Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 35

Setelah mendapatkan informasi itu dari Navia, Wriothesley kembali ke Court of Fontaine dan melakukan investigasi di kediaman Michel Fourniret.

Hal aneh yang ia temui adalah tidak ditemukannya keberadaan foto-foto itu. Navia tidak mungkin berbohong padanya dan informasi darinya selalu akurat, dengan kata lain Michel Fourniret tidak meletakan foto itu di kediamannya ini atau dia menyembunyikannya disuatu tempat.

Selain itu, dia juga mendatangi orang-orang yang mungkin mengenal pria itu dan bertanya apa yang dilakukannya selama beberapa hari terakhir. semuanya memberikan kesaksian yang berbeda.

Diantaranya ada yang mengaku kalau Michel Fourniret belakangan ini tertarik pada seseorang, sebagian lainnya berkata dia sedang mencari bahan yang tak biasa untuk perhiasannya. Namun yang paling membuatnya terkejut adalah fakta kalau dirinya selalu menghadiri setiap persidangan yang dipimpin [Name].

Apa yang dia inginkan dari Nona Hakim?

[Name] mengaku tidak pernah berhubungan secara langsung dan tak langsung dengan pria itu, tapi pria itu begitu kalut padanya. Jika Wriothesley mengingat bagaimana dia memandangi [Name], itu membuatnya sangat muak.

Dia secara terang-terangan memantau setiap gerak-gerik wanita itu, bahkan tidak sekali ia mencoba untuk menyentuhnya setiap kali ada kesempatan saat dia bertemu dengan [Name] untuk konsultasi tempo hari. Walaupun tetap berusaha profesional, Wriothesley tahu kalau [Name] tidak nyaman dengannya dan berusaha menghindarinya.

Tapi dia bahkan sampai mencium rambutnya—!

"Seharusnya saat itu aku langsung menjebloskannya ke Benteng Meropide...."

"Siapa yang ingin Anda jebloskan ke tempat ini lagi, Duke?"

Wriothesley merasa sepertinya selama beberapa hari ia kedatangan banyak tamu dan hari ini tamu yang cukup merepotkan datang. Kali ini apa yang ingin wanita tua ini bicarakan lagi dengannya?

"Kau sama sekali belum berubah, ya."

"Anda berkata begitu seakan mengharapkan kematian saya, Yang Mulia."

Bagaimana pun Wriothesley melihatnya, wanita itu sudah terlampau tua. Dia sudah mengenalnya dari pertama kali ia menjadi Narapida di Benteng Meropide saat masih muda dulu dan wanita ini yang menjadi pengelolanya, lalu  sekarang dia berlagak seperti orang tuanya dan kerap kali kembali ke Benteng Meropide hanya untuk pria berambut hitam itu.

Duke merasa seharusnya dia tetap di rumahnya saja bersantai sembari menikmati segelas teh di bawah sinar mentari pagi yang cerah.

"Saya sudah lihat Nona Beneviento yang itu," ujarnya.

Alis Wriothesley terangkat sebelah. "Apa yang ingin kau katakan?"

"Ini tentang Anda, Yang Mulia." Wriothesley memberikan ekspresi bingung. Dia melanjutkan, "apa Anda serius dengan Nona itu?"

"Kenapa tiba-tiba—!"

"Tolong jawab saya!"

Tapi Wriothesley benar-benar tidak paham dengan apa yang ingin wanita tua ini bicarakan. Dia bertanya dalam benaknya, memangnya dia melihatku dengan Nona Hakim seperti apa?

Melihat kebingungan di wajah Wriothesley, wanita itu menambahkan, "jika Anda benar-benar ingin serius dengannya, Anda harus melakukannya dengan benar. Atau apa Anda hanya bermain-main dengannya?"

Wanita tua ini mengaku sebelum ia bertemu dengan Wriothesley, dia pergi ke Kantin Bersama untuk bertemu dengan Wolsey tapi saat itu Wolsey sedang sibuk berbicara dengan seorang Nona muda berambut merah yang sangat asing dilihatnya.

Dia pun memutuskan untuk menunggu dan menyimak percakapan Wolsey dan Nona itu. Semakin ia mendengarkan semakin tertarik pula wanita tua ini pada Nona yang sedang berbicara dengan Wolsey itu sebelum ia menyadarinya jika Nona itu adalah [Name], Nona bangsawan dari keluarga Beneviento yang pernah ia rekomendasikan untuk menjadi tunangannya 4 tahun lalu.

Sekali lagi ia berkata, "Selama ini apa yang Anda lakukan bersamanya? Hanya bekerja saja? Apa orang-orang akan melihatnya seperti itu?"

"...."

"Jika Anda hanya ingin bermain-main dengannya, maka hentikan. Tapi jika Anda ingin serius dengannya, lakukan dengan benar. Karena Nona itu adalah Nona yang paling cocok sekaligus berbahaya untuk Benteng Meropide."

"... apa maksudmu?"

Wanita itu jelas mengatakan suatu hal yang sangat kontradiktif sampai Wriothesley tidak bisa membayangkannya.

Apa alasan dia sampai mengatakan itu?

"Anda akan mengerti maksud saya. Saat Anda mengerti, saya harap Anda bisa memutuskannya dengan matang."

—oOo—

Wriothesley masih memikirkan yang dikatakan wanita tua itu pagi ini. 

Kalau boleh ia mengakuinya, [Name] adalah orang yang paling kompeten yang pernah ia temui seolah ia sudah memiliki pengalaman 10 tahun bekerja, dan ia yang paling memahami apa yang ia lakukan. 

Dia juga sangat cocok di Palais Mermonia. Selain latar belakang pendidikan Hukumnya, dia juga diakui oleh Professor Hukum terkenal di Fontaine dan selalu bisa diandalkan.

"Maaf, Tuan Duke. Tapi Tuan Wolsey menolak memberikan makan siang Anda. Dia bilang ada yang ingin dia bicarakan dengan Anda dan membutuhkan kehadiran Anda di tempat."

"Wolsey?"

"Iya."

Tidak biasanya.

Setelah mengingatnya kembali, sepertinya beberapa hari ini Wolsey baru melaporkan bahan makanan sisa kepadanya. Berkat permainan yang ia anggap konyol itu, banyak kupon yang tertahan sehingga tidak ada pemasukan di Kantin Bersama.

Apa dia ingin membicarakan masalah ini?

"Baiklah. Aku akan pergi langsung," kata Wriothesley akhirnya.

Wriothesley berjalan dengan langkah berat. Kasusnya masih belum selesai, sekarang masalah Kantin Bersama. Apa dia terlalu sering keluar dari Benteng Meropide sampai masalah sederhana di sini tak terurus? Atau lagi-lagi banyak petugas yang bersantai saat bekerja?

Untuk sesaat ia berpikir akan merekrut karyawan baru yang lebih kompeten untuk menggantikan tugasnya selama ia tak ada di dalam Benteng Meropide.

Begitu Wriothesley keluar dari kantornya dan pergi ke Kantin Bersama, betapa terkejutnya dia mendapati banyak orang berkumpul di sana. Dia tahu memang biasanya pada jam-jam seperti ini Kantin akan ramai, tapi entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang terjadi. Selain itu kebanyakan orang yang berkumpul di sana hanya berdiri dan mellihat saja.

Apa yang terjadi?

"Yang Mulia!?" ujar Wolsey sembari berlari kecil kearahnya. "Kau sudah datang."

"Ya, aku datang karena kau memintanya. Jadi ada apa?"

"Maafkan aku karena tidak bisa memberikan jatah makan siangmu hari ini, aku mendadak sibuk sekarang." Wriothesley bisa melihatnya. Saat itulah tiba-tiba Wolsey memberikan selembar kertas lotre padanya dan berkata, "silakan ambil makan siang milikmu dengan ini."

Alis Wriothesley naik sebelah, penasaran. Kenapa tiba-tiba?

Tanpa curiga, Wriothesley pergi menuju ke arah Bran. Setelah memasukan kertas lotre yang diberikan Wolsey, Bran segera memberikan sekotak makanan kepadanya. Tidak ada yang istimewa, itu hanyalah kotak biasa seperti jatah makanan gratis.

Saat itu Wolsey berkata lagi, "bukalah, Yang Mulia."

Wriothesley tidak tahu apa yang direncanakannya, tapi ia tetap menurutinya. Begitu ia membuka kotak makannya, dia mendapatkan satu set makanan yang cukup mewah di dalam. Semua orang bersorak gembira, ini bukan tentang makanannya melainkan apa yang ada di bawah tutup kotak itu. Di sana tertempel setumpuk kupon yang sudah dilapisi plastik agar tidak kotor.

"Duke mendapatkan jackpot!"

"Makanan enak dan kupon sebanyak itu, keberuntungan berpihak padanya!"

"Tuan Wolsey! Aku ingin 10 kotak lotre!"

"Ayo, ayo! Silakan uji keberuntungan kalian dengan Bekal Lotre!" Wolsey berseru riang. "Yang Mulia sudah mencoba dan membuktikannya!"

Ini... aku dijebak? Wriothesley tertawa rendah saat menyadarinya dan bertanya, "kau benar-benar sudah memanfaatkanku ya, Wolsey."

Tanpa berusaha menyembunyikannya, Wolsey tertawa. "Maafkan aku, Yang Mulia. Ini siasat yang diberikan padaku."

"Siasat? Bukan kau sendiri?"

Wolsey menggeleng. "Bukan aku, tapi Nona [Name]."

"Ya?"

"Nona baru mendengar masalahnya sekali tapi dia langsung mendapatkan solusinya. Aku benar-benar terkejut...."

[Name] memang seorang putri bangsawan dan sudah mendapatkan pendidikan yang cukup tinggi dari keluarganya. Wriothesley juga sudah mendengarnya kalau Count Beneviento sudah menunjuknya secara resmi sebagai pewarisnya yang sah dengan atau tanpa pasangan menikah.

Namun tidak semua orang memahami sistem yang ada di Benteng Meropide dan bisa memanfaatkannya dengan baik, tapi [Name] bisa melakukannya padahal dia baru saja ada di sini. Dia memahami kebiasaan dan kecenderungan orang lain dengan baik, kemudian memanfaatkan peluang itu dan dengan cepat menanggapi masalahnya.

Tiba-tiba kata-kata wanita tua itu pagi ini terdengar kembali di dalam benaknya, "... Nona itu adalah Nona yang paling cocok sekaligus berbahaya untuk Benteng Meropide."

Wriothesley mendengus dan tersenyum miring. Ah, sekarang aku paham apa maksudmu, wanita tua sialan.

—oOo—

Setiap orang secara naluriah selalu mengikuti orang lain baik itu orang yang kuat, berkuasa atau memiliki kharisma tersendiri. Bahkan ketika dihadapkan dengan sebuah pilihan, orang akan cenderung memilih sisi yang memiliki mayoritas tertinggi.

Begitulah manusia.

[Name] melihat keramaian yang ada di Kantin Bersama siang ini dalam diam, sesekali memasukan sesendok puding ke dalam mulutnya. Kebanyakan orang ada yang mencobanya, sebagian lagi diam dan melihat dengan penasaran.

Saat pria berambut hitam yang sudah dinantinya muncul, [Name] tersenyum penuh kemenangan. Sejujurnya dia tidak yakin apa Wriothesley akan datang, tapi ia bersyukur karena semua berjalan sesuai rencananya. Kini sang Pengelola Benteng Meropide tengah mengambil makan siangnya langsung di Kantin Bersama.

Baik Wolsey atau [Name] tahu kalau Duke tidak akan datang pada jam-jam ramai seperti jam makan siang, tapi [Name] meminta Wolsey untuk menolak memberikan jatah Wriothesley saat seorang petugas datang. Namun satu hal yang hanya [Name] tahu, Wriothesley tidak akan menolak permintaan dari orang-orang yang bekerja dengannya jadi dia meminta sesuatu kepada Wolsey untuk dikatakan kepada Wriothesley.

"Jadi berapa keuntungan yang kau dapat dari ini, Nona?" tanya Yeva.

"Jumlah Narapidana di sini kurang lebih ada 200 orang, kalau menghitung kecenderungan orang untuk berjudi bisa setara dengan 500 orang...."

"... dengan mengambil 10% dari hasil penjualan...."

"Itu... hampir satu juta kupon, 'kan!?"

Akan tetapi tentu hasilnya melebihi yang ia perkirakan.

—oOo—

Ini hari ketiga [Name] menjadi Narapidana di Benteng Meropide. Setelah kisah dibalik kesuksesan yang terjadi di Kantin Bersama tersebar, orang-orang perlahan mulai mendatangi [Name] untuk meminta saran.

Walaupun terdengar kejam, tapi [Name] memutuskan untuk memanfaatkan ini dengan membuka jasa untuk memberikan saran dan konsultasi professional berbayar. Bagaimana pun dia tidak akan bisa makan kalau tidak menghasilkan Kupon Khusus.

Lagi pula sebetulnya tidak banyak yang [Name] lakukan, dia melakukan seperti yang biasa ia lakukan ditambah dengan pengetahuan dari dunia modern dikehidupannya dulu. 

Beberapa ada yang meminta saran dan [Name] hanya menarik tarif secukupnya. Sebagian lainnya ada yang membicarakan efektivitas untuk beberapa pekerjaan seperti penjualan barang di Rag and Bone Shop.

"Daripada kehilangan pelanggan, aku lebih menyarankan untuk memberlakukan sistem pre-order dengan meminta DP sebesar 50% dari harga penjualan."

"Bagaimana jika mereka tidak jadi membelinya?"

"Kau bisa mengambil 15% dari DP yang dibayarkan sebagai biaya transportasi."

"Oh, kau benar." Tuan Alvard mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Terima kasih atas masukan Anda, Nona [Name]."

"Tentu saja."

Detik berikutnya seorang anak yang terlihar lusuh dengan perban membalut tangannya datang. Alvard segera menyambutnya dengan hangat dan meminta [Name] untuk menunggu.

Saat itulah Astel berbisik, "Itu anak yang waktu itu aku ceritakan."

Ah... anak yang membunuh keluarga angkatnya itu?

Anak dengan rambut coklat gelap sedikit ikal, wajahnya kecil dan terlihat tak bersemangat. Melihat dari tubuhnya yang sedikit lebih kecil, mungkin usianya sekitar 14 tahun.

Anak itu terlihat sedang membeli beberaoa cairan Elemental dari Alvard. [Name] bertanya-tanya dalam batinnya, untuk apa dia membeli benda berbahaya seperti itu?

Setelah selesai, anak itu langsung keluar begitu saja dan sempat bertatapan dengan [Name] tapi hanya melengos tidak peduli begitu saja.

"Apa tidak masalah menjual cairan elemental itu pada anak-anak?" tanya [Name] akhirnya.

"Tidak apa-apa, Yang Mulia sudah mengizinkannya. Selain itu anak itu salah satu peserta Pankration."

Duke mengizinkannya? [Name] berpikir, apa dia menaruh perhatian khusus pada anak itu?

Ketika [Name] sedang melamun, tiba-tiba Alvard berkata, "walaupun Duke perhatian padanya, Damien tidak tertarik pada Yang Mulia sama sekali."

[Name] tersenyum kaku. Kasihan sekali Anda ini, Yang Mulia.

Selesai dari Rag and Bone Shop, [Name] keluar dari sana dan melewati Ring Pankration. Seperti biasa, suasana di sana selalu sangat ramai sampai [Name] bisa mendengar suara orang yang berteriak dari dalamnya dengan semangat. Sebenarnya [Name] sempat berpikir untuk memasang taruhan di sana karena bayaran kemenangannya cukup besar, tapi mengingat dia saja kesulitan untuk membeli makan jadi ia merasa sayang untuk membuang-buangnya

Selagi [Name] terus berjalan, ia tidak sengaja melihat anak laki-laki yang disapa Damien itu sedang berada di salah satu sudut Benteng Meropide. Anak itu tampaknya sedang sibuk membuat sesuatu.

tunggu, apa itu pedang besi elemental?

Cairan elemental yang sebelumnya anak itu beli kemudian ia masukan ke dalam selongsong bilah pedang sebelum ia mengatur pedang itu. Selepasnya, dia menekan pelatuk pada gagang pedang hingga ledakan muncul dari ujung pedangnya lantaran cairan elemental yang meledak dan menyembur keluar.

Sedikit banyak [Name] mengerti kenapa Duke tertarik pada anak ini. Mungkin anak itu mengingatkannya pada masa kecil yang ia habiskan di dalam Benteng Meropide.

"Bukankah ini Nona [Name]?" Lagi-lagi? [Name] memutar tubuhnya ke belakang. "Lama tidak bertemu. Sepertinya kau sibuk sekali, ya."

"Selamat siang, Nona Rosetta."

"Kulihat kau sedang senggang, bagaimana jika kita menonton pertandingan di Ring Pankration."

Sebenarnya Wriothesley hanya memperingatinya untuk menjauh dan tak terlibat, tetapi pria itu tidak melarangnya dan kalau boleh jujur [Name] sendiri pun penasaran seperti gadis yang ada disampingnya ini.

Aku menyayangkan 3000 kupon khusus untuk masuk, tapi aku ingin....

"Baiklah, sekali-sekali sepertinya tidak masalah."

"Oh! Aku senang mendengarnya!"























—oOo—

Halo ha! Reader Mikajeh tercinta, terkasih, dan tersayang! 🥹🫶🏻💕💕 udah lama gak ketemu di work ini dengan Mikajeh ehe~! 👁👄👁

Semoga gak ada yang lupa yak, kalo lupa yaudah baca aja ngerti gak ngertinya belakangan 🤣 soalnya Mikajeh pun hampir lupa enih work terakhir aku tulis sampe mana awokawoka tapi ya syukur dah inget jadi bisa lanjut lagi 👌🏻

Yaudah itu aja dari Mikajeh, kurangnya silakan ditunggu minggu depan~ see ya!



Xoxo,

Mikajeh

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro