Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 36

"Baiklah, sekali-sekali sepertinya tidak masalah."

"Oh! Aku senang mendengarnya!"

[Name] dan Astel mengikuti Rosetta dalam diam. Selagi ia berbicara dan tertawa dengan dua orang teman wanitanya, Astel berbisik, "berhati-hatilah, Nona [Name]. Nona Rosetta adalah pemegang taruhan terbesar di sana, mungkin dia berniat memeras Anda."

[Name] mengangguk, mengerti. Ini hal yang cukup mengejutkan untuknya, karena itulah dia jarang terlihat di Zona Produksi?

Dia tidak menyangka jika Rosetta memiliki sifat yang adiktif terhadap pertaruhan semacam ini. Sebelumnya [Name] juga mendengar dari Wolsey kalau ada seseorang yang membeli 10 kotak bekal lotre sekaligus setelah Wriothesley datang untuk mengambil jatah makan siangnya.

Haruskah aku berterima kasih atas pemasukan besar yang ia lakukan?

Tak perlu waktu lama akhirnya [Name] dan Astel di dalam Ring Pankration. Di sana Rosetta mengenalkan beberapa temannya yang sering ikut ke dalam pertandingan.

Selain itu dia juga menunjukan sebuah Meka besar dihadapannya dan berkata kalau Meka itu adalah buatan salah seorang ilmuan yang ia masukan ke dalam kelompoknya. Dia juga mengaku tidak ada yang bisa mengalahkan Meka miliknya sampai saat ini.

[Name] mengerti kenapa Astel berkata padanya jika wanita inilah pemegang pertaruhan terbesar di sini, kemengannya sudah 100% berada di tangannya.

"Ah, kau Nona [Name], ya? Maafkan aku, tapi Nona dilarang untuk ikut ke dalam pertandingan ini," ujar seorang pria yang tiba-tiba menghampiri [Name]. "Maafkan aku, aku Collin. Penyelenggara pertandingan di Ring Pankration." 

"Maaf, tapi kenapa aku tidak boleh ikut?" tanya [Name] penasaran.

"Bukan aku yang membuat aturan ini, tetapi Yang Mulia. Aku tidak tahu alasannya, tetapi Yang Mulia berpesan untuk tidak membiarkan Nona ikut apa pun yang terjadi."

"...."

[Name] menghargainya. Tapi apa ini tidak berlebihan?

Dia bahkan tidak menunjukan ketertarikannya bahkan untuk menjadi peserta, tapi sampai memberitahu pihak penyelenggara juga bukankah jadi berlebihan?

Setelah Collin mengatakan itu, [Name] bisa dengar kalau Rosetta mendesis kesal. Saat [Name] melirikan ekor matanya, dia bisa melihat Rosetta sedang menatapnya dengan tatapan kesal. Sepertinya Collin baru saja mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak ia katakan di depan wanita itu.

Rosetta lalu berujar, "aku mengerti, tapi apa itu juga termasuk untuk ikut taruhan?"

"Ah... itu... Yang Mulia tidak mengatakan apa pun soal itu."

"Bukankah itu kabar baik, Nona [Name]? Bagaimana? Tertarik?"

Sekarang bahkan secara terang-terangan dia menarik [Name] kedalam pertaruhannya. Kalau kalah, dia akan kehilangan sejumlah kupon yang besar. Tapi jika dia memasang pada keduanya, itu akan merugikannya. Ini jelas jebakan.

Ditambah tidak banyak peserta yang [Name] kenal, Rosetta jelas-jelas akan memancingnya untuk memilih salah satu target yang akan dikalahkannya.

"Selanjutnya ada Armored Meka dan si Damien itu, 'kan?"

"Wah... pemenangnya sudah jelas, ya."

"Tapi dia bisa bertahan sejauh ini, bukankah luar biasa? Mungkin akan ada keajaiban dia bisa menang dari juara bertahan!"

[Name] yang sedang berpikir melirik ke arah anak laki-laki yang tengah bersiap tak jauh darinya. Pertandingan selanjutnya dia akan melawan Meka milik Rosetta.

Walaupun ragu, sambil tersenyum [Name] berkata, "aku akab bertaruh."

"Kalau begitu, siapa yang akan Nona pilih?"

"Anak itu, Damien."

Semua orang yang mendengar kata-kata [Name] bersorak kaget, mereka tidak yakin dengan apa yang mereka dengar dari mulut wanita itu.

"Uh... inilah kenapa aku tidak suka orang baru yang ikut campur dalam taruhan," Collin menggerutu. "Apa Nona yakin? Pertaruhan yang sudah Nona berikan tidak akan bisa ditarik kembali."

[Name] tahu itu, tapi ia tetap berkata, "tentu. Aku juga akan memasang taruhan sampai 3 kali lipat."

"Nona [Name]... itu... apa kau yakin?" tanya Astel tak percaya.

Wanita itu tersenyum dan mengangguk yakin. Sebetulnya dia tidak perlu mengkhawatirkan tetek bengek soal kupon, dia sudah punya cukup banyak dari hasil jasa konsultasi dan Kantin Bersama. Setidaknya dia sudah menyisihkan setengah dari total yang ia miliki saat ini.

Jika mengikuti alur gamenya, kelompok Pengembara setidaknya bisa menghasilkan dua juta kupon untuk permainannya jadi [Name] berencana memberikan sejumlah hasil yang sama. Selain itu dia berniat untuk memberikan kuponnya di hari terakhir permainan, dia berpikir ada kemungkinan beberapa kelompok dominan akan bersatu untuk mengejar jumlah kupon miliknya atau lebih buruk lagi mencurinya.

"Baiklah, kalau Nona memang yakin. Silakan menunggu sampai pertandingan dimulai."

—oOo—

Di hari yang sama, Wriothesley menerima laporan tentang kegiatan [Name] sehari-hari selama menjalani masa tahanannya. Berkat kesuksesannya di Kantin Bersama, banyak Narapidana lain mulai mendatanginya untuk meminta saran dan konsultasi khususnya para pelaku usaha barang dagang. 

Palais Mermonia dan Benteng Meropide memang memiliki kontrak kerja sama dan [Name] kerap kali ikut mengurus masalah ini dengan Neuvillette jadi Wriothesley sangat memahami kemampuannya. Selain itu karena kharismanya sebagai Hakim, orang mempercayai kata-katanya tanpa harus dirinya yang berusaha keras meyakinkan orang lain.

Ya, aku lebih mengkhawatirkan dia....

"Bagaimana dengan Damien?" tanya Wriothesley.

"Seperti biasa. Dia tidak banyak berbicara dengan tahanan lain selain saat ia butuh sesuatu."

Wriothesley sangat memahami perasaan itu. Diam untuk memantau situasi, lalu diam-diam melakukan sesuatu untuk bertahan di sini. Walaupun Benteng Meropide sudah berubah dari tahun-tahun dimana meminum segelas air saja harus membayar kupon, dia tetap memberikan perhatiannya pada anak laki-laki itu dan memastikan tidak ada hal berbahaya yang terjadi padanya.

Perasaan untuk tidak mempercayai siapa pun dan berusaha untuk bertahan seorang diri, sang Duke jelas memahaminya. Ia bahkan mengambil langkah yang sama dengan yang kulakukan bertahun-tahun dahulu.

"Pastikan dia baik-baik saja selama di Ring Pankration. Jika terjadi sesuatu, beritahu aku."

"Dimengerti!"

Apa akhirnya dia akan menemui anak yang akan menggantikan posisinya saat ini juga? Entahlah, dia bahkan baru memikirkan itu saat ini.

Apa dia akan berakhir sepertiku juga?

Wriothesley tidak bermaksud merendahkan dirinya sendiri, dia mengakui apa yang sesungguhnya ia rasakan. Mempercayai orang lain adalah hal yang sulit dia lakukan. Bahkan saat ada orang yang benar-benar tulus padanya, dia justru mendorongnya menjauh dan membuat batas yang jelas.

Namun berkat itu, dia bisa melihat mana orang yang sungguh-sungguh dan mana orang yang hanya berusaha untuk memanfaatkannya saja.

Setidaknya, kecuali satu orang.

Terkadang sang Hakim Pendamping berlagak layaknya orang yang sangat mempercayainya, tapi dia tidak pernah terlihat berusaha untuk membuatnya percaya padanya. Dia benar-benar tak memahami pola pikir wanita itu dan kalau boleh jujur, terkadang ia merasa terganggu.

"Duke, ada yang ingin saya laporkan," ujar seorang petugas yang baru memasuki kantornya.

"Katakan."

"Hari ini Damien yang akan bertarung melawan Armored Meka."

Wriothesley memijit kepalanya dengan lelah, dia menghelakan napasnya pasrah. "Biarkan saja. Katakan pada Suster Kepala untuk menyiapkan obat untuk Damien setelah pertarungan."

"Selain itu...."

"Apa lagi?"

"Ini tentang Nona [Name]...." Wriothesley memfokuskan pendengarannya, ia lalu berkata, "... ia ikut ke dalam pertaruhan di Ring Pankration."

Wriothesley sangat ingat jika dia sudah memperingati [Name] agar dirinya tidak terlibat apa pun dengan Ring Pankration. 

Dia tidak mendengarkanku?

Sepertinya dia sudah mengatakannya dengan cukup jelas, tapi apa yang kurang? Wanita itu hanya keras kepala atau... hanya tidak mempercayainya?

Ini sungguh menggangguku.

"... aku akan pergi melihatnya langsung."

"Tapi Duke... Anda tidak perlu melakukan ini, kami bisa mengurusnya."

"Tidak, tidak apa-apa."

—oOo—

Masih ada 30 menit sebelum pertandingan dimulai. [Name] menghampiri Damien yang tengah bersiap tidak jauh darinya. Begitu menyadari kedatangannya, anak laki-laki itu berkata, "untuk apa kau ke sini? Menyemangatiku? Lupakan saja."

[Name] mematung sejenak, tidak menyangka dengan sambutan dingin darinya. Namun wanita itu tidak mengatakan apa pun mengingat banyak hal yang sudah dilaluinya, dia tidak heran lagi. Tapi tentu kedatangannya bukan untuk itu.

"Aku bertaruh 900 kupon padamu, kau pasti tahu itu," katanya.

"Kau ingin mengancamku? Begitu aku kalah, apa kau juga akan melampiaskannya padaku?" katanya dengan intonasi yang sama.

"Tidak, sebaliknya. Akan kubuat kau memenangkan pertandingan ini."

"... hah?"

"Ayolah, aku sudah membayarmu cukup mahal. Tentu aku juga tidak ingin kau kalah, kau tahu itu?"

"Kau... terang-terangan sekali."

[Name] cukup sering mendengar hal semacam itu. Tapi memang sejak awal ia tidak berniat berbohong pada anak ini, dia juga tidak ingin menjelaskan hal yang sudah jelas terjadi karena sangat melelahkan.

"Jadi bagaimana menurutmu?" tanya [Name] kembali. "Kau ingin menang atau tidak?"

"Bukankah kau ingin aku menang?"

"Iya. Tapi kalau kau hanya ingin bermain-main saja sekedar membuang tenagamu yang berlebih juga percuma, karena itulah aku bertanya padamu."

"Aku... ingin menang."

[Name] mengulum senyuman. "Sudah diputuskan."

—oOo—

Pertandingan sudah hampir dimulai

Kedua peserta—Damien dan Armored Meka—sudah berada di atas arena Ring Pankration. [Name] berdiri pada salah satu sisi undakan yang berlawanan dengan Rosetta, tepatnya berada di belakang Damien.

[Name] sudah mengatakan semua yang bisa ia katakan untuk membantunya memenangkan pertandingan, tetapi hasil akhirnya tentu akan terserah ppadanya sejauh apa ia mampu melakukannya.

Setelah hitungan mundur, pertandingan dimulai.

"Robot besar memang lebih kuat, tetapi pergerakan mereka sangat lambat terlebih dengan banyak armor yang menutupinya."

"Aku juga menyadari itu. Tapi bagaimana cara menghancurkan pelindungnya?"

"Kau tidak perlu menghancurkannya."

Benar. Damien tidak harus menghancurkannya, dia hanya harus memanfaatkan itu dan menghindarinya. Itulah yang [Name] pikirkan. Karena sangat kuat bukan hanya pergerakannya yang lambat tetapi pergerakannya juga sangat terbatas.

Damien menghindari pukulan pelan yang dilancarkan Armored Meka beberapa kali, ia belum menyerang sama sekali. Orang-orang bersorak meremehkannya dan kecewa dengan yang dilakukannya.

"Apa kau tahu kenapa dengan semua armor di tubuhnya, Meka sebesar itu masih dapat bergerak?"

"Bukankah sudah jelas? Karena ada persendiannya—!?"

Seakan tahu apa yang [Name] maksud, Damien langsung terdiam saat itu juga. Dia tidak menyangka kalau Damien lebih pintar daripada yang ia kira. tanpa perlu menjelaskannya, Damien langsung menyadarinya.

Ya, ada bagian dari Meka yang tak ditutupi dengan armor agar ia tetap bisa bergerak. [Name] tersenyum penuh kemenangan.

Detik berikutnya, Damien dengan cepat meluncur tepat di bawah kaki Armored Meka dan menusuk salah satu sendi di belakang dengan pedangnya.

"Lalu, bagaimana menghancurkannya? Dengan pedang saja itu tidak akan berhasil," tanya Damien. Ia mulai tertarik.

"Jika itu pedang biasa tentu tidak akan berhasil, tapi bukankah kau punya pedang elemental?"

"Kau melihatnya, ya... tapi itu produk gagal." Ia tampak kecewa. "Apa kau bisa menyempurnakannya?"

[Name] menggeleng. Dia bukanlah ahli mekanik sepertinya atau Wriothesley, bukan juga seorang ilmuan. Jadi dia tidak bisa melakukan apa pun soal itu.

Awalnya Damien terlihat agak kecewa sebelum tiba-tiba [Name] menambahkan, "kau tidak perlu menyempurnakannya untuk saat ini. Gunakan itu saat kau berhasil menusuk Armored Meka."

BOOOM!

Suara ledakan yang memekakan telinga terdengar nyaring. Beberapa komponen yang ada di dalam Meka berterbangan disusul suara tidak percaya orang-orang yang sedang melihat pertandingan.

Namun yang paling menarik saat itu adalah wajah Rosetta yang terkejut. Ia menggenggam pembatas besi di depannya dengan kuat dan melihat [Name] dengan tatapan penuh amarah.

"Bangunlah, Armored Meka! Kalahkan anak itu!"

Sementara itu Damien tidak berhenti, ia mengambil langkah mundur untuk berjaga tetapi Meka di depannya tidak bergerak sama sekali. Saat Armored Meka mencoba untuk bangkit, Meka itu justru semakin tersungkur dengan kedua lututnya berada di tanah.

Damien tidak membuang kesempatan itu, ia melompat ke arah Meka dan menusuk sendi di atas lenganya kemudian menekan pelatuk pada pedangnya sekali lagi.

BOOOM!

Suara ledakan besar kembali terdengar dan sekarang Armored Meka tidak dapat bergerak sama sekali. Akan tetapi Meka itu masih tetap aktif.

"Ya, dengan ini dia sudah menang—!"

DUAAAR!

[Name] menatap dengan bola matanya yang membola. Padahal Damien tidak harus meledakkan kepala Meka itu sampai tidak dapat digunakan lagi, lagi pula dia sudah jelas pasti menang. Rosetta pasti sangat dongkol sekali saat ini sampai membuat [Name] tidak berani melihat ke arah wanita itu.

Seketika kesunyian melanda. Orang-orang yang awalnya bersorak dengan apa yang dilihatnya kini hanya menganga tidak percaya. Begitu Damien bangun dari posisinya dengan berdiri di atas Meka, mereka langsung bersorak.

"Kudengar Nona [Name] memasang taruhannya pada Damien sampai tiga kali lipat."

"Apa!? Kau serius?"

"Iya."

"Ini jadi kemenangan besar untuknya!"

Di sisi lain Wriothesley menyunggingkan sebelah sudut bibirnya. Lagi-lagi [Name] berhasil membuatnya terkejut dengan memilih Damien dan memasang taruhan hingga tiga kali lipat.

Pria berambut hitam itu penasaran, apa [Name] juga melihat potensi di dalam diri anak itu?

Bagi siapa pun yang melihat Damien akan tahu kalau anak itu tidak mungkin bisa menang jika lawannya adalah Meka. Bahkan pertarungan yang ia menangkan semua berakhir dengan luka berat yang diterimanya dan membuatnya dirawat selama seminggu penuh di Klinik.

Apa wanita itu berniat untuk memanfaatkan Damien seperti yang Rosetta lakukan kepada para ilmuan yang ia tarik ke dalam kelompoknya? Pada akhirnya, apa [Name] sama seperti orang-orang kaya pada umumnya yang memanfaatkan kekuatan dan kekayaan mereka?

Namun saat itu Wriothesley langsung membuang isi pikirannya dan tersenyum miring.

Dasar bodoh, aku pernah berpikir seperti itu sebelumnya. Wriothesley mendengus dan mengusap tengkuknya. Benar-benar... aku tidak bisa memahami jalan pikirnya.






























—oOo—

Halo ha, Reader Mikajeh yang tercinta, terkasih, dan tersayang! Bagaimana kabarnya hari ini? 🥺

Mikajeh harus bilang makasih buat kalian semua yang selalu vote dan komen di work ini, bener2 terharu banget yang baca udah sebanyak iniii 😭😭 buat yang baru join, semoga kalian bisa bertahan juga ya! 😂🙏🏻

Untuk chapter ini sampe dimari dulu, sampe ketemu minggu depan~ see ya!





Xoxo,

Mikajeh

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro