Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 7

"Dengan kata lain, Anda ingin mengatakan bahwa obat yang dibuat Dokter Landry adalah penyebab kematiannya? Apa itu racun yang Anda maksud?"

"Benar."

Dokter Landry berteriak, ia menyalak atas pembenaran Dokter Virchow sebelumnya. Akan tetapi Dokter Virchow mengabaikannya, ia tetap tenang sementara wajah Dokter Landry menjadi merah padam. Ia mengeratkan tangannya dengan kuat.

Dokter Virchow melanjutkan, "dosis yang tepat menjadikan obat itu bukan racun. Biotoksin seperti ini sering terjadi karena sebuah kelalaian. Aku ingin bertanya pada Dokter Landry, apa kau pernah menjelaskan pantangan kepada pasienmu sendiri?"

"Pantangan ...?"

"Aku akan mempermudah pertanyaannya, apa kau pernah meminta Baron Barten untuk tidak mengonsumsi sesuatu saat meminum obatnya atau selama masa pemulihannya?"

"Itu...."

"Ini sebuah kelalaian, Yang Mulia." Layar kembali berganti, kali ini menunjukkan data analisis dari obat yang diminum Baron Barten. "Pada hari itu, Baron mengonsumsi banyak Bulle Citrus yang mana membuat tubuhnya menghasilakan senyawa furanocoumarin dalam jumlah besar di tubuhnya. Lalu pada waktu yang sama, ia mengalami shock berat hingga membuat penyakitnya kambuh yang mengharuskannya untuk segera meminum obatnya. Tapi di sanalah letak kesalahannya."

Dokter Virchow menjelaskan jika akibat dari mengonsumsi Bulle Citrus dalam jumlah besar dapat memengaruhi obat yang akan diminumnya secara bersamaan dengan meningkatkan efek obat sampai 330% atau lebih yang menyebabkan overdosis, inilah yang ia maksud dengan "obat beracun" yang disebut olehnya sebelumnya.

Bahkan dalam kehidupanku sebelumnya, obat yang harus dikonsumsi setelah makan tidak bisa langsung diminum saat selesai makan tetapi membutuhkan waktu sekitar 20 menit setelahnya. Alasannya karena kandungan asam lambung dalam tubuh sedang tinggi dan jika dipaksakan akan menyebabkan sakit perut dan mual.

"Memang benar furanocoumarin dapat membantu untuk beberapa jenis pengobatan tertentu, tetapi pemahaman tentang interaksi obat dan makanan ini masih sangat kurang sehingga saya selalu menganjurkan pasien saya untuk tidak meminum alkohol dan buah-buahan asam lainnya selama proses pemulihan," Dokter Virchow selesai menjelaskan. "Sekali lagi aku tanyakan padamu, apa kau pernah memberitahu pantangan seperti itu pada pasienmu sendiri, Dokter Landry?"

"... tidak."

"Sekian kesaksian dari saya, Yang Mulia."

"Kesaksian diterima."

Detik berikutnya Dokter Virchow mundur dari posisinya dan kembali. Aku lanjut memimpin persidangan, "seperti yang sudah Anda sekalian dengar, kematian Baron Basten bukanlah kematian yang sengaja direncakan melainkan kematian karena kelalaian tak disengaja."

"Pihak pembela, apa ada yang ingin Anda sangkal?" Neuvillette bertanya.

"... tidak ada, Yang Mulia."

"Kalau begitu, apa tuntutan yang ingin Anda berikan pada terdakwa, Nona Beneviento?"

Aku mendongak ke arah Neuvillette yang berdiri pada posisinya di atas dan berkata, "saya mohon kerendahan hati Anda untuk memberikan masa percobaan dua tahun masa tahanan rumah pada terdakwa, Yang Mulia."

"Dimengerti."

Neuvillette mengulang rekap kejadian kasus kematian Baron Barten. Namun kali ini ia mengungkapkan kelalaian yang dilakukan terdakwa saat memberikan perawatan sehingga menyebabkan kematian.

Selain Baronesa Barten, Neuvillette juga meminta Garde untuk melakukan investigasi kepada Dokter Landry terkait profesionalitasnya karena sudah membocorkan rahasia pasien seenaknya.

Dan terakhir tuntutanku atas keringan hukuman untuk Baroness diterima, ia akan ditahan di kediamanannya selama masa percobaan selama dua tahun penuh. Selama ia tidak dicurigai melakukan apa pun, ia akan sepenuhnya dibebaskan dan hak untuk mewarisi harta kekayaan milik Baron Barten akan tetap ada di tangannya. Ditambah ia akan tetap bisa menemui semua anak-anaknya.

"Terima kasih banyak, Nona [Name]. Terima kasih banyak...." Baroness menangis. Ia menggenggam tanganku.

"Terima kasih kembali, Baroness. Mulai sekarang, Anda dimohon untuk berhati-hati karena sepertinya ipar Anda tidak akan mengabaikan celah ini."

"Tentu, tentu saja! Saya akan mengingat nasihat Anda, Nona."

Setelah sedikit salam dan sapa dengan Baroness dan anak-anaknya, aku melonggarkan kerah pada pakaianku dan mengembuskan napas.

Dari arah sampingku, aku bisa merasakan tatapan dari pengacara pihak pembela. Rasanya aku harus segera menyingkir dari sini, perasaanku tidak enak.

Namun langkahku terhenti saat Duke Wriothesley tiba-tiba berdiri di belakangku dan menyapa, "terima kasih atas kerja kerasnya, Nona Hakim."

Oh, dia masih di sini. Aku menunduk. "Terima kasih untuk Anda juga selama beberapa hari ini, Tuan Duke."

Saat aku menyadarinya, muka airnya sedikit berbeda. Ia terlihat kecewa. "Apa masih ada urusan dengan saya?"

"Tidak, tapi aku benar-benar kecewa dengamu. Apa waktu yang sebentar itu hanya begitu saja?"

Sebenarnya apa yang ingin dia katakan? "Tolong katakan yang jelas agar saya mengerti, Duke?"

"Ayolah, kita sudah bersama selama kasus ini apa kau masih akan memanggilku begitu? Menggunakan bahasa formalmu yang tidak konsisten?"

Tolong berhenti membicarakan bahasaku yang tidak konsisten, aku tidak bermaksud begitu. Aku menghela napas pelan dan membalas, "bagaimana mungkin saya bisa seperti itu pada orang terhormat seperti Anda."

"Kau tahu, mungkin ini tidak akan menjadi terakhir kalinya kita bertemu."

Tidak, tolong ini jadi yang terakhir. Aku tidak ingin berurusan dengannya lagi. Namun aku bersikeras, "maafkan saya, Tuan Duke."

Akhirnya Wriothesley menghela napas pasrah dan menyentuh tengkuk belakangnya dengan lelah. "Baiklah. Tapi kita lihat saja nanti, mungkin kita akan segera bertemu lagi."

Setelah mengatakan itu, Wriothesley pergi begitu saja. Aku bersungguh-sungguh saat berkata tidak ingin berurusan dengannya lagi.

"Terima kasih atas kerja kerasmu, Nona [Name]."

Aku membalikan tubuhku, tepat di sana berdiri pria yang amat kukenal dengan baik. Neuvillette mendekatiku dan aku menyapa, "justru Anda sudah melakukan yang terbaik, Monsieur Neuvillette."

Dia memandangiku lagi. Sebenarnya aku penasaran, memangnya ada yang salah denganku sampai ia melihatku seakan ingin mengusirku dari sini?

Tak lama ia kembali membuka suaranya, "sebenarnya ada yang ingin kubicarakan."

"... baiklah?"

—oOo—

Tepat saat persidangan berakhir, Neuvillette berbicara dangan Dokter Virchow dan Profesor René. Aku baru tahu darinya jika keduanya adalah teman yang sudah cukup lama kenal.

Darinya juga, aku dengar Profesor René mengusulkan untuk membuat tim khusus autopsi untuk menangani kasus yang berkaitan dengan kematian untuk mengidentifikasinya. Jika kuingat kembali, saat masa studiku aku pernah membicarakan hal ini dengan Profesor René tapi saat itu aku mengusulkan untuk mengadakan kerja sama dengan rumah sakit bukan membuat kesatuan tim khusus.

Awalnya Dokter Virchow tampak bimbang dan sedang memikirkan banyak hal, tetapi akhirnya ia menyetujuinya dengan syarat dialah yang akan menemukan orang-orang untuk masuk ke dalam tim khusus ini. Dengan kata lain, ini adalah keputusan awal pembentukan satuan tim Forensik di Fontaine.

Selain itu, Neuvillette juga berkata jika aku yang harus membantu Dokter Virchow terkait pemilihan tim ini mengingat akulah yang awalnya meminta dia untuk mengautopsi mendiang Baron Barten dan aku menyetujuinya.

Lalu seminggu berlalu, sebuah ruangan khusus di Laboratorium Pusat disiapkan bagi para anggota tim Forensik.

"Lalu ini hasil autopsi untuk kasus sebelumnya. Semuanya sesuai dengan investigasi dari pihak Garde," kataku.

"Baiklah."

Berkat terbantuknya tim Forensik ini, banyak kasus yang selesai tanpa melewati persidangan umum yang panjang. Namun bukan artinya ini meringankan tugasku, sebaliknya jadi banyak pihak keluarga korban dari kasus sebelumnya meminta investigasi ulang. Jadi aku harus meninjau ulang beberapa kasus yang sudah berlalu lebih dari setahun yang lalu.

"... dan Earl Lorraine ingin menemuimu, sepertinya dia ingin berkonsultasi masalah hukum."

"Begitu, ya... kalau tidak salah dia ingin membicarakan tentang bisnis kerjasamanya dengan Inazuma, 'kan?"

"Benar. Lalu ada Tuan Demian dari Perusahaan Helix yang ingin datang."

"Ah, dia orang dari Natlan yang ingin memoroduksi barang-barang dari binatang laut untuk pabriknya di sana. Tolak itu."

"Selanjutnya...."

Ngomong-ngomong, sedikit banyak pekerjaanku juga bergeser. Daripada menjadi hakim untuk memutuskan perkara, aku lebih dekat seperti sekretarisnya.

Neuvillette sebelumnya sudah membicarakan ini juga denganku, alasannya karena mulai dari sidang waktu itu ada banyak orang yang berusaha mendekatiku demi keuntungan mereka karena mereka mengira keputusanku juga milik Neuvillette.

Tentu aku menyadari hal itu dan tidak sembarangan mengambil keputusan selain putusan yang sudah dibuat Neuvillette sebelumnya. Jadi hampir semua orang yang berusaha berbicara denganku akan langsung kualihkan pada Neuvillette atau menolaknya langsung jika tidak ingin.

Namun saat itu, suara panik dari seorang Garde mengalihkan perhatian kami berdua, "Monsieur, Nona Hakim, ada kasus! Count Monspiet ditemukan gantung diri di ruang kerjanya!"

—oOo—

Begitu aku mendapatkan kabar kematian Count Monspiet, aku meminta Garde untuk melakukan sterilisasi TKP—meminta semua yang ada di sekitarnya untuk tidak masuk kecuali tim investigasi Maison Gardiennage dan Marechaussee Phantom—dan meminta mereka untuk segera memanggil Tim Forensik yang dipimpin Dokter Virchow segera.

Semua pekerja termasuk nyonya rumah yang kebetulan ada di sana, dikumpulkan di tengah halaman tanpa ada seorang pun yang diperbolehkan pergi dari lokasi.

Selain itu, aku meminta izin kepada Neuvillette untuk menuju lokasi kejadian untum mengumpulkan kesaksian serta bukti sekaligus melihat keadaan, dia pun mengizinkan.

Tak butuh waktu lama, aku segera sampai di lokasi yang langsung disambut oleh salah seorang pria dengan rambut pendek kecoklatan yang mengenakan masker dan sarung tangan, dia salah satu orang yang dipilih Dokter Virchow untuk bergabung dalam tim Forensiknya.

"Selamat siang, Nona [Name]," sapanya.

"Selamat siang," balasku. "Bagaimana keadaannya?"

"Semuanya sudah diperiksa, tidak ada seorang pun yang keluar dari kediaman ini termasuk Nyonya Arielle. Selain itu...."

Dia menambahkan jika keadaan Count Monspiet ditemukan oleh salah seorang pelayan yang curiga saat sedang berjemur di luar, ia melihatnya melalui jendela yang terbuka.

Awalnya pelayan itu tampak biasa saja dan tetap melakukan pekerjaannya sampai saat ia ditugaskan langsung untuk mengantarkan makan siang ke ruangan Count Monspiet, tetapi ia tidak sengaja mencium aroma tidak sedap dan mengikuti aroma itu karena penasaran dan membuka sedikit pintu ruang kerja Count.

"Tunggu dulu, jadi maksudmu selama ini makanan hanya diletakkan di depan ruangan Count tanpa seorang pelayan pun yang masuk?" aku bertanya memastikan.

Dia menggeleng. "Tidak, Nona. Ini kali pertama pelayan itu mengirimkan makan siang karena pelayan yang harusnya bertugas sedang keluar."

Aku terdiam dan berpikir sejenak. "Bagaimana dengan kesaksiannya?"

"Ah, pihak Garde sedang melakukannya saat ini."

"Baiklah kalau begitu."

Aku memutuskan untuk menemui pihak Maison Gardiennage dan mendengarkan penjelasan langsung dari mereka.

Sembari berjalan, aku melihat-lihat area sekitar taman dan menoleh ke arah kediaman Count. Dari jarak ini, aku bisa melihat beberapa orang bergerak di dalam, dugaanku itu adalah ruang kerja Count.

Untuk sesaat aku berhenti berjalan dan berpikir mungkin ini adalah posisi saat pelayan itu melihat keganjilan Count yang ada di dalam ruang kerjanya. Saat aku berputar ke belakang, tanpa kusadari berdiri sebuah pohon besar berwarna ungu yang sangat subur.

Detik berikutnya, aku menangkap sebuah suara yang kukenal, "oh, bukankah ini Nona Hakim?"

Bulu kudukku meremang. Suara dalam seorang pria ini tidak mungkin mudah kulupakan, walaupun sebentar tapi aku pernah bekerja dengannya. Aku pun mengalihkan perhatianku padanya dan menyapa, "selamat siang, Tuan Duke."

"Seperti kataku, bukan? Pasti kita akan bertemu lagi."

Aku tertawa canggung. Dia ini sungguh-sungguh? Aku pun memilih mengalihkan pembicaraanku, "jadi apa yang Anda lakukan di sini?"

"Apa ...? Tentu saja aku yang menyelidiki kasus ini," katanya. Ah, jadi dia yang melakukan investigasinya dengan para Garde?

"Baiklah, aku mengerti. Jadi dimana para saksi?"

"Akan kuantar."

Tak perlu waktu lama, aku pun sampai di tengah taman dimana para penghuni kediaman dikumpulkan untuk memberikan kesaksian.

Banyak diantaranya yang menangis ketakutan, beberapa merasa bingung dan bertanya-tanya, sisanya pun ada yang tidak peduli.

Mataku terfokus pada sosok seorang wanita tanpa ekspresi seakan kematian Count bukanlah masalah baginya. Dilihat dari pakaiannya yang mewah dan riasan yang tebal, jelas dia adalah nyonya rumah di kediaman ini, Nyonya Arielle.

"Selamat siang, Nyonya Arielle," aku menyapanya. "Saya Hakim Pendamping dari Pengadilan Tinggi, [Name]."

"Ah, jadi kau Nona muda yang dirumorkan itu?"

"...?"

Ia mendekat ke arahku, melihatku dengan tatapannya menyelidik. Lalu dengan sebelah tangannya yang memegang kipas ia mengangkat daguku dengan ujungnya.

Melihat hal itu, awalnya Wriothesley hendak menepis tangan Nyonya Arielle tetapi kuhentikan. Aku terdiam, lalu wanita itu tiba-tiba berkata, "kudengar Nona sudah melewati musim debutnya, apa Anda akan menyia-nyiakan wajah ini?"

Lagi-lagi hal seperti ini. Aku menghela, perlahan aku menjauhkan ujung kipas itu dariku dan membalas, "saya hargai kecemasan Anda, tapi untuk saat ini saya ingin fokus pada pekerjaan saya."

Wanita itu tertawa geli. "Apa kau tahu kalau wanita seperti Anda cenderung dipilih menjadi pilihan terakhir?"

Aku tertawa rendah. "Tentu saja, itu pun bukan masalah untuk saya. Saya yakin harta keluarga Count juga sudah lebih dari cukup untuk menghidupi saya seorang diri."

"Nona ini... ternyata pintar berbicara, ya...."

"Nyonya berlebihan."

Wanita itu memberikan senyum paksa, jelas ia tidak terima dengan kata-kataku barusan mengingat rumor tentang keuangan Count yang buruk hingga katanya ia sampai menjilat beberapa bangsawan untuk mendapatkan dukungan keuangan agar ia tetap bisa berfoya-foya selama empat bulan belakangan ini.

"Baiklah kalau begitu, apa sekarang saya bisa mengajukan beberapa pertanyaan pada Anda?"






























—oOo—

Halo Reader aku yang tercinta, terkasih dan tersayang! 🥰

Yey, yey, yey! Kita ketemu lagi di hari bukan Senin yang cerah ini mwehehehe 👀✨️ minggu lalu aku dapet banyak reply yang sangat meharukan dan jujur AKU SENENG BACANYA HEHEHEHEHEHEHEH 😆💕💕💕 Makasih banyak banyak sekali yang udah tetep baca cerita ini dan nunggu updatenya 🥺🫶🏻

BTW karena banyak yang nanya juga progress work-nya udah sampe mana, aku kasih bocoran dikit deh 😌 sebetulnya Mikajeh udh update di acc Twitter random Mikajeh sendiri jd mungkin yg emg phallaw juga udah tau sampe mana tp ya betul draft untuk work ini udah sampe chapter 30 🤣 banyak? Banget malah hahaha 😭 jujur gak nyangka bakal masukin banyak chara playable makanya jadi banyak ditambah krn ini genre utama ceritanya misteri jd emg gk bakal dikit jg biar detail2 sama clue yg ada bs disampaikan dengan baik—anjayyyyyy

Sneakpeek dikit gpp wkwkwkwk

Sebagai tambahan chara playable yg keluar smp detik ini aku nulis udh ada: Navia, Clorinde, Furina, Lyney, Lynette, Freminet, Arlecchino, Sigewinne; Soon : Childe, Zhongli, Yanfei, Ningguang, Beidou; mungkin : Ayato, Thoma—ad lg tp yg ini blm playable jd gk aku sebut dlu ya

Yaudah itu aja guysss terima kasih sudah setia sampai saat ini, semoga tetap bisa ngasih asupan nutrisi yang baik—//gak



Xoxo,

Mikajeh

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro