Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 29

"Hanya perasaanku saja, tapi apa kau... jatuh hati padanya? Pada Nona [Name]?"

Neuvillette terdiam. Dia tidak menyangka akan mendengar itu dari Furina, ini pertama kalinya untuknya dan dia tidak mengerti.

Apa aku sudah jatuh hati padanya?

Selama ini Neuvillette merasa nyaman bekerja dengan wanita itu, dia jelas dapat menutupi kekurangannya yang kurang bisa berkomunikasi dengan orang lain di luar persidangan. [Name] bahkan selalu tahu apa yang harus dilakukannya tanpa perlu ia katakan.

Sebagai partner kerja, dia adalah sosok yang sangat ideal untukku.

"... apa maksudmu, Nona Furina?"

Furina menghelakan napasnya pasrah. "Benar juga, kau tidak mungkin menyadarinya. Tapi... ya, kau terlihat seperti orang yang sudah jatuh hati padanya."

"...."

Neuvillette mana mungkin memahami perasaan yang abstrak seperti itu. Dari ribuan persidangan yang sudah ia lewati, dia tidak pernah mempelajari hal seperti itu sebelumnya dalam 500 tahun terakhir.

Tapi mungkin seperti kata Pengembara tempo dulu, mungkin sebetulnya dirinya sudah lama terpengaruh dengan sidang-sidang yang dipimpinnya dan tanpa ia sadari batas antara dirinya dan orang-orang yang ada disekitarnya semakin kabur dan menyatu seiring berjalannya waktu.

Lalu entah sejak kapan ia mulai membuka dirinya dan mengembangkan emosi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Apa benar aku sudah berubah?

"Baiklah. Coba kau pikirkan bagaimana perasaanmu saat bersamanya, melihatnya dan menyentuhnya. Ayo, lakukan!" pinta Furina.

"...." Neuvillette memikirkan itu di dalam benaknya.

Dia nyaman dengan wanita itu, tidak merasa terganggu atau keberatan dengan keberadaannya. Ia tidak ingin menghindarinya seperti yang biasa ia lakukan, dia bahkan tidak keberatan untuk bicara dengannya karena dia senang mendengar wanita itu berbicara padanya.

Neuvillette senang melihatnya. Wajahnya yang tersenyum lebar, saat ia serius bekerja, saat bertekad untuk melakukan sesuatu, terkejut, mendengar tawanya, wajahnya yang sedang merona, bahagia untuk hal-hal sederhana. Dia menyukai semua yang [Name] tunjukan padanya.

Lalu sentuhan hangatnya... lagi-lagi dadaku berdegup kencang saat memikirkan itu.

"Ah... aku yakin, kau benar-benar jatuh cinta padanya. Langitnya sangat cerah sampai aku ingin menggelar pesta teh di luar sekarang."

"Nona Furina...."

"Baik. Maafkan aku." Dia berdehem lalu melanjutkan, "coba sekarang kau bayangkan jika tiba-tiba Nona [Name] memberikan surat pengunduran diri."

"Aku... tidak bisa...."

Tiba-tiba ada perasaan bergejolak di dada Neuvillette, ia jadi merasa sangat kesal hanya dengan memikirkannya. Ia bahkan tidak ingin membayangkan hal itu terjadi.

Ini sangat menggangguku ...!

"Baiklah, baiklah! Lupakan itu! Bukan hujan lagi yang turun, kau bisa mendatangkan badai!"

Neuvillette menatap Furina dengan tajam. Dia tidak keberatan dengan permintaan tak masuk akal yang datang darinya, tapi tidak dengan yang satu ini. Ia bahkan bertekad untuk tidak membuat [Name] berpikir sekali pun untuk mengundurkan dirinya dari posisinya saat ini.

Tidak akan pernah.

"NEUVILLETTE! HENTIKAN! BAIKLAH, MAAFKAN AKU! AKU MENGERTI!"

"Selamat siang. Oh... kalian berdua ada di sini, kebetulan."

"Nona [Name], tolong aku!"

"Y-ya!? Ada apa tiba-tiba?"

"Nona Furina ...!" Neuvillette menghelakan napasnya lelah. Ia beralih kepada [Name]. "Apa ada yang kau butuhkan, Nona [Name]?"

"Itu... seorang patissier memberikan saya beberapa potong kue sebagai ucapan terima kasih untuk saran yang saya berikan," katanya. "Saya berniat untuk memberikannya kepada Nona Furina. Sebelumnya saya mendengarnya berteriak kencang dari sini, jadi saya pergi untuk melihatnya."

"Ah...." Furina... dia benar-benar sudah merepotkan seseorang yang tidak ingin kurepotkan.

"Kalau begitu bagaimana jika kita makan ini bersama. Pesta teh kecil-kecilan di sini," pinta Furina. "Ikutlah, Nona [Name]!"

"Saya...."

"Aku mohon, ya...."

Setelah menghela pelan. Ia membalas, "baiklah."

Pesta teh dadakan akhirnya berjalan seperti yang diinginkan Furina. Selain meminta [Name] untuk duduk berdampingan dengan Neuvillette, ia bahkan berinisiatif untuk menyeduhkan teh yang ada di dalam kantor pria berambut panjang itu. 

Awalnya [Name] merasa keberatan dan meminta Furina untuk duduk sementara ia menyiapkan tehnya, tapi Furina bersikeras dan menolak dengan alasan karena [Name] sudah repot memberikan kue yang seharusnya jadi miliknya.

Sementara Furina menyiapkan teh, [Name] menata meja yang akan digunakan. Saat itulah Neuvillette menyadari kalau bahu dan rambutnya sedikit basah dan lembab.

"Apa kau kehujanan?" tanya Neuvillette.

"Ah, iya. Tadi tiba-tiba hujan turun saat saya kembali."

Neuvillette meninggalkan posisinya sementara [Name] masih sibuk menata kue-kue yang dibawanya di atas meja. Ia membuka tiga laci yang ada di nakas dekat mejanya, mengambil handuk yang ada di dalam, dan meletakan handuk itu di atas kepala [Name] sembari mengusapnya pelan.

Tangan [Name] berhenti sejenak dan berdiri sejajar dengan Neuvillette. Wanita itu menatapnya dengan tatapan sedikit terkejut.

"Kau akan sakit jika tidak segera mengerikannya. Gunakan itu untuk mengeringkan rambut dan pakaianmu," kata Neuvillette.

[Name] mengembangkan senyumannya dan membalas, "baiklah. Terima kasih banyak, Monsieur Neuvillette."

Di tengah-tengah itu tiba-tiba Furina berdehem. "Apa sudah selesai menatanya?"

"Iya. Silakan, Nona Furina."

[Name] buru-buru melepas mantal yang dikenakannya bersamaan dengan handuk yang Neuvillette berikan setelah sedikit mengusap kepalanya, dia pun duduk di samping Neuvillette.

"Baiklah. Pesta teh dimulai!" Furina meletakan teh di atas meja. Saat duduk, tiba-tiba dia berkata, "ah! Creme Caramel Pudding! Padahal aku menginginkan itu! Kenapa kau memberikannya kepada Neuvillette!?"

"Maafkan saya," katanya disertai senyuman canggung. "Karena Monsieur lebih menyukai makanan yang mengandung banyak air, jadi saya berpikir untuk memberikan pudding itu kepadanya."

Saat Furina mengatakan itu, Neuvillette baru menyadarinya. Karena itulah [Name] terlihat sedang memilah-milah kuenya dengan hati-hati. Dia tidak tahu kalau [Name] mengetahui itu, padahal dia tidak pernah mengatakannya pada siapa pun.

"Baiklah. Kali ini aku mengalah," ujar Furina. "Tapi kau benar-benar mengenal Neuvillette, ya."

[Name] tertawa kecil. "Benarkah?"

"Apa Neuvillette yang memberitahumu itu?"

[Name] menggeleng. "Monsieur sering menyisakan makanan yang tidak berkuah dan tidak ada sausnya, jadi saya harus menyiapkan pesanan khusus untuknya setiap ada pertemuan dengan klien di restoran."

Dada Neuvillette berdegup saat [Name] mengatakan itu dan menunjukan perhatian kepadanya.

"Neuvillette, apa kau sadar kalau sekarang kau sedang tersenyum sambil melihat ke arah Nona [Name]?" ujar Furina.

Saat [Name] menoleh ke arahnya, pria itu menyesap teh yang ada di depannya dan berkata, "hanya perasaanmu saja."

"Benarkah?" Alis Furina terangkat sebelah. "Ya, selama cuacanya cerah ini bukan masalah. ini benar-benar waktu yang pas untuk pesta teh."

"Benar."

—oOo—

Pekerjaan yang sama menantinya. Setidaknya sudah ada dua jadwal persidangan terkait perkara pidana untuk pagi dan sore ini.

[Name] sudah memberikan laporan perkara untuk dua jadwal sidang ini dan ia berkata akan datang lebih awal karena ada yang ingin dia bicarakan mengenai rancangan undang-undang yang baru.

Saat Neuvillette sampai di Palais Mermonia, ia melihat wanita itu sedang berbicara dengan seorang Garde. Keduanya terlihat akrab bahkan [Name] sampai memberikan senyumannya kepada petugas itu dan entah untuk alasan apa petugas itu tampak gugup.

Neuvillette merasa ada yang mengganjal di dadanya dan dia tak suka dengan apa yang ia lihat saat ini.

Namun tiba-tiba [Name] menundukan kepalanya kepada petugas itu sementara petugas itu tampak panik dan sungkan. Usai dari itu, [Name] memasuki Palais Mermonia dan menghampirinya.

"Oh, Anda sudah sampai," sapanya. "Selamat pagi, Monsieur Neuvillette. Bagaimana kabar Anda?"

"Aku baik-baik saja. Terima kasih atas perhatianmu."

Neuvillette akhirnya berjalan beriringan dengan [Name], memasuki Palais Mermonia. Di waktu yang sama, Neuvillette melirikan ekor matanya dan bertanya, "kulihat kau baru berbicara dengan Garde, apa ada masalah?"

"Ah, tidak ada masalah apa pun. Anda tenang saja," katanya. "Dia hanya berterima kasih untuk masukan yang saya berikan."

"Masukan?"

"Iya. Beberapa waktu lalu adiknya sakit flu berat, jadi saya memberi saran untuk menggunakan obat herbal padanya," jelasnya. "Adiknya sekarang sudah sembuh dan dia ingin mengucapkan terima kasih kepada saya."

"Begitu rupanya, tapi kenapa kau sampai menundukan kepada padanya?"

[Name] tertawa rendah, dengan malu-malu menjawab, "sebenarnya dia mengundang saya untuk makan siang bersama."

Perasaan tak enak menjalari dada Neuvillette. Itu tidak ada hubungannya dengan dirinya dan hanya undangan makan siang dari orang lain, tapi ia merasa sangat tidak nyaman.

Ia berpikir, kenapa rasanya menyesakan seperti ini?

Neuvillette tidak ingin menanyakannya, rasanya ia takut untuk melakukannya dan tak siap dengan jawaban yang akan diberikan wanita ini. Namun pada akhirnya dia berkata, "... apa kau menerimanya?"

"Saya menolaknya."

Oh.... perasaannya jadi lebih ringan dalam waktu singkat.

"Apa Anda lupa, Monsieur?" tanyanya kemudian. Kedua alisnya terangkat bingung. "Siang ini saya punya jadwal dengan Anda."

Detik berikutnya, [Name] menunjukan agendanya untuk hari ini pada Neuvillette. Seperti yang ia katakan, dia memiliki jadwal dengan pria itu hari ini dari pagi sampai sore hari.

"Setelah sidang pagi ini, kita akan bertemu dengan pedagang dari Sumeru untuk membicarakan bisnis rempahnya di restoran Hotel Debord. Dari itu...."

Begitu rupanya... ia menolaknya karena lebih memilih jadwalnya bersamaku.

Ada perasaan bahagia yang Neuvillette rasakan. Dia hampir lupa, sebelumnya Sedene pernah berkata jika semua jadwalnya dan [Name] akan disamakan. Jadi sudah sewajarnya waktu yang ia habiskan dengan wanita itu akan lebih banyak.

"Monsieur Neuvillette, apa Anda mendengar saya?" [Name] menginterupsi.

"Maafkan aku. Apa kau bisa mengulanginya lagi?"

[Name] menatapnnya dengan tatapan khawatir. Neuvillette sering melihatnya seperti ini setiap kali ia sibuk memikirkan sesuatu seorang diri, wanita yang ada disampingnya ini pasti akan memberikan tatapan seperti itu seakan tahu apa yang sedang dia pikirkan, dan sejujurnya Neuvillette tidak membencinya.

"Karena pertemuan diadakan di restoran, saya berniat untuk menjamu mereka dengan makan siang," katanya. "Sampai saat itu tiba, saya mohon agar Anda tidak memakan apa pun mulai dari jam 10 pagi."

"Baik. Aku mengerti."

"Lalu... jika ada masalah apa pun yang Anda pikirkan, tolong katakan pada saya. Saya akan mendengarnya."

Dia ini benar-benar... membuatku tidak bisa menolaknya.

"Iya, terima kasih, Nona [Name]."

"Dengan senang hati."

—oOo—

Neuvillette bukan orang yang tertarik pada gosip. Sekali pun ada gosip yang membicarakan tentangnya atau ada seseorang yang menarik kesimpulan berlebihan dari wawancara yang ia lakukan, dia tidak pernah tertarik untuk mengklarifikasinya.

Ia tahu apa yang akan dilakukannya sama saja membenarkan apa yang diinginkan orang-orang dan dia tidak berniat membuat keadaan menjadi lebih rumit lagi. Pada akhirnya orang-orang cenderung membaca apa yang ingin mereka baca, bukan membaca fakta yang ada.

Namun bukan berarti ia tidak mengetahui gosip apa pun yang ada di Fontaine.

Alasan yang pertama karena pekerjaannya, dia tidak bisa mngecualikan semua informasi yang mungkin ia dapatkan. Kedua, ada seseorang yang sangat perhatian pada gosip yang ada di Fontaine.

Dan lagi-lagi hari ini dia membaca selembaran gosip itu dengan keras di depan wajahnya. Namun entah kenapa, hari ini tanggapan Furina sedikit berbeda daripada biasanya seakan ada yang ingin ia sampaikan.

"Neuvillette, apa tidak ada kemajuan?" tanya wanita itu kemudian.

"Tentang apa?"

"Hubunganmu dengan Nona [Name], tentu saja."

"Memang kau berharap hubungan seperti apa yang kumiliki dengan Nona [Name]?"

"...." Furina terdiam seketika. Sekali lagi Neuvillette tidak paham apa yang sedang dipikirkannya.

"Nona Furina, apa kali ini ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?"

"Kau sungguh ingin tahu?"

Neuvillette meletakan penanya dan menatapnya dengan serius. "Aku mendengarkan."

"Baru-baru ini ada gosip kedekatan Nona [Name] dengan Putra Marquess Tornevile."

Neuvillette tahu gosip yang satu ini, tapi faktanya tidak seperti berita yang dilebih-lebihkan itu. Dia pernah berhubungan langsung dengan Marquess Tornevile, dan mengeluhkan tentang putranya yang tidak ingin meneruskan pekerjaannya jadi dia meminta Neuvillette dan [Name] untuk membujuknya.

Namun yang saat itu berhasil membujuknya adalah [Name], bukan Neuvillette. Putra Marquess Tornevile hanya tertarik pada penelitiannya, jadi yang Neuvillette dan [Name] lakukan hanyalah mendengarkan penelitiannya, lalu dalam suatu waktu [Name] berkata padanya, "dana penelitian Anda selama ini berasal dari mora yang Ayah Anda hasilkan. Coba bayangkan jika Ayah Anda tidak lagi bisa mengurus masalah keuangan keluarga Anda."

Setelah itu Putra Marquess Tornevile memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan Ayahnya 

"Itu hanya gosip tanpa dasar. Mereka tidak memiliki hubungan seperti itu."

"Kau benar, sebetulnya gosip yang ini tidak terlalu banyak dibahas," ujar Furina. "Kalau begitu bagaimana dengan yang ini?"

Kali ini Furina menunjukan selebaran pamflet surat kabar kepada Neuvillette. Pada salah satu halamannya terdapat sebuah foto di sana, subjek pada foto itu tak lain adalah [Name] dengan... Duke Wriothesley.

Neuvillette membuka sedikit mulutnya tetapi menutupnya kembali, ekspresinya berubah muram. Sebuah perasaan aneh menggerogotinya. Perasaan yang bercampur aduk dan terasa sedih. Ia tak paham dengan perasaannya sendiri.

Ia tidak tahu, kenapa dadanya terasa sesak?

"Banyak yang membicarakan mereka berdua. Selain karena mereka bekerja bersama dalam beberapa kasus, Duke pernah terlihat menemui Nona [Name] di luar jam bertugasnya."

Bahkan ada halaman dimana itu menunjukan foto ketika keduanya bertemu di Café Lutece saat jam makan siang. Bukan hanya itu, ada juga foto ketika keduanya jalan beriringan di suatu tempat. 

"Ditambah orang-orang mulai penasaran dengan kelanjutan hubungan mereka," tambah Furina. "Aku yakin kau paham kekuatan dari gosip seperti ini 'kan, Neuvillette?"

"... lalu apa yang kau ingin aku lakukan tentang ini?"

"Memangnya kau tidak merasa gelisah? Terganggu? Tidak senang?"

"...."

"Oh, aku tahu kau merasa begitu. Tidak perlu menjawabnya."

Walaupun Neuvillette enggan mengatakannya, tapi Furina tahu jelas kalau ia merasa terganggu dengan ini. Dia tidak bisa berbohong dan tidak ingin berbohong, karena itulah ia memilih diam.

"Kalau kau menginginkannya untukmu, maka lakukanlah itu, Neuvillette."






























—oOo—

METT ULTAH DRAGON DADDY PUPUPUUUU~~~~~~! Spesial ultah doi, jadi Mikajeh bakal update 2 chapter tambahan 💕💕💕

Pas aku revisi, chapternya sangat-sangat-amat pas sekali buat dipublish di hari ultahnya cuz isinya gak berat—cuman kurang menyehatkan aja 🏃🏻‍♀️💨 gais, kalo kalean perlu bantuan tenaga medis, Rumah Sakit Korban Mas Nopal ada kok, yuk segera hubungi 🙏🏻

Sekian dari Mikajeh, krn aku harus revisi chapter berikutnya jadi aku mao ngilang dulu, mwehehehe~ see ya!



Xoxo,

Mikajeh, 18/12/23

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro