Extra Story : Chapter 1
Rasanya begitu aneh.
Lembut dan hangat, juga sangat menenangkan. Dan ketika [Name] membuka mata perlahan, dia segera sadar bahwa dirinya saat ini sedang tidak ada di dalam kamarnya.
Apa aku bermimpi?
Namun rasanya begitu nyata, begitu ajaib. Jadi dia memejamkan matanya kembali dan berguling, merasakan sesuatu yang berdetak dan bergerak lembut di bawahnya. Dengan alis yang bertaut bingung, [Name] kembali membuka matanya perlahan dan mendapati pemandangan yang begitu mengejutkannya.
Tetapi kenapa itu tidak membuatnya terkejut meski tahu bahwa sekarang dihadapannya, sesosok naga laut bernuansa biru menatapnya dengan manik violetnya yang dalam?
"Neuvillette...."
Naga itu menggerakan kepalanya, seolah mendengar dan tahu apa yang [Name] katakan. Kala sang Naga mendekatkan wajah kepadanya, [Name] menyentuh moncongnya dengan lembut dengan jemarinya kemudian wajahnya.
Itu benar-benar Neuvillette, tidak salah lagi. Perasaan ketika ia menyentuhnya, menciumnya, semuanya begitu familiar.
[Name] merasakan detak jantung yang kuat di bawah tangannya, dan perasaan hangat yang menenangkan menyelimuti dirinya. Perlahan, kesadaran mulai datang. Ini bukan mimpi. Ini nyata, dan Neuvillette dalam wujud aslinya, seekor Naga yang penuh keagungan, besar dan kuat.
"Kenapa... kenapa aku melihatmu seperti ini sekarang?" bisik [Name], suaranya dipenuhi dengan keheranan dan kehangatan.
Naga itu mendekatkan moncongnya lebih dekat, menyentuh pipi [Name] dengan lembut. Meskipun tidak ada kata yang diucapkan, ada pemahaman yang mendalam diantara mereka. Seolah Neuvillette mengatakan bahwa dia ingin [Name] melihatnya dan selalu ada untuk melindunginya, dalam wujud apa pun.
"Oh, Neuvillette...." [Name] menarik sudut bibirnya lebih tinggi. "Terima kasih karena selalu bersamaku."
Naga itu mengeluarkan suara lembut, hampir seperti dengkuran yang menenangkan, dan menutup matanya sejenak, merasakan sentuhan [Name].
Dan ketika [Name] menggulirkan matanya untuk melihat cahaya matahari yang terbiaskan air laut di antara dirinya, dia mendapati bayangan kecil di atasnya, bermain-main, seakan sedang saling menyikut satu sama lain.
Kemudian ketika kedua siluet itu berhenti, rasanya [Name] tahu kalau dirinya sedang ditatapnya. Lalu sebelum [Name] menyadarinya, siluet yang muncul itu perlahan memperjelas bentuknya—dua ekor Naga lain.
Tapi apakah benar-benar ada Naga Hydro lain di Teyvat? Scylla? Oh, tidak. [Name] sudah bertemu dengannya dan wujudnya jelas berbeda dengan dua Naga kecil ini.
Jadi siapa mereka?
Ketika Neuvillette menengadah untuk melihat mereka, kedua Naga itu kini mengilingi [Name], berenang di antara dirinya dan Neuvillette, bergelayut dengan lincah.
[Name] mengulurkan tangannya, merasakan kulit lembut dan sirip halus mereka. Sejenak, kebingungan melintas di benaknya. Mengapa dua naga kecil itu begitu menempel padanya?
Dan ketika [Name] melirik ke arah Neuvillette, sang Naga Hydro hanya menggeram rendah sambil menyentuhkan moncongnya ke arah kedua naga itu, dan [Name] segera—
"Huh!?"
[Name] segera terbangun dari mimpinya. Dia menyentuh wajahnya dengan penuh keterkejutan. Kenapa dia bermimpi seperti itu? Apa itu anak-anaknya? Oh, astaga—
"Kau baik-baik saja?" Tanya Neuvillette yang ikut terbangun karenanya, dia duduk di samping [Name]. "Bermimpi buruk?"
"Neuvillette... apa mungkin aku akan bertelur?"
—oOo—
"Pertanyaan ini mungkin sedikit aneh," ucap Neuvillette, ekspresinya terlihat sangat serius. "Tapi mungkinkah Istriku akan bertelur?"
Scylla menyemburkan tehnya ketika dia mendengar Neuvillette menanyakan hal itu secara gamblang padanya, dia menoleh dengan tatapan bertanya-tanya—bukan, lebih tepatnya tidak yakin apa dia mendengar ucapan Neuvillette dengan jelas.
"Bagaimana?" Tanya Scylla kemudian.
"Istriku bermimpi, dia bilang kalau dia melihat ada dua Naga Hydro kecil di sana, berenang mengelilingi dirinya. Termasuk aku."
"Tapi kau—" Scylla menahan ucapannya sejenak, dia memberikan muka air serius. Alisnya naik sebelah. "Mungkinkah?"
Ini bulan ke delapan kehamilan [Name], meski permintaannya sedikit aneh dan tidak biasa, tapi baru kali ini Neuvillette memikirkan hal ini lebih dalam. Apakah ini sebuah pertanda? Atau ada arti tertentu? Apa hanya dunia ini yang sedang bermain-main dengannya?
Namun karena hal ini, [Name] semakin sering mengurung dirinya di dalam perpustakaan, mencari sesuatu tentang kelahiran Naga Hydro dalam catatan lama. Kendati demikian, Neuvillette tahu bahwa mungkin usahanya akan sia-sia mengingat dirinya juga masih mempertanyakan kelahirannya sendiri sebagai manusia.
Dan sejujurnya dia sangat terkejut ketika mendengar [Name] tengah hamil untuk pertama kalinya, tidak menyangka kalau hal ini mungkin terjadi. Tetapi bukan berarti itu tidak membuatnya bahagia, dia bahagia tetapi... rasanya juga aneh.
Dia benar-benar tidak menyangka kalau [Name] bisa hamil—oh, baiklah. Tentu [Name] bisa hamil dan mengandung, bagaimana pun itu hal yang wajar karena sudah menjadi hakikatnya sebagai manusia, tapi—tapi anak yang dikandung [Name] adalah anaknya!
Pada dasarnya para Vishap lahir dari elemental murni yang berasal dari The Light Realm, karena itulah para Vishap bereinkarnasi dengan memisahkan tubuh dan jiwa mereka ketika mereka mati atau tersegel dan akan berusaha mencari tubuh yang paling murni untuk menjadi wadahnya seperti yang terjadi pada Scylla.
Dengan kata lain, Neuvillette tidak bisa bereproduksi seperti pada Melusine. Namun dia tidak bisa menyisikan fakta bahwa ia telah membuahi [Name] dan kini istrinya tengah mengandung anak-anaknya. Neuvillette sudah memastikan itu, anak-anak yang dikandung [Name] benar-benar anaknya, energi dan sensasi dari energi primordial yang identik dengannya dan para Vishap bisa ia rasakan di dalam tubuh [Name].
Mungkinkah karena probabilitas itu?
"Maaf, aku tidak bisa banyak membantu," tutur Scylla, terlihat sekelebat perasaan kecewa di sana. "Kau tahu, aku sendiri tidak yakin apa aku masih dihitung sebagai Dragonborn sekarang."
"Tentu saja," jawab Neuvillette singkat sambil menyesap air di dalam gelasnya. "Kau tetaplah kerabatku dan aku tidak mungkin bisa memberimu tubuh baru jika bukan karena itu."
"Ah...."
"Benar, dengan kata lain." Neuvillette berekspresi serius. "Apa itu artinya mereka akan jadi keponakanmu? Apa seperti itu para manusia menyebutnya?"
"...."
Daripada itu, Neuvillette masih mencemaskan [Name] karena istrinya begitu kalut dengan kehamilannya sendiri. Dan meskipun Neuvillette sudah bilang kalau dia akan baik-baik saja, tampaknya itu tidak berhasil mengubah suasana hatinya.
Dia membutuhkan sesuatu untuk meyakinkan [Name] tetapi istrinya lebih membutuhkan jawaban atas pertanyaannya saat ini. Namun jika perkiraannya benar, mengingat dirinya terlahir sebagai manusia yang utuh, sudah dipastikan [Name] akan melahirkan seperti manusia pada umumnya? Benar begitu, bukan? Tapi entah kenapa Neuvillette sendiri ragu dengan itu, takut jika pemikirannya mungkin salah dan ketika kelahirannya datang dan dia malah—karena itu?
Tentu saja, itu akan jadi sesuatu yang sangat aneh. Tidak heran [Name] begitu memikirkannya mengingat usia kandungannya sudah mendekati waktu persalinan. Akan ada banyak pertanyaan tentang bagaimana [Name] bisa bertelur dan bukan melahirkan.
"Terima kasih, Monsieur Neuvillette," ucap Scylla padanya, tersungging senyuman tipis di wajah pria itu. Dia bergumam, "keluarga, ya...."
"Iya, kau paman mereka."
"Kau benar." Dan dia tersenyum lebih, entah untuk apa. Namun yang pasti, sesuatu seperti terangkat dari bahunya yang kaku.
—oOo—
Jika ada yang bilang bereinkarnasi ke dalam sebuah game atau novel itu menyenangkan, tentu menyenangkan—tapi itu hanya ketika dia mengetahui semua dan segalanya.
Tidak dengan [Name].
Sejak ia memimpikan dua anak Naga itu, pikirannya berkecambuk liar. Mungkinkah dia bukan hanya akan melahirkan melainkan juga bertelur? Oh, jelas pertanyaan bodoh dan sangat konyol, tapi itu mungkin saja terjadi di sini dan dia sangat mengkhawatirkan hal itu.
Bagaimana jika Ibunya melihat persalinannya yang sangat ganjil dan aneh itu? Bagaimana cara dia menjelaskannya kepada kedua orang tuanya? Dan Neuvillette—oh, asgata! Mungkin masyarakat akan mulai mempertanyakan identitasnya!
Dan ini membuat dia menjadi semakin setres.
[Name] menepuk-nepuk kedua pipinya, mengatakan pada dirinya bahwa ia harus bersikap setenang mungkin. Meyakinkannya bahwa dia akan baik-baik saja.
Selama ini [Name] sangat bahagia dengan kehamilannya terutama ketika pertama kali dia menyadarinya.
[Name] cenderung tidak memperhatikan tanggal datang bulannya, malah dia hampir membiarkannya begitu saja seolah kalau memang sudah waktunya maka datang dan kalau tidak itu bukan masalah. Alasannya sederhana, karena tubuhnya bereaksi lebih cepat ketika dia mulai setres dan kelelahan sehingga jadwal datang bulannya sering kali terlambat atau bisa tidak ada selama satu bulan.
Namun itu bulan kedua dia sudah tidak datang bulan.
Jadi dia cemas dan mulai menghitung ketika pertama kali dia datang bulan terakhir kalinya di kalender yang ada di atas meja kerjanya di Palais Mermonia—tepat sudah 10 minggu.
Awalnya [Name] menyangkalnya, tidak ingin terlalu berharap lebih. Lagi pula itu hanyalah gejala yang biasa terjadi, jadi dia mengabaikannya dan membiarkannya berlalu begitu saja bahkan hampir melupakannya. Tetapi itu terus berlanjut hingga dua minggu selanjutnya sebelum menyadari nafsu makannya berubah, mual dan dia mudah kelelahan.
Anne adalah orang pertama yang menyadari perubahan suasana hati dan kondisinya, bagaimana pun dia masih menjadi pelayan pribadinya meski [Name] telah menikah.
Anne mendesak [Name] untuk memberitahu Neuvillette tentang kehamilannya, tetapi mengingat keadaan Palais Mermonia sedang begitu riuh, jadi dia mengurungkannya dan hanya memberitahu kedua orang tuanya. Pada saat itu, [Name] berjanji pada kedua orang tuanya bahwa ia akan mengatakannya pada Neuvillette ketika suasananya sudah lebih baik dan pekerjaannya menjadi lebih ringan—bagaimana pun dia tidak bisa meninggalkan posisinya dalam keadaan berantakan seperti itu, bukan? Dan tidak ada seorang wanita bangsawan yang terlihat berada di luar ketika mereka sedang hamil.
Lantas tanpa sadar, itu membuat [Name] bekerja lebih keras daripada yang biasa dilakukannya hingga membuatnya jatuh pingsan.
"Ini membosankan," gumam [Name] sambil menopangkan dagunya di tangan dan bersandar pada sofa.
Kalau di kehidupannya dulu, tidak akan mengherankan mendapati banyak Ibu hamil yang terlihat berjalan menelusuri kota dan menaiki angkutan umum sekadar mengubah suasana, tapi tidak di sini. Aturannya jelas berbeda.
Di sini, dia dipaksa untuk terus berada di rumah tanpa melakukan apa pun, dan selama ini [Name] hanya makan dan membaca sambil sesekali memeriksa urusan internal mansion dan keperluan rumah tangganya.
"Aku tidak sabar untuk bertemu kalian," ucap [Name] pada kedua anak di dalam perutnya yang membuncit itu, dia tersenyum sambil mengelusnya.
Tiga minggu lagi, pikir dalam benaknya. Dia akan bertemu dengan anak-anaknya dalam tiga minggu lagi.
Tiba-tiba pintu ruang duduknya terbuka, dan Neuvillette masuk sambil menyunggingkan senyuman. [Name] segera menyambutnya dengan ciuman di bibir pria itu begitu dia duduk di sampingnya.
"Neuvillette, kau sudah pulang," katanya dengan nada bahagia.
"Ya, aku kembali lebih awal hari ini. Bagaimana keadaanmu?" Tanya Neuvillette seraya menarik tangan [Name].
[Name] menghela napas, mencoba mengusir kegelisahannya. "Aku baik-baik saja, hanya merasa cemas tentang mimpi aneh itu—"
Neuvillette mengusap punggung tangan [Name] dengan lembut. "Jangan terlalu dipikirkan, Istriku. Itu hanyalah mimpi, yang penting adalah kenyataan bahwa kau dan bayi-bayi kita sehat."
"—dan tubuhku semakin berubah."
"Kau cantik," bisik Neuvillette, dia mendaratkan satu kecupan ringan di bibir [Name]. "Dan itu hal yang normal."
Entah kenapa, ketika Neuvillette mengatakannya itu terasa begitu benar—oh, sial. Ini semua karena kata-kata para Ibu itu dan [Name] jadi memikirkan hal tak berguna berkat wejangan mereka.
"Terima kasih, Neuvillette."
Neuvillette mengangguk. "Bagaimana jika kita berjalan-jalan di taman? Udara segar mungkin bisa membantu menghilangkan kecemasanmu."
[Name] mengangguk dan Neuvillette bangun lebih dulu sebelum membantu Istrinya berdiri dengan hati-hati. Namun, saat dia berdiri, perutnya tiba-tiba terasa kencang. [Name] lantas berhenti, meremas tangan Neuvillette dan memanggil namanya, "Neuvillette... sebentar...."
"Kau ingin pergi ke tempat lain?"
"Neuviette...." [Name] meremas tangan Neuvillette lebih, menyentuh perutnya yang semakin mengencang. "Berhenti... bayinya...."
"[Name]—"
"Sepertinya... mereka... akan lahir—!"
"Sekarang?" Neuvillette refleks memeluk [Name], melingkari tangannya. Saat itu istrinya menatapnya dengan ekspresi yang tertahan dan mengangguk. "Anne!"
—oOo—
Neuvillette hampir kehilangan ketenangannya saat ini manakala dirinya mendengar [Name] berteriak di dalam kamarnya—tidak, mungkin dia benar-benar akan kehilangan ketenangannya kalau tidak melihat Sigewinne keluar dari sana dan menghampirinya.
"Monsieur Neuvillette, Nyonya mencarimu. Sebaiknya kau segera masuk."
Dan Neuvillette masuk tanpa ragu, menghampiri [Name] yang tengah ditemani Ibunya di sisinya, menggenggamnya dan menatap matanya.
"Neuvillette...."
"Aku di sini," katanya, dia mengecup tangan [Name] dan mengusap wajah istrinya itu. "Aku di sini, aku tidak akan pergi kemana pun. Kau dengar aku, [Name]?"
Saat [Name] mengangguk pelan dan air mata mengalir di pipinya, Neuvillette menoleh ke arah Sigewinne yang menganggukkan kepala padanya—memberinya isyarat untuk memandu [Name] bersamanya, Neuvillette mengangguk.
Dia mendekati [Name], menggenggam tangannya dekat di jantungnya, mencium dahi [Name] dan berkata, "kau kuat dan kau pasti bisa, kau mengerti? Aku di sini, bersamamu." Lalu [Name] mengangguk dan Neuvillette mencium dahinya sekali lagi sebelum berbisik, "kau bisa, kau pasti bisa—kita bisa."
"Neuvillette...."
"Kita bisa, bersama," gumamnya. Neuvillette mengangkat wajahnya yang penuh pilu, menatap [Name] dalam-dalam. "Bersamaku... satu... dua... tiga—"
"OOOOOOOOOOHHHHHHHHHH!"
—oOo—
Halo Reader Mikajeh yang tercinta, terskasih dan tersayang~! 🥰🥰🥰 Bagaimana kabarnya? Apa kalian semua sehat-sehat aja? Semoga pada sehat selalu, ya! 🥹
Guys, Mikajeh mau curhat—sejujurnya ini jadi chapter paling konyol yang kubuat sampe aku ngakak sendiri pas baca ulang buat revisinya 😂🤣 Tapi intinya adalah aku mau kalian inget kalo chapter ini isinya cuman teori dan headcanon aku aja soalnya aku sendiri gak nemuin lore kelahiran Vishap ini spesifiknya gimana, jadi aku tambahin aja dikit tapi masih masuk ke lore aslinya 😅 Sekali lagi, jangan jadikan teori dan headcanon-ku ini patokan ya, cukup nikmatin aja 🥹🥹🙏🏻 Tambahan lagi sebelum kalian bertanya-tanya, "kenapa gak jadi bertelur?" ya, gimana ya, Bang... soalnya Neuvillette sendiri udah bilang kalo dia sekarang manusia meskipun esensi dan identitas aslinya masih Naga Hydro, jadi aku pilih opsi melahirkan—gamau repot juga sih tapi yaudah gitu dah wkwkwk 🤣
Oke, itu aja pembukaan dariku guys~! Sampai jumpa di chapter selanjutnya, see ya!
Xoxo,
Mikajeh
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro