujar Jaemin.

Aku menggaruk kepala tidak gatal. "Ah iya juga," balasku merasa bodoh.

"Tapi kenapa di buang?" tanyaku bingung.

Jaemin berdecak. Mungkin risih karena aku terlalu banyak bertanya. "Kamu ini banyak tanya sekali ya, hahahaha."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro