Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 32

Waktu penangguhan sudah habis, semua orang kembali pada posisinya masing-masing. Saat Clorinde keluar untuk mencari lembaran berita dari 4 tahun lalu, Furina tetap bersama [Name] sampai ke biliknya.

Sebelum dilanjutkan, pihak penuntut kembali memaparkan fakta pada sesi sebelumnya. Saat [Name] ingin membuka mulutnya untuk menjelaskan kondisinya, Furina lebih dulu berkata, "Nona [Name] tidak bersalah!"

Ruang sidang seketika ramai kembali. Neuvillette membuka suaranya, "silakan kepada Nona Furina untuk menjelaskan situasinya."

"Ada kalimat 'yang paling memahami tubuhku adalah diriku sendiri' dan Nona [Name] sudah membuktikannya."

Tentu saja semua orang yang mendengar kata-katanya itu bertanya-tanya tentang apa yang Furina maksud. Namun hal yang [Name] tahu dengan pasti, Furina bersikeras untuk tidak mengatakan apa pun soal kondisi tubuhnya dan luka yang ia miliki.

Itu sama saja dengan dirinya tak memberikan bukti apa pun dan ada kemungkinan pernyataan dia sebelumnya akan ditolak sang Hakim Agung.

Akan tetapi hal tak terduga terjadi saat Furina berkata, "aku akan menjaminnya dan mengajukan untuk investigasi ulang atas kasus ini!"

"Nona Furina sampai menjaminnya...."

"Jadi dia benar-benar tak bersalah?"

"Lalu siapa pelakunya?"

Neuvillette mengetuk lantai dengan keras hingga suaranya bergema diseluruh ruangan. "Harap tenang. Persidangan masih berlangsung dan Nona Furina, silakan katakan alasan Anda."

"Penting bagi negara dan hukun untuk mengadili yang bersalah, tetapi mengadili dan menghukum orang tak bersalah bukanlah tujuan dari hukum itu sendiri," Furina berkata dengan percaya diri. "Aku yakin, kau sangat memahami itu, Iudex!"

"...."

"Aku mengajukan investigasi ulang dan Nona [Name] akan tetap menjadi tahanan darurat sampai bukti lebih lanjut ditemukan."

"Permintaan diterima."

"Lalu aku mengajukan diri untuk menjadi pengacara Nona [Name] pada sidang keduanya."

—oOo—

Selesai dari sidang hari ini, Clorinde datang menemui Neuvillette secara langsung setelah dengan buru-buru ia pergi ke kantor Surat Kabar, Steambird di Court of Fontaine.

Dia segera memberikan selembar surat kabar dari 4 tahun yang lalu kepadanya dan menjelaskan jika pada kolom surat kabar itu ada berita yang memuat wawancara eksklusif yang dilakukan [Name] usai ia mengalami kecelakaan 3 bulan yang lalu.

"Hasil dari kecelakaan itu adalah luka besar di punggungnya," ujar Clorinde. "Jika kita membandingkan foto yang diterima pengadilan, itu tidak cocok dengannya."

"Jika aku boleh tahu, sebesar apa luka di punggungnya?"

Clorinde yang awalnya terlihat enggan untuk menjawab akhirnya berkata, "... dari tengkuk sampai pinggang. Satu garis melintang panjang membentuk akar dari bahu kiri ke pinggul kanan. Kemungkinan besar itu juga terlihat sampai dadanya."

Dada Neuvillette berdegup kencang, tubuhnya membeku seketika. Dengan kata lain lukanya hampir membekas di seluruh punggungnya. Ia mengerti kenapa Furina tidak mengatakan apa pun tentang apa yang dilihatnya dan tak mencoba untuk memberikan bukti fisik berupa fotonya, dia menyembunyikannya untuk melindungi wanita itu.

Bagaimana pun Neuvillette juga sangat paham makna martabat seseorang bukan hanya dilihat dari pakaiannya, tetapi dari tubuhnya dan martabat seorang wanita lebih rentan untuk terjatuh hanya dari sebuah luka kecil yang mereka terima. Tanpa sadar tangan Neuvillette mengerat kencang.

Aku harus menyelesaikan kasus ini dengan tanganku sendiri.

—oOo—

Wriothesley berjalan dengan langkah gusar. Sejak pagi ini suasana hatinya sangat buruk, semua berkat kasus yang baru-baru ini ia terima.

Ia tidak ingin percaya, tetapi semua bukti mengarah padanya. Mulai dari sidik jarinya, foto dirinya yang bertemu dengan The Knave, sampai foto itu. Pria itu mengeratkan giginya hanya dengan mengingat foto itu, ia merasa sangat terganggu.

Bukan hanya itu, bahkan selama interogasinya, dia bersikeras tak mengatakan apa pun termasuk hubungannya dengan Fatui Harbingers yang satu itu.

Namun satu yang bisa ia pastikan, dia jelas tidak bersalah mendengar Furina sampai membelanya seperti itu.

Bukti apa yang ia berikan? Wriothesley bertanya-tanya dalam benaknya.

Selesai persidangan hari itu, Wriothesley menemui Clorinde yang baru saja ingin pergi setelah menemui Neuvillette. Dia bertanya padanya, "jadi bukti apa yang Nona [Name] tunjukan padamu?"

"Sebaiknya kau tidak tahu apa pun, Duke."

Usai berkata demikian, Clorinde pergi tanpa mengatakan apa pun lagi. Clorinde adalah petarung juara terbaik yang pernah ada dan dia selalu terlihat serius, tapi kali ini ekspresinya jauh lebih serius lagi seperti saat ia berhadapan dengan Primordial Sea di Benteng Meropide.

—oOo—

"Baiklah, sisanya kupercayakan pada kalian."

Walaupun sidang ditutup dengan baik berkat Furina, bukan berarti aroma busuknya hilang begitu saja. Sebaliknya, mungkin inilah awalnya.

Fakta yang ada masih buram, tetapi orang-orang tetap berdebat dan mengemukakan suaranya satu sama lain. Beberapa ada yang mempertanyakan kembali apa motif [Name] jika benar dialah pelakunya, lainnya membandingkan kasus-kasus serupa yang pernah terjadi sebelumnya. Ada pula orang-orang yang ikut kedalam investigasi tanpa izin.

Namun bukan itu yang membuat [Name] khawatir.

"Kau tahu bukan kalau wajahmu sangat berbeda dengan apa yang kau katakan barusan?" ujar Wriothesley.

Kenapa dia sangat tajam disaat yang tidak aku inginkan? Sambil berpikir begitu, [Name] menanggapi Wriothesley dengan tawa kakunya. "Benarkah?"

Namun yang paling menarik perhatian [Name] adalah Neuvillette saat ini. Walaupun wajahnya seperti itu—seolah ia berkata tidak ada masalah apa pun—tapi Neuvillette jelas memberikan reaksi yang aneh selama sidang berlangsung. Ia lebih banyak diam, seperti tengah mempertimbangkan sesuatu, terkadang kurang responsif.

Kemudian Neuvillette menghelakan napasnya pelan dan berkata, "aku yang akan menginvestigasinya langsung."

"Padahal aku pengacaranya?"

"Ini benar-benar mengkhawatirkan."

Oh... dia sungguh mengabaikan Furina sepenuhnya. [Name] melempar senyum canggung.

Saat ini [Name] hanya bisa mempercayai Furina, bagaimana pun dia sudah melakukannya sampai seperti ini. Ditambah Furina adalah orang yang rela menggali apa pun hanya untuk mencari informasi demi menjatuhkan Lyney dan Lynette kala itu. [Name] meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Karena itulah [Name] berkata padanya, "Nona Furina, saya akan berikan saran pada Anda."

"Oh... apa itu?" Furina dan Neuvillette menghentikan perdebatannya dan fokus pada [Name].

"Anda harus menyelesaikan investigasinya kurang dari 2 minggu."

"Du-dua minggu!?"

"Iya." [Name] melempar senyuman cerah.

"Uh... baiklah! Akan aku selesaikan kurang dari dua minggu!"

Neuvillette tahu [Name] punya alasan kenapa mengatakan ini. Dia tidak bisa membiarkan bukti hilang. Entah karena termakan waktu atau pelaku sebenarnya sudah menghancurkan bukti yang ada, yang jelas ia juga tidak berharap salah satu dari dua hal itu terjadi. Selain itu, ia bermaksud untuk memastikan pelaku sebenarnya tidak melarikan diri atau melakukan pembunuhan keduanya.

"Nona [Name]...."

"Ya?"

Neuvillette tidak segera menjawab, dia memandangi [Name] sejenak. Baru kali ini ia merasa ragu dengan keputusannya di pengadilan, tapi dia tahu kalau dia tidak boleh seperti itu.

Satu-satunya yang ia pikirkan saat itu apa [Name] akan aman di sana? Apa dia akan baik-baik saja? Apa dia akan merasa nyaman? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul di dalam benaknya.

Lalu dengan suara berat ia berkata, "... di bawah sana tidak semengerikan yang orang katakan. Kau tenang saja."

Walaupun Neuvillette berkata demikian, mungkin sebenarnya yang paling membutuhkan ketenangan saat ini adalah dirinya.

Dia tidak tahu apa [Name] menyadarinya atau tidak, tapi wanita itu hanya tersenyum dan mengangguk lalu berkata, "saya mengerti. Terima kasih atas perhatian Anda, Monsieur Neuvillette."

Neuvillette enggan mengakui ini, tapi satu-satunya orang yang dapat ia percaya untuk menjaganya di bawahbsana hanya orang ini. Namun entah kenapa sang Hakim tidak yakin jika harus menyerahkannya pada orang ini di waktu bersamaan.

Pria dengan telinga runcing itu menambahkan, "satu lagi, apa pun yang terjadi kau bisa mengatakannya pada Duke Wriothesley."

"Ya, Serahkan padaku," Wriothesley menimpali. "Ayo pergi, [Name]. Aku harus mengurus administrasimu dulu untuk masuk ke Benteng Meropide."

Tangan Neuvillette terkepal saat melihat wanita itu berbalik meninggalkannya dan berjalan beriringan dengan pria berambut hitam itu. Dia tahu menghentikannya pun tidak ada artinya, tapi entah kenapa ia merasa dadanya sangat runyam melihat pemandangan di depannya saat ini.

—oOo—

[Name] tidak menyangka kalau dirinya akan menjadi narapidana di Fontaine. Dikehidupan dia sebelumnya, [Name] kerap kali keluar masuk penjara—untuk melakukan wawancara investigatif kepada para tersangka—dengan kata lain ini pertama kalinya ia masuk ke penjara sebagai seorang kriminal bukan Jaksa.

Sebaliknya, ia justru merasa itu adalah pengalaman yang luar biasa mengingat Benteng Meropide bukanlah penjara yang biasa-biasa saja. Namun yang lebih luar biasanya lagi saat ia sadar kalau yang mengantarnya masuk ke Benteng Meropide adalah orang-orang yang sangat istimewa.

Ikon bintang utama Fontaine, Hakim Agung, bahkan Penguasa Benteng Meropide itu sendiri. Bahkan Pengembara saja hanya diantar oleh Iudex Fontaine dan disambut pengelola Benteng Meropide di dalam.

Ayo, lupakan itu dulu....

"Kau tenang sekali, ya."

"Apanya?"

"Jadi kau sungguh dengan kata-katamu waktu itu?" [Name] menoleh dengan pandangan bertanya-tanya. Wriothesley melanjutkan, "seingatku kau pernah bilang 'aku lebih baik mendekam di Benteng Meropide daripada mendengar ocehan Ibuku' begitu."

[Name] ber-sweatdrop-ria. Wanita itu ingat pernah mengatakan hal semacam itu tapi tidak seperti itu. Dia menatap Wriothesley dengan lelah. Tak lama kemudian, keduanya sampai di lantai Administrasi Benteng Meropide.

Pemandangan yang persis seperti di dalam gamenya kini berdiri megah dihadapannya, hanya saja suasananya sedikit lebih gelap dan dingin. Dia hampir lupa kalau pihak Developer membuat suasananya lebih nyaman agar para pemain bisa menikmati eksplorasi bawa tanah dan laut dengan lebih leluasa.

"Tu-Tuan Duke Wriothesley!? Selamat datang kembali!" Sapa wanita yang berdiri di balik meja administrasi. "Apa ada yang bisa saya bantu?"

"Neuvillette memintaku untuk mengantarnya ke sini," katanya sambil mengangkat sebelah tangannya yang terborgol dengan [Name]. "Kau urus administrasinya sekarang, aku akan menunggu."

"Baiklah!"

Detik berikutnya, Wriothesley melepaskan borgol itu dari tangan [Name]. Lantas wanita yang disapa Marette segera mengantar [Name] ke tempat administrasi selanjutnya tanpa bertanya apa tindak pidana yang diberikan kepadanya.

Setelah dipotret dengan bimbingan Marette, [Name] langsung menyelesaikan adminiatrasinya dengan cepat. Lebih tepatnya terlampau cepat. Mungkin karena Wriothesley terus melihat ke arahnya sembari menyilangkan kedua tangannya di dada, Marette jadi semakin gugup.

"Selesai. Terima kasih atas kerja samanya." Marette menunduk hormat ke arah [Name]—tepatnya ke arah Wriothesley yang ada di sampingnya.

Selanjutnya [Name] dan Wriothesley menaiki sebuah kapal yang mengantarnya ke bagian terdalam Benteng Meropide. Begitu keduanya turun, mereka lantas disambut dengan berbagai macam orang yang ada di sana—tentunya antusiasme itu ditunjukan kepada sang pemilik Benteng Meropide, Duke Wriothesley.

Namun saat itu [Name] tidak langsung ikut turun, ia hanya melihat Wriothesley sedang menyapa para tahanan dan karyawan di sana. Dia merasa akan mengganggu suasana di sana jika tiba-tiba ia muncul dan bergabung.

Selain itu, dia bisa melihat bagaimana Wriothesley sangat dihormati di tempat ini dan dia pun menanggapinya dengan porsi yang sama seperti yang ia lihat di dalam gamenya. Suasana akrab dan bersahabat yang ia rasakan sangat berbeda dengan atmosfer yang ia rasakan di atas sana, tidak heran jika banyak Narapidana akhirnya memutuskan untuk menetap di Benteng Meropide.

Lalu tak lama ketiga orang wanita mendekati Wriothesley dan menyapa dengan formal. "Selamat datang kembali, Duke. Kali ini berapa lama Anda akan tinggal?" tanya salah seorang wanita di sana.

"Aku tidak tahu, tergantung dari situasinya tapi sepertinya aku akan lama berada di sini," Wriothesley menjawab tegas. Wanita yang berdiri di tengah diantara dua lainnya mengembangkan senyumannya. "Oh, aku hampir lupa. [Name]?"

"Ya?"

"Kenapa kau tidak turun?"

"Karena sepertinya Anda masih sibuk, jadi saya menunggu Anda."

"Begitu...." Saat [Name] melangkah untuk turun, tiba-tiba Wriothesley mengulurkan tangannya padanya untuk ia raih. "Ayo, kita pergi."

Mengingat ada banyak pasang mata yang memperhatikannya, akan sangat tidak sopan jika wanita itu menolaknya. Ditambah ia akan dianggap sedang mempermalukan sang pemilik Benteng Meropide.

Jadi [Name] pun menerima uluran tangannya. Dia berpikir akan lebih aman untuknya jika ia cukup menerima apa pun yang Duke berikan mengingat posisinya yang paling tinggi di sini, ditambah dia juga tidak ingin membuatnya tersinggung.

Sebelumnya [Name] tidak menyadarinya, tetapi wanita yang ada di depannya ini—tepatnya yang berdiri di tengah—sedang menatapnya dengan tajam.

Apa aku melakukan sesuatu yang membuatnya tidak senang?

Mengabaikannya, [Name] tetap berjalan sambil didampingi Duke Wriothesley. Saat itulah ia tidak tahu kalau lawan terberatnya bukanlah Benteng Meropide, melainkan orang-orang yang ada di dalamnya.






























—oOo—

Halo h! Reader Mikajeh yang tercinta, terkasih dan tersayang~! 🥹💕 semoga kabarnya baik-baik aja eak~

Akhirnya kita memasuki Arc Benteng Meropide, betul kali ini lebih banyak fan-service dari Bpk Sipir—gatau ini work tbtb berubah pair-nya tapi yaudah gapapa 🏃🏻‍♀️💨 bagian ini bakal ringan banget jadi silakeun dinikmati yak 👁👄👁🙏🏻

Itu dulu dari Mikajeh, kurangnya bakal aku sampai keun di pengumuman seperti biasa~ see ya!




Xoxo,

Mikajeh

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro