Episode 21
"Eloise Tranchy atau kini yang disapa Countess of Bragelonne, terancam bercerai dengan Earl of Burnstead."
"Berita heboh! Monsieur Neuvillette bilang akan mulai membuka lowongan baru di Palais Mermonia. Apa ini wujud lainnya untuk memonopoli kekuasaan baru?"
Terkadang aku penasaran bagaimana bisa orang-orang sangat tertarik dengan berita skandal semacam ini. Padahal mereka hanya melakukan wawancara sepihak kemudian menerjemahkannya seenaknya.
"Ba-bagaimana bisa ada orang yang menuliskan hal seperti ini tentang Monsieur Neuvillette!?" Gerutu Sigewinnie. Kertas yang awalnya masih licin itu kini kusut di tangannya.
Ya, bagaimana pun aku paham dengan amarahnya. Disamping itu Neuvillette sendiri tidak pernah menggubris rumor semacam ini, karenanya berita yang ditulis semakin "luar biasa".
"Oh... komentar ini...," kata Sigewinnie. "Di sini tertulis 'penulis terlalu fokus pada poin dimana orang berkuasa yang menunjukan minatnya selalu untuk kepentingannya sendiri. Kita tentu tahu jika pesta penggalangan dana yang dilakukan Countess Lanchaster telah menyelamatkan lebih dari 200 anak di Panti'."
Aku tahu berita itu. Karena aku ikut dalam penggalangan dana itu walaupun tidak hadir dalam pestanya secara langsung.
Biasanya para bangsawan akan menggunakan embel-embel semacam itu untuk membuka pesta yang megah. Oleh karena itu banyak orang yang skeptis dengan undangan pestanya dan menyebarkan rumor kalau dia hanya ingin berfoya-foya saja dengan dalih penggalangan dana.
Namun rumor tetaplah rumor, hal tak berdasar itulah yang hampir membuat rencana penggalangan dananya berantakan. Kendati demikian ia tetap bisa menyelesaikannya sampai akhir dengan caranya sendiri dan langsung membakar habis rumor yang tersebar. Walaupun semua orang mulai berhati-hati, tetapi para reportet masih suka sekali memasak hal-hal seperti ini untuk kepentingan mereka.
Sigewinnie tertawa senang. "Aku suka sekali dengannya, dia selalu menuliskan komentar yang baik setiap kali ada berita tentang Monsieur Neuvillette."
"Siapa?"
"Lady Ovine Beten." Nama yang aneh. "Dia juga sering menuliskan komentar tentang Yang Mulia."
"Aku?"
Sigewinnie mengangguk. "Belakangan ini ada rumor kalau Yang Mulia akan mulai aktif di dunia sosial atau mungkin alasannya karena Yang Mulia tertarik pada seseorang?"
"Apa-apaan itu?"
"Ah! Ini 'berita besar! Duke of North dari Benteng Meropide terlihat disekitar Salacia Plain. Apa dia sedang menunggu seseorang atau merenungi seseorang?' Begitu katanya."
Salacia Plain? Ah, aku ingat itu. Sebelumnya aku mendapat kabar jika ditemukan barang-barang yang mengapung tanpa pemilik dan karenanya aku di sana. Aku datang lebih awal dari yang lainnya untuk menemukan petunjuk disekitar pesisirnya tapi tidak ada, begitu para Garde datang aku memutuskan untuk menyelam dan menemukan kerangka manusia yang terkubur.
Jika ditanya menunggu, memang benar aku menunggu anggota Maison Gardiennage dan Marechaussee Phantom untuk melakukan penyelidikan dan setelahnya merenungi hasil investigasi ini.
Bisa dikatakan sebenarnya berita itu tidak ada salahnya juga.
"Benar, 'kan! Lady Ovine Beten menuliskan komentar lain 'jika Anda berniat untuk bertemu dengan Duke dari Benteng Meropide, mungkin saat itu Anda tidak akan berkesempatan untuk berbicara dengannya. Harap berhati-hati dalam memilih tempat untuk bertemu."
Aku tertawa tiba-tiba. Ya, yang satu ini juga tidak salah. Memang benar aku menemui banyak orang dalam perjalananku, tentunya hanya bertemu tapi tidak berkesempatan berbicara dengan orang-orang itu. Akan menyeramkan jika tiba-tiba ada jasad yang dapat berbicara. Ah, tapi jika mereka bisa bangun dan memberitahuku siapa pelakunya mungkin itu tidak masalah. Aku jadi bisa membayangkannya.
Kalimat terakhir tentang "... memilih tempat untuk bertemu" tidak lain adalah himbauan agar tidak sembarangan berkeliaran atau melakukan hal berbahaya selama menyelam. Bagaimana pun mesin seperti Clockwork Meka bukanlah alat yang ramah kepada manusia.
"Siapa sebenarnya Lady Ovine Beten ini?" tanyaku penasaran.
"Tidak ada yang tahu, dia menggunakan nama samaran dan muncul sekitar tiga bulan yang lalu."
Dari apa yang dikatakan Sigewinnie, Lady Ovine Baten adalah seorang penulis pamflet sosial anonim biasa sampai mulai menyinggung gosip soal Neuvillette dengan komentar di halaman surat kabar dan menuliskan opininya pada halaman buletinnya sendiri.
Dia tidak pernah menahan diri dengan pendapatnya dan selalu secara terang-terangan menyerang penulis dan reporter surat kabar yang memuat gosip itu dengan menyebutkan subjeknya secara jelas dan lengkap.
Selain Neuvillette, gosip tentangku juga ikut terlibat ke dalam tulisannya. Tidak seperti Neuvillette yang namanya selalu dibicarakan dimana saja di Court of Fontaine, namaku cenderung tidak dikenal selain sebagai Pengelola Benteng Meropide. Walaupun begitu bukan berarti tidak ada oknum yang mencoba untuk memanaskan suasana. Saat itulah Lady Ovine Baten muncul dan mulai mengomentari gosip-gosip itu juga.
Ya, aku tidak peduli juga selama komentarnya tidak merugikanku.
"Yang Mulia...."
"Oh, selamat datang," sapaku. "Ada apa denganmu? Sepertinya suasana hatimu sedang buruk, ya?"
Wanita tua di depanku ini menunjukkan sebuah surat dengan cap berlambang tupai. Itu balasan dari keluarga Beneviento. Dilihat dari amplop berwarna merahnya artinya yang menulis balasan tak lain adalah Count sendiri.
Biasanya surat lamaran dibalas oleh orang yang dilamarnya, aneh karena aku mendapatkan balasan justru dari Count secara langsung. Ini artinya sebuah penolakan yang tegas.
"Saya kalah," kata wanita itu kembali. "Tuan Count menolak lamaran Anda, Yang Mulia."
Aku menaikan kedua bahuku dan menyeruput teh yang ada di depanku dengan santai. Aku sudah menduga ini akan datang. Ya, itu bukan masalah. Lagi pula ini yang kuinginkan dari awal.
"Bersemangatlah, Yang Mulia. Aku mendukungmu," ujar Sigewinnie.
"Terima kasih, Nona Kepala Perawat. Tapi tidak seperti itu."
"Seperti yang Anda inginkan. Saya tidak akan mencampuri urusan ini lagi."
"Terima kasih atas perhatianmu."
Sungguh, aku berterima kasih dengan kerja kerasnya. Sebenarnya aku diam-diam mencari tahu apa yang dilakukan wanita tua ini di belakangku.
Walaupun bukan seorang bangsawan, dia cukup terkenal di dunia sosial setelah keluar dari Benteng Meropide. Jadi aku bisa membayangkan apa yang dilakukannya ini walaupun sepertinya percuma.
Apa sebaiknya aku menyegarkan pikiranku dengan pergi keluar?
—oOo—
Benar, apa yang kuharapkan pada hari-hari penuh persidangan seperti ini. Hujan hari ini pun tak berhenti. Aroma khas tanah yang basah menyeruak memenuhi indraku dan di bawah payung ini aku terus berjalan menuju tempatku kembali.
Namun ada satu kegiatan yang selalu kulakukan setiap kali aku pergi ke Court of Fontaine: memberi makan seekor kucing.
Tapi tidak untuk hari ini.
Aku menatap kosong sela-sela antar bangunan di depanku. Tidak ada kotak kardus atau pun kucing itu. Tetapi di sana terselip selembar kertas yang terbungkus plastik diletakkan di bawah sebongkah batu.
Aku mengambil lembaran itu dan menemukan sebuah tulisan "terima kasih sudah memberi makan kucing ini, sisanya aku yang akan merawatnya - Lady Ovine Beten"
Lagi-lagi nama itu. Apa ini kebetulan? Atau apa nama pena ini semakin populer?
Ya, baiklah. Toh tidak ada yang bisa kulakukan lagi karena sudah seperti ini. Aku pun menatap seporsi kecil daging cincang yang sempat kubeli. Mungkin aku akan memasak sesuatu dengan ini.
Sebaiknya kubuat jadi apa, ya?
—oOo—
Tiga tahun berlalu dan tidak ada yang berubah dari kegiatanku.
Aku tidak tahu sejak kapan ini terjadi, tetapi selama tiga tahun ini sistem pengadilan banyak berubah termasuk sedikit pekerjaanku.
Beberapa waktu ini, Neuvillette memutuskan untuk membuka sistem banding dan kasasi. Sebagaimana hasilnya, banyak terdakwa yang mendapatkan keringanan hukuman dan membuka peluang untuk bisa menjebloskan pelaku kriminal sebenarnya. Ditambah keputusan ini sepenuhnya datang dari Neuvillette sendiri.
Aku tidak tahu darimana dia mendapatkan ide seperti ini, tapi berkatnya hasilnya lebih baik daripada yang kupikirkan. Namun bukan berarti hal baik akan selalu menjadi baik, ketika dilakukan berlebihan itu akan memunculkan efek sebaliknya.
Belum lama aku keluar dari Palais Mermonia, kulihat beberapa orang Garde berkumpul.
"Bagaimana ini? Apa tidak ada orang lain lagi?"
"Maafkan aku, aku juga sedang mengumpulkan bukti-bukti baru untuk sidang naik banding hari ini."
"Apa yang terjadi?" tanyaku akhirnya.
"Ah, Yang Mulia!" Keduanya menunduk bersamaan.
"Lupakan formalitas itu dulu, jadi apa ada masalah?"
"Itu... Monsieur Neuvillette meminta kami untuk mengirimkan seseorang."
"Untuk?"
"Apa Anda tahu Hakim yang baru-baru ini bergabung?" Aku mengangguk. "Ia ingin melakukan investigasi langsung dan Monsieur Neuvillette meminta salah satu dari kami untuk menemaninya."
Benar, inilah yang kumaksud. Walaupun Neuvillette memiliki anggota elite khususnya sendiri, dia tetap membutuhkan bukti yang dapat ia tunjukan langsung secara nyata di mata manusia.
Oleh karena itulah banyak anggota Garde yang ikut melakukan investigasi untuk mengisi kekurangan personel, tapi sebagai akibatnya akan banyak posisi yang kosong.
Akhirnya aku pun berkata, "kalau begitu, berikan tugas itu padaku."
"A-ah! Apa Anda yakin, Yang Mulia!?"
"Iya, lagi pula aku senggang sekarang."
Keduanya saling melirik sebelum salah satunya akhirnya berkata, "jika itu yang Anda inginkan, saya tidak akan menghalangi Anda."
—oOo—
Dari apa yang disampaikan para Garde, orang yang harus kutemani adalah seorang Hakim Pendamping yang baru-baru ini bekerja dengan Neuvillette langsung.
Aku tahu dia bukan orang yang dengan mudah meletakkan seseorang disampingnya, jadi pasti orang ini bukanlah seorang Hakim biasa. Terlebih sampai meminta seorang Garde untuk menemaninya—atau lebih tepatnya mengawalnya—Neuvillette pasti cukup percaya dengannya.
"Harusnya di sini, 'kan?"
"Wriothesley...."
"Hah?"
Tepat saat itu, mataku langsung terfokus padanya. Rambut bergelombang merah terang dengan manik violet yang bersinar cerah, wajah yang tak pernah kulihat sebelumnya.
Kalau tidak salah tadi para Garde itu bilang namanya....
"Maafkan ketidaksopanan saya, Tuan Duke Wriothesley. Saya [Name], Hakim Pendamping yang akan melakukan investigasi ulang hari ini."
Benar. "[Name]?"
"Ya?"
Oh, tanpa sadar aku menyebut namanya. Tapi apa nama belakangnya, ya? Apa para Garde sebelumnya menyebutkan nama keluarganya?
Sudah, lupakan itu dulu.
"Jadi kau yang harus kutemani?" tanyaku akhirnya.
"... maaf?"
"Ya, kebetulan aku datang untuk memberikan laporan investigasi dan karena semua pasukan elite sedang sibuk jadi aku yang menggantikan mereka."
"Ah, begitu ya...." Dia diam sesaat sebelum melempar senyuman dan berkata, "kalau begitu, mohon bantuannya, Tuan Duke."
Ini jadi terasa canggung. "Sudahi basa basinya, kau ingin pergi kekediaman Baron Deryl, 'kan?"
"Bukan."
"Lalu?"
"Aku ingin menemui seorang dokter."
—oOo—
Biasanya investigasi ulang dilakukan di tempat kejadian untuk memeriksa kembali hal yang mungkin terlewat, tapi betapa terkejutnya aku saat mendengar dia ingin menemui seorang dokter.
Terlebih saat aku meminta alasannya, dia bilang dia ingin membedah jasad. Aku penasaran apa yang dipikirkan Nona muda ini sebenarnya, itu benar-benar tidak terlihat seperti dirinya.
Sebelumnya aku sudah bilang padanya jika keinginannya seperti mencari jarum di dalam tumpukan jerami, tidak ada seorang dokter pun yang ingin melakukannya. Walaupun sama-sama berurusan dengan tubuh manusia, tapi pada akhirnya tetap saja berbeda.
"Benar-benar tidak ada? Satu pun?"
"Aku sudah mengatakannya padamu sebelumnya."
"Anda yakin kita sudah mendatangi semua rumah dokter terbaik yang ada di Fontaine?"
"Memangnya harus dokter?"
"Tentu saja!" Dia menaikan wajahnya dan menatapku lurus, dia menjawab dengan yakin.
Pakaiannya terbuat dari bahan berkualitas tinggi, broche yang dikenakannya bukan dari permata biasa. Dilihat bagaimana pun, dia berasal dari keluarga bangsawan. Lantas kenapa dia bekerja di Palais Mermonia? Apa itu belum cukup? Atau dia hanya bermain-main saja?
Sembari mengaduk gelas es-nya dengan sedotan, dia berkata, "dia harus memiliki kemampuan sebagai seorang dokter, memahami biokimia dengan baik, tidak takut dengan apa pun dan yang lebih penting dia yang paling bisa menghormati pasiennya lebih dari siapa pun."
"... oh!"
"... ?"
Aku tidak tahu apakah Nona muda ini sungguh memahami yang dikatakannya atau hanya sekadar asal bunyi saja. Tapi setidaknya layak dicoba. "Ada satu orang seperti itu," kataku akhirnya.
"Benarkah!?" Aku memundurkan wajahku tiba-tiba, antusiasmenya berubah. "Kenapa tidak kau katakan dari tadi?"
"Karena dia tidak bisa menjadi dokter lagi."
"Ya?"
"Satu tahun yang lalu dia mengalami kecelakaan yang membuat tangannya tidak bisa bergerak seluwes sebelum kecelakaan. Karena itulah ia berhenti menjadi dokter, ia bahkan sampai menolak tawaran menjadi pengajar juga."
"Ah...."
Sejujurnya ini cukup disayangkan. Dulunya dia adalah dokter terbaik sampai siapa pun rela membayar sejumlah mora yang besar hanya untuk mendapatkan perawatannya. Tetapi bukan mora yang ia inginkan.
Berapa besar pun mora yang dibayarkan, kau tidak akan bisa langsung mendapatkan perawatan darinya. Dia dokter yang selalu memprioritaskan pasien dengan kondisi berat lebih dulu.
Saat mendengar penjelasanku itu, tiba-tiba Nona muda di depanku berkata, "kalau begitu, itu bukan masalah!"
Hah!? "Kau mendengarku—"
"Aku mendengarmu, karena itulah sebaiknya cepat kita temui dokter itu!"
Setelah kupikir, ini rasanya menggelikan dan lucu juga. "Tiba-tiba kau bisa berbicara informal padaku, ya?"
"...."
—oOo—
Halo ha! Reader Mikajeh tercinta, terkasih, dan tersayang! 🤧💕 gimana kabarnya hari ini? Semoga baik-baik aja, ya!
BTW gais, aku mau kabarin kalo work ini bakal berenti di chapter 25 karena... aku harus revisi gede2an buat worknya wkwkwkwk 🤣 POV Wriothesley bakal jadi 1st POV terakhir, setelahnya aku ambil 3rd POV soalnya udh mulai masuk kasus2 gede yg berhubungan sama cerita utama—perlu aku ingatkan lagi kalo ini genre utamanya itu Mystery bukan Rofan, jd jgn heran knp adegan manis2nya dikit atau cuman sekelibat dan alus2 doang 😭🙏🏻
Yaudah itu aja dariku dulu, kurang lebihnya... ya, nanti deh wkwkwkwk see ya!
Xoxo,
Mikajeh
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro