Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 34

"Orang ini... bukankah terlihat mencurigakan?"

Baik Wriothesley dan Clorinde tidak akan menyadarinya jika Navia tidak menunjuk ke arah siluet seorang pria yang mengenakan jas dan topi fedora di sana.

"Kau benar. Bukan hanya itu... di sini... ini... ini... ini... dan di sini." Clorinde menunjuk beberapa foto yang sebelumnya disebar Navia di atas meja Wriothesley.

Penampilannya yang sama dan gerak geriknya yang serupa. Wriothesley berkata, "apa mungkin orang yang sama?"

Navia mengangguk. "Aku sudah menelusuri orang ini dan apa kalian tahu siapa orangnya? Michel Fourniret, korban dari kasus yang mepidana Nona [Name]."

Wriothesley dengan gelisah mengeluarkan foto-foto lainnya. Seperti kata Navia, ia terlihat hampir disemua foto disaat Nona [Name] sedang bertugas di lapangan.

Dia awalnya tidak yakin apa benar itu Michel Fourniret, tapi ia menjadi yakin saat ada selembar foto yang memotret wajahnya dengan amat jelas sedang berdiri tepat di belakang [Name].

"Ada satu hal lagi," kata Navia menambahkan. "Pria yang rela membayar mahal untuk semua foto Nona [Name] dengan harga yang mahal adalah pria itu juga."

Aromanya semakin... busuk.

—oOo—

[Name] mengganti pakaiannya dengan kemeja dan celana sepanjang lututnya kemudian mengenakan boot yang tak terlalu tinggi untuk kenyamanannya bekerja. Dia bersyukur karena Wriothesley membebaskan para tahanan untuk mengenakan pakaian apa pun yang membuat mereka nyaman selama melewati masa tahanannya di sini.

Setelah bersiap, [Name] segera turun ke Zona Produksi lantai pertama. Seperti yang diharapkannya, semuanya persis seperti di dalam game yang ia mainkan hanya saja rasanya lebih nyata. Suasana di Zona Produksi lebih panas daripada yang ia kira walaupun Benteng Meropide berdiri di dasar laut.

Dia juga bersyukur karena pekerjaannya lebih mudah seperti yang dijelaskan didalam gamenya. Dia hanya perlu menginjak pedal pada mesin ketika sudah siap dan memukul mesin ketika tidak berfungsi. Mudah? Tentu. Tidak ketika dilakukan.

[Name] tidak menyangka jika pedal yang harus dia injak ternyata cukup keras, tidak heran Pengembara sampai harus lompat diatasnya. Ditambah dia tidak cukup kuat untuk memukul mesinnya ketika mesin bermasalah, jadi dia mengambil pipa besi tak terpakai dan memukulnya dengan kuat. Selain itu nyatanya prosesnya lebih lama daripada yang ia duga, padahal Pengembara hanya perlu memukulnya sebanyak tiga sampai lima kali untuk menempa dengan alat ini.

Memang tidak semua yang ada di dalam gamenya dapat ia realisasikan seratus persen dalam kenyataan ini.

Siapa pun yang bilang bereinkarnasi itu enak, apa aku harus memukul belakang kepalanya sampai ia sadar?

"Oh, kau Nona yang saat itu datang bersama Yang Mulia, 'kan?"

[Name] menoleh kearah samping. Dilihat dari pakaiannya, tampaknya dia adalah salah seorang tahanan yang ada di sini.

"Aku Astel. Kalau bikeh tahu, siapa nama Nona?" Tanya gadis dengan kepang dua dan berkacamata itu.

"Aku [Name]."

"[Name]? Apa kau Nona Hakim yang dibicarakan itu?"

"Aku tidak tahu apa yang mereka katakan, tapi aku memang Hakim."

"Sudah kukatakan bukan kalau itu dia, Yeva?"

"Kau benar, Slava."

Kali ini dua orang wanita lainnya muncul dan ikut bergabung kedalam percakapan. Wajahnya sangat asing. Mendengar percakapan keduanya, sepertinya dia mengenal [Name].

Apa mungkin mereka Narapidana yang aku jebloskan ke sini?

"Halo, Nona [Name]," sapa wanita berambut pendek itu.

"Halo."

Setelah salam dan sapaan singkat itu, tanpa sadar keempatnya menjadi lebih akrab berkat gosip tentang Benteng Meropide yang mereka bicarakan. Memang dimana pun gosip itu dapat mempersatukan orang-orang.

Gosip yang membuat [Name] tertarik salah satunya adalah tentang seorang pria tua yang pemarah. Kabarnya ia dijatuhkan ke dalam Benteng Meropide setelah membunuh seorang pemilik butik di Court of Fontaine tempat anaknya bekerja.

Ada juga seorang anak laki-laki yang ditahan setelah membunuh seluruh anggota keluarga angkatnya dengan brutal. Dari yang dikatakan Astel, anak itu dijadikan sasaran untuk melampiaskan amarah dan kekecewaan dari orang tua dan saudara angkatnya, karena muak akhirnya ia memutuskan untuk membunuh keluarga angkatnya satu per-satu dan mendekam di Benteng Meropide sejak ia keluar dari rumah sakit.

Saat mendengar cerita itu, dada [Name] serasa mencelos. Ia sangat mengenal cerita serupa dari seseorang yang sangat ia kenal.

Namun cerita berikurnya lebih menarik lagi.

"Nona Rosetta sampai sengaja melakukan kejahatan hanya agar dirinya ditahan lebih lama di sini untuk bertemu Yang Mulia," ujar Astel dengan wajah serius.

[Name] selalu tahu pasti ada saja orang-orang gila yang rela berbuat apa pun hanya untuk bertemu idolanya. Mudahnya dia hanyalah penggemar yang toxic.

Setelah mengingatnya kembali, bukan hanya Duke Wriothesley tetapi Neuvillette juga begitu. [Name] ingat kalau pria itu pernah menerima surat yang sedikit "istimewa" yang datang dari Benteng Meropide dan membacanya dengan wajah datar.

[Name] tahu siapa yang mengirimnya dan bertemu dengan orang itu. Akan tetapi saat dimintai keterangan, orang itu hanya berkoar soal cintanya kepada Neuvillette dan akan melakukan hal gila lainnya hanya agar Neuvillette meliriknya. [Name] pun mengabulkan permohonannya dengan memberikan pidana berupa upaya yang dapat mengancam Hakim Agung Fontaine. Bukannya merasa keberatan saat Neuvillette memarahinya layaknya terdakwa pada umumnya di pengadilan, dia malah senang.

Dia kagum pada pria itu karena tetap bisa bersikap biasa saja dihadapan orang itu. Wriothesley pun sama, setelah ia ingat saat pria berambut hitam itu bertemu Rosetta pada hari sebelumnya, dia bersikap biasa saja.

"Ngomong-ngomong, apa kejahatan yang Nona itu buat?" tanya [Name] penasaran.

"Mengambil gelas teh yang digunakan Yang Mulia untuk minum."

"...."

[Name] tidak akan berkata apa pun lagi. Mungkin jika ini adalah dunia modern seperti dikehidupannya dulu, dia pasti akan memberikan boneka dengan kamera tersembunyi di dalamnya kepada Duke Wriothesley dan mengikutinya diam-diam.

Sebaiknya aku tidak berhubungan dengan Nona itu, pikir [Name].

"Bukankah Nona [Name] juga dekat dengan Yang Mulia? Bagaimana menurutmu, Yeva?"

"Aku setuju denganmu, Slava."

"Maafkan aku, tapi kupikir juga begitu," Astel menimpali. "Beliau bahkan sampai mengantar Nona berkeliling secara langsung."

"Apa itu aneh?" ujar [Name] polos. "Terkadang aku yang mengurus keperluan Palais Mermonia dengan Benteng Meropide, jadi aku sering bekerja dengannya. Di luar pekerjaanku sendiri, keluargaku juga mempunyai bisnis dengannya."

Bisnis dengan Palais Mermonia, lalu pengembangan alat tambang menggunakan Meka dengan keluarganya, ditambah ada kasus dimana kadang keduanya jadi sering bertemu. Untuk [Name] itu bukanlah hal yang aneh.

Saat itulah Astel, Yeva, dan Slava saling melirik satu sama lain begitu selesai mendengar penjelasan [Name] yang polos itu.

Slava kemudian berkata, "Nona ternyata bodoh juga, ya?"

"Benar," Yeva menjawab.

"... ya!?"

Sementara Astel tertawa canggung, Slava berujar, "bagaimana ini, Yeva? Aku jadi sedikit bersimpati pada Yang Mulia."

"Aku juga, Slava."

Astel tersenyum dan menengahi. "Sudahlah. Itu urusan mereka berdua."

"Lihatlah, siapa ini?"

"Dia cocok sekali."

"Nona bangsawan yang akhirnya jatuh juga."

[Name] menghelakan napasnya lelah mendengar suara yang memekik indranya. Baru saja dia berdoa agar tidak berhubungan dengannya, sekarang wanita itu datang dan berada dihadapannya seperti ini.

Apa yang dia inginkan kali ini?

Namun saat itu [Name] hanya mengabaikannya dan tetap melanjutkan pekerjaannya. Setelah itu Astel, Yeva, dan Slava juga melakukan hal yang sama.

Melihat [Name] tak terpancing dengan provokasinya, Rosetta yang masih berdiri di belakangnya mendesis dengan kesal dan berteriak, "jangan sombong hanya karena Yang Mulia yang mengawalmu. Kau itu bukan apa-apa di sini!"

"Ya, aku tahu itu."

"Ap-Apa—!?"

"Aku bilang aku tahu itu."

"Aku juga mendengarnya?"

Lalu kenapa bertanya? [Name] menatap Rosetta dengan malas. Sekarang dia sedang berpikir bagaimana membuat wanita ini pergi dari hadapannya? Dia jelas tahu kalau ini akan jadi sangat merepotkan.

Jika [Name] diam, wanita di depannya tidak akan berhenti. Namun jika dia menanggapinya, itu hanya menuruti keinginannya. Padahal pekerjaannya baru saja selesai dan sekarang ia harus terlibat masalah seperti ini.

[Name] melirik ke arah belakang Rosetta dan sedikit membungkuk. "Selamat pagi, Duke. Jarang melihat Anda di sini."

Apanya yang jarang melihatnya di sini? Aku saja baru sampai kemarin.

Kendati demikian itu berhasil membodohi Rosetta. Wanita itu dan dua wanita di belakangnya buru-buru berbalik dan menundukan kepalanya untuk memberi salam tanpa melihat apa benar Wriothesley ada dihadapannya atau tidak.

Dalam kesempatan itu, [Name] langsung mengambil langkah seribu diikuti tiga orang lainnya di belakangnya. Ketika cukup jauh, [Name] bisa merasakan jika Rosetta saat ini sedang mencak-mencak karena kesal sudah dibohongi.

—oOo—

"Monopoli Kupon?"

"Iya, itu permainan yang sudah lama ada di sini."

[Name] berusaja mengingatnya. Ia merasa sangat familiar, sepertinya dia sudah pernah menyelesaikan Quest semacam ini di dalam gamenya.

Melihat wajahnya bertanya-tanya, Astel menjelaskan, "itu permainan untuk mengumpulkan kupon sebanyak mungkin sampai batas waktu yang ditentukan."

Oh, aku mengingatnya.

Quest yang cukup rumit dan menjadi prasyarat untuk membuka jalur eksplorasi bawah air baru. Ia bahkan ingat kalau gamenya memberikan peringatan tentang panjang questnya karena begitu memulai Questnya, maka Quest lain tidak dapat berjalan.

Monopoli Kupon bisa diikuti secara individu atau kelompok, sementara bagaimana cara mengumpulkan kupon sendiri tergantung dari kemampuan individunya masing-masing.

Namun yang menjadi tantangan untuk [Name] adalah permainannya hanya berjalan selama dua minggu dan ini adalah minggu terakhir permainan berlangsung. Ia tahu kalau bergabung di tengah-tengah permainan seperti ini tidak akan menguntungkannya sama sekali.

Awalnya [Name] tidak berminat untuk ikut, tapi ketika ia ingat bahwa pemenangnya mendapatkan hak untuk keluar dari Benteng Meropide selama satu hari penuh, ia harus melakukannya.

Bagaimana pun dia juga harus mulai bergerak untuk investigasi. Dia tidak bisa menunggu Neuvillette dan Furina.

"Melihat wajahmu yang seserius ini. Apa Nona [Name] berpikir untuk mengikuti permainan?" tanya Slava. Ia tersenyum penuh makna.

"Tentu saja. Ada yang harus kulakukan di atas sana."

"Tapi waktunya...."

Benar, ini masalah waktu.

Di dalam gamenya, Pengembara dibantu sepasang anak kecil, selain itu anak laki-laki itu bukanlah anak biasa. Dia adalah anak jenius yang bahkan dapat mengumpulkan satu juta kupon seorang diri dalam waktu tiga hari. Selain itu dia juga bukan anak kecil seperti yang terlihat.

Selain itu sepertinya anak itu sudah merencanakannya dari jauh-jauh hari dan baru merealisasikannya tepat saat permainan Monopoli Kupon ini diadakan. Walaupun waktu yang dimiliki [Name] lebih banyak, dia tetap tidak diuntungkan.

Apa yang harus kulakukan?

"Tidak jadi? Apa Nona menyerah?" giliran Yeva yang bertanya.

Sambil tersenyum dengan percaya diri, [Name] berkata, "aku tidak pernah mengatakan itu."

"Bagus sekali. Aku suka ini, Slava!" Katanya. "Bagaimana kalau kita ikut?"

"Eh? Kalian akan bergabung?"

"Karena sepertinya menyenangkan, akan kubantu sebisa mungkin," jawab Slava.

"Itu... aku juga... apa aku boleh ikut?"

"Tentu saja. Semakin banyak, semakin baik."

—oOo—

Keesokan harinya tiba. [Name] sudah memikirkan beberapa pekerjaan yang memungkinkannya untuk bisa mengumpulkan banyak kupon dalam waktu singkat. Itu pun ia dapatkan berkat usaha kerasnya mengingat detail pengalaman bermainnya saat Quest Benteng Meropide di dalam gamenya.

Sayangnya kebanyakan pekerjaannya membutuhkan banyak kekuatan fisik, sementara [Name] tidak memiliki stamina sebanyak itu. Dia berharap ada yang bisa ia lakukan dengan kepalanya.

Selain mendaftar dan memasukan jumlah kupin awal yang tak seberapa itu, ia memutuskan untuk meneruskan pekerjaannya setelah sarapan hari ini.

Bagaimana sekarang? [Name] berpikir sembari mengunyah makanan yang ia dapat gratis dari Kantin Bersama..

"Sepertinya bahan makanan hari ini juga akan tersisa banyak...."

"Kalau seperti ini terus, aku bisa dikira menggelapkan dana untuk Kantin Bersama."

"Apa yang harus kita lakukan? Bahan sisa kemarin juga masing-masing masih ada 5 kotak!"

[Name] menoleh ke arah Wolsey. Pria itu tampaknya sedang kesulitan melihat seberapa buruk ekspresinya saat ini.

Setelah ia pikirkan, sepertinya rasa makanan hari ini memang tidak terlalu segar. Apa Tuan Wolsey menggunakan bahan sisa kemarin?

Berdasarkan percakapan yang tidak sengaja ia curi dengar, bahan sisa kemarin juga masih ada sebanyak 5 kotak dan jika Wolsey tidak menghabiskannya hari ini, dia terpaksa harus membuangnya karena sudah tak layak dikonsumsi.

Walaupun seperti penjara, [Name] tahu kalau Wriothesley sangat menghormati taraf hidup Narapidana yang ada di sini. Dia pasti akan mempertanyakan ini jika terjadi sesuatu dengan makanan di Kantin Bersama. Tapi kenapa makanannya bisa tersisa banyak?

"Terima kasih untuk makanan hari ini, Tuan Wolsey," ujar [Name] pada Wolsey.

"Senang kau menikmatinya dengan baik, Nona."

"Sebelumnya maafkan aku jika lancang, tapi tadi aku mendengar bahan makanan sisa masih ada banyak. Apa itu benar?"

"Iya, seperti yang Anda dengar, Nona."

Wolsey berkata padanya jika ia berniat untuk memesak beberapa kotak makanan untuk dibagikan secara cuma-cuma. Dengan kata lain, orang yang sudah mendapatkan jatah makanan gratisnya dapat menerima makanan gratis lainnya untuk hari ini.

Itu tidak boleh terjadi.

Membuang-buang makanan memang tidak baik, tapi jika Wolsey melakukan itu bisa-bisa Kantin Bersama akan bangkrut. Para Narapidana akan mogok makan dan menunggu Wolsey untuk memberikannya secara cuma-cuma melebihi standar yang sudah ditentukan Duke Wriothesley.

Akar masalah ini tak lain karena Monopoli Kupon. Seperti yang ia duga, banyak kupon yang dimonopoli oleh kelompok tertentu dan sebagian mereka gunakan untuk dikumpulkan kepada pihak penyelenggara. Mereka banyak bekerja tetapi mengurangi asupan energi yang dibutuhkan tubuh.

Ini bukan situasi yang baik.

"Kalau begitu, apa yang akan Tuan Wolsey pikirkan jika saya katakan saya punya cara untuk menjualnya?"

"Ya!? Apa sungguh ada cara seperti itu!?" Wolsey berseru.

"Iya. Saya akan beritahu caranya, sebagai gantinya... berikan saya masing-masing 10% , 20% , dan 30% penjualan Anda selama 3 hari."

Wolsey memberikan wajah keberatan pada [Name]. "Bagaimana jika ini tidak berhasil?"

"Anda tidak perlu membayar saya sama sekali," [Name] menjawab. "Selain itu, saya akan membuat kontrak untuk ini jadi saya juga akan bertanggung jawab dengan apa yang terjadi. Bagaimana?"

[Name] tahu betul kalau mengambil 10% dari penjualan awal adalah harga yang cukup besar, akan tetapi Wolsey tetap mempertimbangkannya. Artinya dia benar-benar sudah buntu dan tak terpikirkan cara lain.

Ia akhirnya memutuskan, "aku percayakan pada, Nona. Tolong katakan apa rencana yang sudah Nona pikirkan."

[Name] meminta Wolsey untuk memasak porsi makanan seperti yang biasa ia lakukan dan melakukan undian dengan mesin pembagi makanan harian gratis, Bran.

Dia bertanya apa perbedaannya dengan yang biasa ia lakukan, tapi [Name] menambahkan agar ia juga memasukan sejumlah Kupon Khusus ke dalam kotak makanan itu secara acak.

Benar, [Name] berencana untuk membuat sistem lotre dengan kupon kembali menggunakan kotak makanan sebagai media undiannya.

Awalnya Wolsey masih meragukan rencana [Name], lalu ia bertanya, "lalu bagaimana kita mempromosikannya?"

"Kita bisa meyakinkan dan mempromosikannya secara bersamaan."

"Bagaimana caranya, Nona?"

"Bukankah kita punya orang yang paling dihormati dan disegani di sini?"


























—oOo—

HAPPY NU YEAR GUYS! SEMOGA HARAPAN KALIAN DAN RESOLUSI KALIAN DI 2024 TERKABUL DAN BERJALAN BAIK, YA!

Makasih buat kalian yang masih sangat setia dan dukung Mikajeh sejak 2017 dan kepada kalian yang baru bergabung 🥹🙏🏻 walaupun Mikajeh baru akhir tahun 2023 ini aktif lagi, tapi bener2 seneng bamget pas comeback masih ada yang nantiin 😭 serius, gatau harus bilang apa selain makasih sama kalian yang udah nemenin Mikajeh buat tumbuh dan berkembang di dunia kepenulisan enih 🥲🥲 awalnya aku kira acc ini udah flop bgt mengingat aku muncul buat update bisa setahun sekali doang bahkan gak dilanjutin dan work-nya udah diunpublish, tapi gak nyangka ternyata yang baca dan vote buat work baru masih sebanyak ini... 😭😭😭 berkat kalean aku masih ada semangat buat nulisss 🤧

Makasih buat tahun 2023 ini dan tetep nantikan karya baru Mikajeh di 2024 ya! See ya!


Xoxo,

Mikajeh

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro