Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 50

"Lady [Name] Beneviento diperkenalkan oleh Ibunya, Countess Evelynna Beneviento."

Mata pria itu hanya terfokus pada satu sosok dihadapannya. Neuvillette terbiasa melihatnya seperti sudah menjadi bagian dari hidupnya, tapi hari ini [Name] benar-benar sangat berbeda hingga ia tidak bisa mengalihkan pandangannya selain kepada Nona itu.

Wajah mungil dengan kulit putih bersih yang sehat, manik violet yang cerah bermahkota merah menyala yang menutupi hingga punggungnya tampak sangat berkilauan. Dia yang mengenakan gaun sutra bernuansa putih-merah itu terlihat sangat cantik.

Dadanya berdegup kencang. Tidak ada kata yang bisa menjelaskan betapa bercahayanya [Name] saat ini dan hanya memikirkannya tanpa sadar membuatnya tersenyum.

Ah, aku senang karena tidak membatalkan acara ini.

Namun di waktu yang sama, Neuvillette harus membiarkan orang-orang mengetahui betapa memikat dan bernilainya Nona itu. Memikirkannya membuat dia sangat muak.

Neuvillette yang masih menunggu di lantai dua Ballroom sembari menikmati air di dalam gelasnya seorang diri, masih mengunci pandangannya pada sosok yang yang sama. Bahkan ketika orang-orang berusaha menyapanya, ia hanya tersenyum dan menjawab seperlunya.

Perasaan malam itu kembali mendatanginya.

Saat ini dia ingin berlari ke arahnya, menyentuh jemari dan wajahnya, mencium bibir merahnya yang lembut. Neuvillette ingin merasakan kembali sensasi yang [Name] berikan malam itu, hanya sesaat tapi begitu meninggalkan bekas dalam benaknya.

[Name] Beneviento, luar biasa menawan di bawah cahaya lampu chandellier dan bunga-bunga disekitarnya. Wajahnya lagi-lagi dihiasi salah satu senyum lebarnya.

Ini pasti akan menjadi pemandangan yang lebih indah jika [Name] tidak dikelilingi setidaknya oleh lima lelaki dengan salah satunya yang mencoba menawarkan segelas limun pada wanita itu. Basa basi yang terlontar dari mulut para pria itu seolah mengerti apa yang sedang mereka bicarakan terdengar sangat konyol.

Apa mereka tidak menyadari ekspresi Nona [Name] yang bosan itu? pikir Neuvillette. Seluruh pemandangan ini sangat memuakan.

Neuvillette masih memusatkan tatapannya pada [Name] yang tengah mengarahkan senyuman cerah dan memesonanya kepada pria bodoh yang mencoba menggodanya dengan pengetahuannya yang dangkal. Saat [Name] melemparkan senyumannya lagi, tangannya refleks terkepal erat.

Sebaiknya aku turun dan menghampirinya sekarang.

Saat sudah memutuskan begitu, tiba-tiba Neuvillette mendengar percakapan yang berhasil membuatnya murka.

"Aku bertaruh kau akan gagal!"

"Jangan bercanda, tahun lalu aku berhasil meluluhkan lima orang gadis."

"Kau jangan bandingkan gadis-gadis itu dengan Nona Beneviento, dia itu berbeda!"

"Mana mungkin, dia sama seperti gadis lain pada umumnya. Hanya saja memiliki sedikit kebanggaan yang tinggi."

"Kalau begitu aku bertaruh untuk keberhasilanmu."

"Lihat saja, aku akan mengajaknya untuk berdansa malam ini."

Pria-pria itu ...! Neuvillette menelengkan kepalanya sedikit ke arah mereka sembari mengingat setiap detail wajah bodoh mereka.

Tracy Karnstein, putra kedua Marquess Karnstein; Cutler Haizen, putra ketiga Count Haizen; Bern Bolton, putra pertama Viscount Bolton; Craney Creinghton, putra kedua Viscount Creinghton.

Sebaiknya ditenggelamkan saja atau menyemburnya dengan air bertekanan tinggi? Tidak, kalau seperti itu mereka akan mati, dia terlalu kasar. Mungkin pemeriksaan internal keluarga mereka akan lebih cocok. Paling tidak, mereka tidak akan berani menunjukan batang hidung mereka lagi dihadapan [Name].

Tak lama, [Name] terlihat meninggalkan kerumunan para pria itu ke sisi lain Ballroom. Begitu Neuvillette menyadarinya, ada seorang pria yang ingin berbicara dengannya tetapi Nona itu tolak. Awalnya Neuvillette pikir pria itu akan menyerah begitu saja, tapi tidak. Pria itu mengikutinya dalam jarak yang cukup jauh.

Perasaanku jadi tidak enak.

—oOo—

Seperti dugaannya, [Name] sedang berusaha menghindari kerumunan orang dengan bersembunyi di dalam bayangan pinggir Ballroom. Namun gerak geriknya sangat aneh, Nona itu seperti sedang memastikan sesuatu. Saat Neuvillette mengikuti arah pandangnya, dia sadar kalau ada seseorang yang mengikutinya. Dia pun menghindarinya dengan pergi ke lantai dua Ballroom menuju ruang istirahat.

Neuvillette yang khawatir akan terjadi sesuatu padanya memutuskan untuk menghampirinya.

Tepat ketika Neuvillette menaiki undakan anak tangga dan berbelok, dia bertabrakan dengan [Name]. Sebelum Nona itu jatuh, pria bertelinga runcing itu melingkarkan tangan di pinggangnya.

"Nona [Name]."

"Monsieur Neuvillette." Ia mendongak, wajahnya terlihat takut dan panik.

"Monsieur Neuvillette, senang bertemu dengan Anda malam ini," sapa seorang pria yang mengekori [Name].

"Apa yang kau butuhkan, Tuan Andersen?" tanya Neuvillette dingin.

"Saya ada perlu dengan Lady Beneviento. Bisa saya berbicara dengannya?"

Neuvillette melirik ke arah [Name] yang masih terlihat cemas. Tangan wanita itu refleks memegang lengannya lebih kuat.

"Sepertinya Nona [Name] tidak nyaman dengan itu, bisa kau meninggalkannya?" ujar Neuvillette masih sopan.

"Tapi saya—"

"Saya melihat Anda mengikuti Nona dari tengah Ballroom, bukankah itu sudah termasuk kejahatan? Ditambah disaat Nona Furina masih berbicara, saya pikir seharusnya Anda sudah tahu kesalahan Anda."

"Uh...." Pria itu pergi dengan wajah keras. Dia jelas tidak akan berhenti sampai di sini saja.

"... maafkan ketidaksopanan saya, Monsieur Neuvillette," ujar [Name] usai mengambil satu langkah mundur.

"Sepertinya kau repot juga, ya."

"Sedikit."

"Seperti yang sudah kalian tahu, aku di sini juga membawa tamu yang istimewa untuk memeriahkan Musim Sosial tahun ini...."

Ini sudah waktunya Neuvillette harus naik. Dia tidak tahu apa yang akan direncanakan Furina, tapi dia memintanya untuk naik saat ia mengatakan itu.

"Aku akan turun sekarang. Bagaimana denganmu, Nona [Name]?" tanya Neuvillette.

"Kalau begitu aku akan ikut."

—oOo—

Begitu sampai di pinggir Ballroom, Neuvillette pergi ke arah Furina berada sementara [Name] kembali bersembunyi di balik pilar pinggir Ballroom yang tak jauh dari tempat Furina berdiri.

Semua orang hari ini tampil dengan luar biasa. Bahkan dari tempat [Name] berdiri, dia bisa melihat Duke Wriothesley datang dan masih menyimak semua omongan yang dilontarkan Furina sembari menyandarkan punggungnya dengan kedua tangan menyilang di depan dada.

"Bagaimana? Kau jadi mendekati Duke Wriothesley?"

"Uh... tidak salah mencobanya."

"Ini pertama kalinya ia muncul lagi setelah beberapa tahun. Mungkin ini kesempatan terakhirmu."

"Aku juga akan mencobanya."

"Aku takut tapi tetap percaya diri!"

[Name] tahu kalau wajah Duke Wriothesley memang memikat, tidak heran begitu Furina menyelesaikan sambutannya dia akan langsung diserang para Nona ini.

Duke Wriothesley adalah pria yang menawan, jangkung dengan tubuh atletis, ditambah rambut gelap dan tebal. Matanya biru terang dengan tatapan yang menusuk yang menjadi alasan banyak Nona muda mulai memperhitungkannya sebagai calon berpotensial.

"... kalian, para Nona muda, adalah sosok yang berkualitas dan aku yakin diantara kalian juga akan ada wanita yang akan memesona orang ini...."

Alis [Name] terangkat sebelah. Eh? Kupikir Furina akan memperkenalkan seorang Nona muda, jadi dia seorang pria?

"... lagi pula, inilah musim yang tepat dimana Monsieur Neuvillette sedang mencari pendampingnya."

... ya!? Monsieur Neuvillette!?

—oOo—

Neuvillette diam. Di waktu yang sama suara orang-orang di dalam Ballroom tercekat di kerongkongan dengan wajah tak percaya.

Apa yang digumamkan orang-orang saat ini persis apa yang dipikirkan Neuvillette. Namun dia juga mendengar apa yang baru saja mereka dengar dari mulut Furina.

Begitu Furina turun dari panggung dan menemuinya, Neuvillette berkata padanya, "jadi itu yang kau maksud dengan membantu?"

"Ya, kau akan membutuhkan itu," katanya. "Karena aku sudah mengumumkan itu secara resmi, artinya kau juga akan jadi saingan yang berat untuk para pria itu."

Neuvillette memikirkaannya dengan serius. Dia tidak pernah muncul sekali pun ke muka umum selain saat persidangan, muncul secara mendadak tanpa pengumuman resmi hanya akan menimbulkan keraguan. Namun kini mereka akan memperhitungkan Neuvillette sebagai saingan mereka.

Saat Neuvillette sedang berpikir begitu, Furina menambahkan, "tidak ada seorang pun yang berani padamu. Kalau kau terus membuntuti Nona [Name], maka mereka juga tidak akan berani mendekati wanita itu."

Dengan kata lain, kehadirannya disisi [Name] sama saja mendeklarasikan dirinya itu sebagai wanita pilihan Neuvillette. Neuvillette mendengus. Baru kali ini ia bisa menerima kata-kata Furina tanpa mempertimbangkannya.

"Sebaiknya kau segera kembali, dansa pertama dalam Pesta Debutante akan menjadi awal untukmu. Jadilah partnernya."

—oOo—

Neuvillette adalah orang yang tampan dan kaya, ia juga punya koneksi dan posisi yang sangat kuat di Fontaine, ditambah dengan kepercayaan bahwa dirinya dicintai para Dewa karena umurnya yang panjang, membuat dirinya mendapatkan nilai tambah di mata masyarakat kalangan bawah dan para bangsawan.

Berdasarkan yang dikatakan Furina, dia akan menikah di musim ini dan menjadikannya bujangan paling layak yang dapat dibandingkan dengan Duke Wriothesley.

Bukankah musim ini benar-benar sangat luar biasa?

Begitu Furina selesai memperkenalkan Neuvillette, suara musik pembuka terdengar. Waktu perburuan dimulai. Bagi mereka yang sudah mendapatkan partner sedang bersiap untuk naik ke lantai dansa dan yang belum tengah memilih pasangannya dengan hati-hati.

Tepat detik berikutnya, seorang pria menghampiri [Name] dan memperkenalkan dirinya sebagai Trancy Karnstein.

"Senang berkenalan. Nona Beneviento, apa...."

"Nona [Name]."

[Name] menoleh ke arahnya yang datang tiba-tiba. "Monsieur Neuvillette ...!"

Ia melirik ke arah Trancy Karnstein dan bertanya pada [Name], "aku baru meninggalkanmu sebentar tapi kau sudah kedatangan tamu, apa aku mengganggu?"

"Ah...." dengan agak ragu [Name] menjawab, "tidak ada. Apa ada masalah?"

"Begitu, ya." Neuvillette melirik ke arah Karnstein.

"Ma-maafkan ketidaksopanan saya. Saya akan pergi sekarang karena ada hal yang harus saya urus!"

Ah, akhirnya dia pergi. Melihatnya pergi begitu saja dengan wajah pucat, [Name] menduga jika urusan itu benar-benar mendesak.

"Karena pengganggu sudah pergi, jadi aku bisa berbicara denganmu."

"Ya? Pengganggu?"

"Tidak ada," ujar Neuvillette. Dia memandangnya sejenak. Dia benar-benar cantik. "Lady [Name], apakah Anda ingin berdansa dengan saya?"

"Dengan senang hati."

—oOo—

"Monsieur, Anda tampak luar biasa hari ini," kata [Name] berbasa basi.

"Cantik."

"... ya?"

"Dan kau sangat cantik hari ini," Neuvillette berkata sembari mematri senyuman di wajahnya.

Sejak kapan dia belajar untuk memuji seseorang setegas ini? pikir [Name].

Neuvillette bukan orang yang suka memuji sesuatu. Ia bahkan tak pernah memuji masakan atau kudapan yang enak sebelumnya sampai-sampai orang mengira ia tidak memiliki indra perasa. [Name] tahu itu dari penjelasan pada profile di dalam gamenya.

Eh... bukankah sesekali dia memuji teh buatanku? Bahkan sup waktu itu pun begitu... dan hari ini dia memujiku?

Walaupun begtu, [Name] membalasnya dengan senyuman yang sama. "Terima kasih banyak."

[Name] dan para Debutant hari ini berdiri sambil bergandengan tangan dengan partner masing-masing menuju lantai dansa untuk menampilkan tarian pertama begitu musik pembuka selesai.

[Name] bisa merasakan mata orang-orang yang memandangi sekujur tubuhnya. Ia berbisik pelan kepada Neuvillette, mencoba memaksakan dirinya untuk rileks, "ada lebih banyak orang daripada yang saya perkirakan."

"Benar."

"Monsieur Neuvillette, apa Anda tidak merasa terganggu? Atau merasa terbebani barang kali?"

"Tidak ada."

Neuvillette tidak menyukai perhatian seperti ini dan [Name] khawatir kalau pria ini sedang memaksakan dirinya. Setelah memaksanya keluar untuk mulai berinteraksi dengan orang-orang di Fontaine, sekarang Furina memaksanya untuk mencari seorang pendamping.

Sepertinya tidak begitu, Neuvillette tidak akan menurutinya tanpa alasan.

Walaupun begitu, [Name] tidak berpikir untuk menanyakannya. Bagaimana pun itu masalah pribadinya dan wanita ini tidak ingin ikut campur.

"Kalau Anda merasa keberatan, tolong katakan pada saya," kata [Name] lagi. "Saya tidak akan memaksa Anda untuk melakukannya sampai selesai."

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Eh? Ah, karena Anda tidak menyukai hal-hal seperti ini, saya jadi khawatir kalau Anda merasa terusik."

"...." Saat itulah Neuvillette kembali mengulas senyumannya. "Aku senang kau khawatir padaku, tapi aku tidak apa-apa."

"... apakah begitu?"

Neuvillette menatap [Name] sejenak dan membalas, "aku senang mendengarnya."

... uh-oh, baiklah kalalu begitu.

—oOo—

"Aku senang mendengarnya."

Musik dimulai. Seiringan dengan musik yang menggema di seluruh Ballroom, [Name] dan Neuvillette mulai menapaki langkah dansanya satu persatu.

Walaupun sudah berlatih cukup banyak, [Name] tetap takut untuk melakukan kesalahan. Tepat saat itulah ketika alunan musiknya memasuki bagian berikutnya, temponya menjadi sedikit lebih cepat.

Kakinya yang tegang karena gugup akhirnya melewati satu gerakan hingga membuatnya terjatuh. Sial, aku ceroboh!

Saat pikiran [Name] akan menggagalkan tarian pertamanya datang, lengan Neuvillette sudah memegang erat pinggangnya dan menopang tubuhnya agar tidak jatuh.

"Uh...." [Name] melihat ke arah Neuvillette dengan tatapan terkejut.

"Tidak apa-apa." Neuvillette tersenyum tipis sembari mengatakan itu dengan suara rendah.

Neuvillette membantu [Name] memperbaiki posisinya dan mulai membimbingnya perlahan saat wanita itu mulai merasa takut dan gelisah.

Dia terus menatap matanya dengan lurus tanpa kehilangan ketenangannya yang ikut membuat [Name] bisa mengendalikan dirinya lagi perlahan hingga akhirnya dia—dan Neuvillette—bisa menyelesaikan bagian kedua dengan baik.

Begitu musik berakhir, Neuvillette melangkah mundur dan membungkuk dengan sopan. Pria dengan telinga runcing itu mencium punggung tangan [Name] sementara orang-orang bertepuk tangan.

[Name] sempat terkejut dan tersentak sejenak mengingat tidak ada seorang pun yang melakukan itu selain dirinya, tapi dia tidak menarik tangan itu dari Neuvillette. Melihatnya seperti itu membuat [Name] merasakan perasaan aneh di dalam dadaku.

"Lady [Name], apa Anda ingin ikut dengan saya? Sepertinya Tuan Andersen masih menunggu giliran untuk bisa berdansa dengan Anda," katanya.

[Name] mengangguk. "Saya pikir lebih baik seperti itu."

"Saya juga akan meminta seseorang untuk memanggilkan pelayan Anda, sepertinya kaki Anda terluka."

Uh... dia menyadarinya. "Baiklah, terima kasih, Monsieur Neuvillette."

Neuvillette menarik tangan [Name] untuk digamitkan ke sebelah lengannya dan ia pun pergi dari tengah Ballroom bersamanya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro