Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 44

"Aneh sekali. Kalau begitu, bagaimana kau menjelaskan luka cakaran yang ada di lehermu?"

Pelayan itu secara refleks menyentuh lehernya yang terluka. "I-ini... aku dicakar kucing."

Kenapa semua orang sangat senang mengambinghitamkan Majikan menggemaskan itu ketika ada suatu insiden yang terjadi?

"Sayang sekali. Aku sangat mengenal bentuk luka karena cakaran kucing dan itu tidak akan terlihat seperti itu," sanggahnya. "Bagaimana jika seperti ini, aku akan buktikan dengan tes DNA."

"Tes... DNA?"

"Nona, kenapa kau selalu meminta hal-hal luar biasa secara mendadak seperti ini?" Dokter Virchow berujar dengan ekspresi lelah.

[Name] tersenyum penuh makna kearahnya. "Tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan bukan, Dokter? Apa Anda meragukan penelitian Anda sendiri?"

Dokter Virchow menghelakan napasnya pasrah. "Baiklah. Tapi ini akan membutuhkan waktu."

Seperti namanya, ini metode yang sudah ada dikehidupan [Name] sebelumnya. Dokter Virchow menjelaskan bagaimana metode itu dilakukan dan apa yang dibutuhkan. Semuanya terpukau. Dokter Virchow menambahkan jika ide itu ia dapat dari [Name]. Walaupun tidak salah, tapi [Name] hanya memberikan sedikit petunjuk dan sisanya pria pertengahan 60-an itulah yang melakukannya dengan timnya sendiri.

Tesisnya akan segera diumumkan ke muka publik. Dia benar-benar mengagumi kejeniusannya.

"Bagaimana? Kalau seperti ini, kau akan ditahan sementara sebagai tahanan darurat sampai hasilnya keluar," ujar [Name]. "Lalu saat hasilnya keluar tapi karena kau tidak mengaku... kau pasti tahu ini, 'kan?"

Dia akan dianggap berdusta saat dipersidangan dan hukuman untuk menodai sumpah yang dilakukan saat persidangan adalah kejahatan yang serius. Bahkan jika dia mengajukan banding, kata-katanya tidak akan bisa dipertimbangkan kembali.

Mendengar itu, dengan suara bergetar ia berkata, "... itu karena dia yang lebih dulu membunuh adik-adikku! Keparat Michel adalah monster!"

Pelayan bernama Rosemary itu menangis, pelupuknya sudah basah oleh air matanya saat ia menceritakan semuanya kepada [Name].

Dia mengaku jika komunikasi dengan kedua adiknya terputus dan hanya meninggalkan sepucuk surat terakhir yang mengatakan jika keduanya mendapatkan pekerjaan baru di salah satu toko perhiasan di Court of Fontaine. Penasaran dengan itu, Rosemary mencaritahunya sendiri dan berakhir bekerja sebagai pelayan di kediaman pemilik toko itu.

Namun ia tidak menemukan apa pun dan hampir menyerah, ia bahkan sudah bertanya kepada kepala pelayan dan karyawan yang bekerja, tapi tidak ada yang bilang mengenal kedua adiknya.

Akan tetapi pada suatu malam ia tidak sengaja menemukan barang yang disembunyikan di bawah lantai kayu kamarnya. Ia mengenali barang itu dengan baik karena barang itu adalah gelang milik kedua adiknya yang ia buat untuk keduanya sebelum mereka berpisah.

Bertanya pada para pelayan dan karyawan tidak mendapatkan apa pun, akhirnya Rosemary bertanya langsung kepada Michel Fourniret tapi pria itu mengaku tidak mengenal kedua adiknya. Dibutakan amarahnya atas kebohongan korban, Rosemary memutuskan untuk membunuhnya.

Di malam pembunuhan, Rosemary menuturkan saat ia bertanya kembali kepada korban saat korban dibawah pengaruh obat yang ia berikan, ia mengakui dirinya telah membunuh kedua adiknya dan berkata, "mereka abadi bersamaku. Kau juga akan begitu bukan, Nona [Name]? Kau menyukai perhiasanku,  bukan?"

Mulai dari sini, [Name] meminta para Garde untuk menggeledah kamar Rosemary dan menemukan barang-barang yang dimaksud begitu pun dengan barang buktinya.

"Saya sudah memeriksanya. Di dalam ada dua buah gelang dan satu surat atas nama Anda," jelas salah seorang Garde.

"Terima kasih banyak." [Name] menerima kotak itu dan membukanya. Ternyata benar.... "Nama adikmu... Elizabeth dan Natacha, benar?"

"Ba-bagaimana kau tahu!?"

[Name] memejamkan matanya sejenak. Dia tidak mungkin tidak pernah menemukan dua nama itu dan melihat foto yang ada di dalam kotak.

Sambil menghelakan napasnya, [Name] memutar tubuhnya ke arah wanita yang berdiri dihadapannya dan berkata, "sebaiknya kau yang menjelaskannya sendiri, Nona Arlecchino."

"Karena sudah sampai di sini, seperti permintaanmu."

Elizabeth Snezhevna dan Natacha Snezhevna adalah dua gadis kembar identik dari House of The Hearth yang Arlecchino minta untuk [Name] cari. Kedua anak itu membuat kesepakatan dengan Arlecchino untuk menyembunyikan fakta bahwa keduanya berafiliasi dengan Fatui dan sang Harbingers menyanggupinya. Alasannya karena kedua adiknya tidak ingin membuat kakaknya terbebani lagi setelah merawat mereka usai kedua orang tuanya membuang mereka.

Kakaknya, Rosemary Brichet, hanya tahu jika kedua adiknya bekerja pada salah satu hotel di Fontaine yang tak lain dikelola langsung oleh Arlecchino dan baru-baru ini dikabarkan pindah seperti yang ia tulis dalam surat kakaknya.

Seperti yang dialami Rosemary, Arlecchino juga kehilangan kontak dengan keduanya saat bertugas.

"Jadi kedua Delusion yang kita temui di sini adalah milik dua anak itu?" tanya Wriothesley memastikan.

Awalnya [Name] berpikir jika korban memiliki hubungan dengan Fatui, tapi begitu ia membaca daftar nama pelayan dan menemukan nama Rosemary Brichet, ia menemukan kemungkinan lain alasannya karena namanya juga ditulis di dalam dokumen yang Arlecchino berikan padanya.

Mengetahui hal itu, Rosemary melemas dan jatuh ke lantai. Ia sudah mengakui semuanya dan detik berikutnya, Wriothesley memborgol tangan wanita itu pun meminta para Garde untuk menjaganya.

"Tunggu, kasus ini belum selesai," [Name] berujar tepat sebelum Rosemary dibawa pergi oleh para Garde. "Kau mencari kedua adikmu, 'kan?"

Dengan tatapan tak percaya, Rosemary berbalik kearah [Name] dan dengan suara yang bergetar berkata, "apa... aku bisa bertemu... mereka ...?"

[Name] terdiam sejenak. "Walaupun faktanya sangat menyakitkan, apa kau tetap ingin bertemu dengan mereka?"

Air mata Rosemary pecah. Walaupun hanya menjawabnya dengan anggukkan kuat, [Name] tahu ia sudah siap menerima fakta apa pun yang ada dihadapannya.

"Apa maksudmu kasusnya belum selesai?" tanya Wriothesley. "Pelakunya sudah ditangkap, dia juga sudah mengaku."

"Benar. Tapi bukankah masih ada satu kasus lagi yang belum selesai belakangan ini?"

"tunggu, kau ingin bilang—"

"Kasus menghilangnya para gadis."

Kasus yang sudah lama ditangani [Name] tetapi tidak menemukan titik terangnya. Ditambah 4 korban terakhir yang ditemuinya tidak dapat teridentifikasi karena kepalanya yang dipenggal.

Melihat reaksi Wriothesley, dia tidak ingin [Name] berhubungan lebih jauh dari ini terlebih dengan adanya The Knave disampingnya. Sayangnya [Name] tidak bisa menurutinya, bagaimana pun dia punya janji dengan Arlecchino.

"Jadi, dimana anak-anak itu, Nona [Name]?" tanya Arlecchino.

[Name] mengalihkan fokusnya kepada Neuvillette yang berdiri dalam diam. "Monsieur Neuvillette, Anda sudah melakukan hal yang saya minta, 'kan?"

Dia mengangguk. "Para Melusine akan segera datang."

Tepat detik berikutnya, tiga orang petugas Melusine berseragam biru datang dan salah satunya berkata, "selamat siang semuanya. Kami sudah menyelesaikan permintaan Nona [Name]. Tapi...."

"Tapi?"

"Jalannya terputus, mereka menembus tembok."

"Tolong antar kami ke sana."

—oOo—

Dengan dipandu para Melusine dari Marechaussee Phantom, [Name] mengikutinya sampai di dalam Perpustakaan pribadi milik Michel Fourniret.

Apa yang para Melusine temukan adalah sisa bercak darah yang sudah dibersihkan. Walaupun tak terlihat, tapi para Melusine bisa melakukannya. Seperti yang Neuvillette katakan, mata mereka sangat bagus dalam penyelidikan khususnya untuk hal-hal seperti ini.

"Ada di sini."

Perpustakaan itu terlihat normal, tidak ada yang aneh. Tapi seperti yang selalu [Name] katakan, para bangsawan selalu punya tempat untuk bersembunyi dan menyembunyikan sesuatu.

Dokter Virchow menyemprotkan luminol pada rak yang ditunjuk oleh Melusine dan menyinarinya dengan sinar UV hingga bercak biru terang muncul di lantai dan permukaan lainnya. Suara orang-orang tercekat sekali lagi.

"Apa-apaan... ini!?"

Siapa pun yang melihatnya pasti terkejut. Bercak itu tidak sedikit, tapi sangat banyak bahkan ada sidik jari yang menempel pada badan rak.

"Kepala pelayan, Anda ingin saya meminta Wriothesley menghancurkan rak ini atau Anda yang membukanya?" tanya [Name] tiba-tiba.

"A-apa... maksud Anda ...?"

"Anda tahu semua yang dilakukan Michel Fourniret, 'kan? Tidak mungkin kasus sebesar itu dapat ditutup rapat kecuali ada pihak ketiga yang membantunya untuk membersihkan tangannya."

"Uh...."

"Aku penasaran sejak awal, tapi bagaimana kau mengetahui itu, [Name]?" tanya Wriothesley akhirnya.

"Apa kau ingat foto-foto yang kau tunjukkan padaku?"

Pria itu berpikir sejenak. "Foto Michel Fourniret yang membuntutimu?"

"Benar."

Semua foto saat Michel Fourniret muncul adalah ketika [Name] menangani korban-korban dari gadis tanpa kepala. Dari sanalah [Name] mencurigai kemungkinan lain.

Kepala pelayan itu pasrah dan mengeluarkan sebuah kunci dari sakunya. Ia pun membuka pintu yang ada di balik lemari dalam Perpustakaan. [Name] pun memasuki koridor tersembunyi itu dengan Wriothesley yang berjalan di depannya. Begitu sampai di dalam ruangan, semuanya terperanjat.

"Ini semua... Mourning Jewellery?"

Sebagian adalah perhiasan yang sama dengan para kliennya, sebagian lainnya datang dari mayat orang-orang yang ia gali sendiri makamnya, pun orang-orang yang ia bunuh. Nama, usia, bahkan tanggal kematiannya ia tulis dengan jelas di pelakat perhiasan di dekatnya.

[Name] pun melangkah semakin dalam, menilik setiap perhiasan di depannya sampai akhirnya berhenti pada salah satu kotak kaca dengan boneka porselen di dalamnya.

Di sana tertulis "Lizzy & Nat" sebagai judul dan di bawahnya ditulis lengkap "Elizabeth & Natacha".

[Name] mengambil kotak itu, membawanya dan menunjukannya kepada Rosemary. Wanita itu awalnya bingung dan ragu untuk menerimanya, tapi saat ia melihat isi di dalamnya bahunya tiba-tiba bergetar. Ia menerimanya, memeluknya dengan hati-hati dan menangis lebih keras daripada sebelumnya.

Arlecchino yang melihatnya dari belakang wanita itu hanya terdiam. Dengan ini [Name] sudah memenuhi permintaan wanita itu.

"Apa ini... kenapa kau ada di sana, [Name]!?"

[Name] mengalihkan eksistensinya ke arah sumber suara, tepatnya dimana Wriothesley berdiri saat ini. Dia mendekat dan menyunggingkan senyuman kecil. "Ah, bukankah dia sangat mirip, Wriothesley?"

"Kau...." pria itu menghelakan napasnya pelan. "Kenapa bisa kau sesantai itu?"

"Dia benar-benar mirip," celetuk Neuvillette. [Name] hanya membalasnya dengan senyuman penuh makna.

Apa yang ada dihadapan ketiga orang itu tak lain adalah boneka porselen yang dibuat dengan ukuran asli. Bukan hanya rambut dan mata, bahkan wajah, tinggi, dan warna kulitnya pun persis seperti [Name] sendiri. Boneka itu diberi gaun dan diletakkan di dalam peti kaca dengan kasur bunga di dalamnya.

"[Name]...."

"Ada ap—!?" [Name] diam membeku. Orang ini... hal gila apalagi yang dilakukannya? "Apwa yang kauw lakuwkan?"

"Memastikan kalau kau bukan boneka hidup," katanya seraya mencubit kedua pipi wanita itu.

Perempatan di dahi [Name] muncul. Oh, begitu. Memang sepertinya dia sudah mulai gila karena terlalu lama bekerja di Benteng Meropide tanpa menyentuh rumput di luar sana.

Saat ia tidak segera melepaskan tangannya, [Name] menarik kedua tangannya menjauh darinya dengan tangannya sendiri. "Sudah puas?" tanya wanita itu.

"Kalau aku bilang belum, kau membolehkanku melakukannya lagi?"

"...." tidak seperti itu aturannya, ya!

Di tengah itu, Neuvillette tiba-tiba menarik kedua bahu [Name] menjauh dari Wriothesley. Lalu dengan intonasi datar dia berkata, "kita ada di TKP, Duke."

"Ya, aku tahu. Tapi seperti yang kukatakan, aku hanya memastikannya."

Lagi-lagi mereka bertatapan dengan sengit.

Selagi itu terjadi, [Name] mundur dari posisinya diam-diam dan menghampiri para Garde dan Melusine dari Marechaussee Phantom, meminta Rosemary keluar. Di tengah itu, Arlecchino berkata, "sepertinya kau kerepotan sekali ya, Nona [Name]?"

"Apanya?"

Dia tertawa rendah. "Ya, mungkin ini akan jadi lebih menarik."

Detik berikutnya, Kepala Pelayan memanggil dan menuntun [Name] ke ruangan lain. Begitu tirai yang menutupinya digeser dan Kepala Pelayan itu membuka pintu dibaliknya, [Name] disambut dengan aroma formalin yang kuat sampai ia refleks menutup hidung dan mulutnya.

"Nona, ini yang ingin saya tunjukan pada Anda," ujarnya dengan ekspresi lesuh.

Begitu [Name] masuk, tubuhnya seketika membeku. Tidak ada kata yang terucap untuk menjelaskan pemandangan yang ada di depannya.

Michel Fourniret sungguh membuat karya yang "luar biasa".

Patung Themis berdiri megah dihadapannya. Patung Dewi Keadilan dari mitologi Yunani dikehidupan [Name] sebelumnya hanya saja tidak memiliki kepala.

"Patung ...?" kata Wriothesley dengan agak ragu.

"Apa dia Furina... bukan, aku rasa dia sedang tidak membuat patungnya," Arlecchino menebak.

"...." Neuvillette terdiam. Melihat reaksinya, [Name] tahu kalau pria ini bisa menebaknya sendiri.

"Ini bukan patung biasa, bukan?"

"... iya, Nona [Name]." Pelayan itu memejamkan matanya sesaat, ia melanjutkan, "ini... patung mayat."

[Name] awalnya berpikir jika Michel Fourniret menculik para gadia hanya untuk diambil tubuhnya dan dijadikan perhiasan, tapi saat [Name] mengingat pria itu sampai memenggal lebih dari 4 jasad yang ditemuinya dia merasa itu sangat berlebihan seakan ada hal besar yang ia lakukan.

Namun aku tidak tahu kalau akan jadi sebesar ini.

Mungkin hal ini didasari atas kekecewaannya terhadap menghilangnya sosok keadilan di Fontaine, atau karena dia sendiri hanya ingin membuat mahakaryanya. Dia membangun sosok itu sendiri dengan tangannya.

[Name] pun beralih pada pintu besi yang tak jauh di sampingnya. Begitu wanita itu membuka pintunya, dia langsung disambut dengan hawa dingin dan aroma formalin yang lebih kuat.

"Ini... apa ini kepala para Nona yang menghilang itu!?"

Ada lebih dari 4 kepala tanpa tubuh terjejer di dalam lemari pendingin. Tak salah lagi, itu adalah ruang pendingin dimana Michel Fourniret memotong-motong korban yang ia culik sebelumnya.

"Patung itu dibuat dari potongan tubuh Nona yang diculiknya," kata [Name].

Bukan hanya itu, dia bahkan memilih target untuk menjadi patungnya dengan hati-hati karena dia mengejar "kesempurnaan". Kaki dari seorang bangsawan muda, tangan seorang pelajar, tubuh bersih tanpa luka sedikit pun dengan proporsinya yang sempurna dari seorang penari.

"Kepala-kepala itu... apa dia berniat menggunakannya untuk patung di ruang tengah itu?" tanya Neuvillette.

"Kemungkinan besar begitu, tapi...." [Name] kembali ke tempat dimana patung Themis berdiri. "... dia tidak puas."

"Apa maksudmu?" Giliran Wriothesley bertanya.

"Tidak ada kepala yang cocok seperti yang dia inginkan. Jadi dia hanya menyimpan kepala para Nona itu sebagai dasarnya."

"Apa dia menginginkan kepala yang lain?"

"Daripada menyebutnya yang lain, sebenarnya dia sudah menemukannya." [Name] berdiri tepat di bawah patung itu, berbalik dan menatap kedua pria di depannya, dan melanjutkan, "bukankah kalian sudah melihat kepalanya di ruangan sebelumnya?"

Sebulan yang lalu, Michel Fourniret membuka wawancara untuk mencari pekerja tapi tentu itu hanya kedoknya karena tujuannya adalah mencari "kepala" untuk karya besarnya. Dia tidak puas dan akhirnya secara acak memilih semua Nona yang bisa ia culik dan menggunakan kepalanya untuk dijadikan bagian terakhir dari karyanya.

Tetapi itu tetap tidak dapat memenuhi hasrat "kesempurnaan" dan sosok "keadilan" yang diinginkanya.

Akhirnya dia memutuskan untuk membuat kepalanya dengan tangannya sendiri, tapi begitu selesai ia merasa ada satu hal yang kurang dari itu.

Kepalanya tidak terlihat hidup.

"Ada satu boneka berukuran manusia asli di ruangan sebelumnya, 'kan?" ujar Arlecchino. "Pemilik wajah dari boneka itulah yang ingin ia jadikan kepala pada karyanya ini."

"Iya. Dia menginginkanku untuk jadi bagian terakhir dari karya besarnya, 'Wajah Sang Hakim'."

































—oOo—

Halo, halo semuanya~! Ketemu lagi dengan Mikajeh dimari ehek~ 🙂‍↕️

Cuz sempet ada yang nanya "kenapa gak dari awal nangkep si pelaku X di investigasi awal?" Jawabannya dudududu~ karena pelaku pake sepatu pelayan~!

Notabenenya investigator bakal nyisihin jejak yang lazim ada di sana, di kasus ini ada jejak pelayan krn dianggep, "oh, udh pasti ada 'kan mereka kerja di sini. Gak aneh dong klo bolak balik keluar masuk buat bebenah" nah krn gk aneh itu, pelaku ttp pake sepatu pelayan buat masuk, tp doi lupa buat bersihin jejak lumpurnya jd bakal dianggep aneh masuk ke kamar majikan bwt bersih2 tp pakaiannya kotor (makanya di sini FL narik kesimpulan klo pelakunya si Pelayan). Trs "knp  gak Wriothesley? 'Kan doi jg ada jejaknya di sono" jawabannya krn si doi punya alibi. Perlu aku note klo investigasi dasar itu udh lazim bgt ngedata perjejakan kek gini, bkn cmn uk bahkan merk sepatu jg sampe dicatet. Knp "merk sepatu" jg didata? Buat nyari pelaku dr rekam pembelian, nnt dipersempit lg berdasarkan ukuran. Makanya MC dimari jd tersangka utama di persidangan pertama, krn bwt bangsawan di era 18-19, lumrah bgt pny satu2nya jenis dan merk sepatu itu krn didesain scr khusus alias gk ad yg pny selain doi 😌

Wow... 🫠 jadi panjang, tp okelah gapapa semoga yang laen paham teorinya gimana dan gak hahihu... sejujurnya aku pas nulis ini jg hahihu alias "GUE NGETIK APE BNJIR!?!?!?" 😭👊🏻 gatau udh kena revisi brp kli smp baca2 lagi referensi work misteri penulis lain yg emg pro di genre ini biar gampang dibacanya, aplg gk satu kasusnya ini rentetan—😵‍💫

Yaudah sampe sini dulu ya, guys~ kapan2 aku bakal breakdown buat kasus yg lain klo terlalu sulit dicerna 😂 see ya!






Xoxo,

Mikajeh

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro