Episode 17
"Apa yang kau pikirkan, Neuvillette!?"
"Apa?"
Pria di depanku menghelakan napasnya berat. "Maksudku... kau benar-benar mengizinkannya untuk pergi begitu saja? Memangnya apa yang bisa dilakukan Nona bangsawan dengan tangannya yang lembut itu?"
Duke Wriothesley tidak bermaksud kasar, dia mengatakan yang sebenarnya. Aku juga akan memikirkan hal yang sama sepertinya jika aku tidak mengenalnya lebih dulu.
Namun Nona [Name] bukanlah Nona bangsawan yang dimanja kemewahan. Dialah yang paling memahami untuk apa hukum itu dibuat dan memanfaatkannya dengan baik bukan untuk dirinya melainkan orang lain.
"Nona [Name] bisa melakukannya," kataku dengan yakin. "Percayalah padanya."
Sekali lagi Duke Wriothesley menghelakan napasnya berat. "Kau berkata begitu karena tahu kalau dia akan berurusan dengan jasad seseorang, 'kan? Yang dia hadapi sekarang bukan hanya sebuah kejahatan, tapi kematian seseorang. Apa kau sudah memikirkannya dengan baik?"
"Iya."
Mungkin ini terdengar seperti kepercayaan tanpa dasar, bagaimana pun aku belum lama mengenalnya dan belum seminggu bekerja juga dengannya.
Namun aku ingin tahu, bagaimana manusia sepertinya menghadapi masalah seperti ini. Aku ingin tahu apa arti dari perasaan yang belakangan ini mengganjal hatiku. Selama ini aku hanya menontonnya dari kejauhan dan berusaha memahaminya begitu saja tanpa merasakannya langsung.
Simpati tanpa rasa empati tidak ada artinya. Tidak akan ada yang berubah.
Usai mendengar jawabanku, Duke Wriothesley pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun. Ya, mungkin aku terlihat tidak memikirkan keputusanku dengan baik dan terkesan dingin, tapi aku hanya ingin menunjukan kepercayaanku saja pada Nona muda itu.
Melihatnya pergi, sepertinya dia menyusul Nona [Name].
Sejujurnya aku juga ingin melihat proses autopsinya, tapi mengingat ada yang harus kulakukan di sini jadi mungkin aku akan datang lagi setelah selesai. Terlebih dengan banyaknya jasad yang ditemukan disekitar sini, aku memiliki beberapa dugaan terkait kelompok pembunuh bayaran rahasia yang sedang gencar-gencarnya.
Aku akan pergi dulu sebentar.
—oOo—
Perairan di Fontaine sebenarnya cukup berbahaya bagi penyelam yang berenang tanpa menggunakan perlengkapan khusus.
Mekanika patroli bawah air cenderung akan menyerang semua entitas makhluk hidup yang mendekatinya bahkan jika itu ikan sekali pun. Tidak jarang ditemukan orang-orang yang terluka setelah menyelam karena diserang oleh mekanika itu.
Namun dengan banyaknya kasus pembunuhan yang terjadi, janggal rasanya jika mekanika itu yang melakukannya semuanya. Awalnya aku mendapatkan surat komplain terkait kurangnya pengawasan terhadap mekanika bawah laut dan memintaku untuk melakukan investigasi, karena itulah aku datang ke sini untuk melihatnya langsung—tentu disamping ingin melihat autopsi hari ini.
Awalnya kecurigaanku mengarah pada hilangnya kendali beberapa mekanika bawah laut, tapi mengingat korbannya sudah terlalu banyak rasanya itu seperti bukan hilang kendali. Sebaliknya bisa saja ada seseorang yang sejak awal sengaja melakukannya.
Awalnya aku sudah meminta Marechaussee Phantom mencaritahu masalah ini dan berhati-hati, tetapi dari laporan yang Sedene berikan, tidak ada masalah apa pun dengan mekanika bawah laut. Semuanya aman, selain itu nomor serial dalam mekanika itu legal dan memiliki izin resmi. Tidak ada yang mencurigakan.
Itu awalnya sebelum kurasakan ada seseorang yang terus mengamatiku dari arah belakang sejak aku mulai menelusuri tepi pantai dan menjauhi gedung Lembaga Teknologi Energi Kinetik baru di sini. Begitu dia menembakan sebuah peluru kearahku, aku segera menghindar dan menghantamnya dengan sebuah tsunami besar yang menggulung tubuhnya.
Aku membawanya sampai kehadapanku dan menurunkan gelombang yang berputar disekitarnya hingga batas bahu. Ia segera mengambil napas panjang dan menatapku dengan keras, saat itulah aku bertanya, "katakan, siapa yang mengirimu?"
"Ughh...."
Dia jelas tidak akan menjawabnya. "Menutup mulut tidak akan mengurangi hukumanmu. Katakan, siapa pelakunya?"
Namun bukannya merasa takut, dia malah tersenyum pongah dan berkata, "hukum dunia ini tidak akan berpengaruh padaku."
Apa maksudnya? Perasaanku tidak enak saat dia mengatakan itu. Aku kembali membuka suaraku, "kalau begitu kuganti pertanyaanku, apa tujuanmu?"
"ughh...." Bahkan ketika aku mengancam akan menutup wajahnya kembali dengan gelombang besar dan mengikatnya dalam pusaran, ia tetap bergeming diam.
"Katakan," kataku lagi dengan suara mengancam.
"Berjayalah...." Dia membuka mulutnya akhirnya, tetapi kata-kata selanjutnya bukanlah jawaban yang kucari. "... pemimpin baru... yang datang... ke dunia ini!"
"Hentikan—!"
Detik berikutnya saat aku sadar jika dia menyembunyikan sebuah pil di atas gusinya, aku segera melepaskan gelombang air yang mengikatnya tetapi terlambat. Begitu kubalik tubuhnya untuk melihat keadaanya, ia langsung tewas saat itu juga. Matanya yang membelalak, tangannya yang mencengkram kuat seakan sedang menahan rasa sakit dan siksaan serta busa yang keluar dari mulutnya... dia sudah tak tertolong lagi.
"Monsieur, apa yang—astaga!"
"Panggil para Garde yang tidak bertugas sebanyak mungkin ketempat ini, segera!"
"baiklah!"
Aku harus segera menyisir tempat ini dan mencari orang yang berpotensi mencurigakan. Tunggu, orang yang menyerangku kenapa hanya satu orang? Bahkan orang-orang yang berniat menyerang para Melusine tidak akan mengirimkan satu orang karena tahu yang akan mereka lawan bukanlah para Melusine, tetapi aku.
Jangan bilang—! Ah, aku harus tenang. Dia bersama Duke Wriothesley dan keamanan gedung baru itu sudah lebih baik.
Namun harapanku sirna saat sebuah suara berat yang kukenal menyapa dari kejauhan, "Monsieur Neuvillette, apa yang terjadi? Kudengar kau memanggil Garde yang tidak bertugas...."
Tanpa menjawabnya, aku segera melesat pergi ke tempatnya berada. Seharusnya aku tahu ini mungkin terjadi dan segera menemuinya setelah meminta seorang untuk berjaga disekitar tempat kejadian. Tidak kusangka penjagaanku akan selengah ini, aku tidak waspada.
Sepersekian detik kemudian, aku sampai di tempat Nona [Name] sedang melakukan autopsi. Tepat saat itulah kulihat ia sedang berjalan menelusuri koridor tanpa menyadari ada seseorang yang menargetkannya di luar sana. Belum sempat mereka menarik pelatuk pada pistol di tangannya, aku dengan cepat menembakkan gelombang air besar ke arahnya hingga kedua pria itu terpental cukup jauh.
Sekali lagi aku bergerak cepat dan menahan gerakan kedua orang itu dengan arus air yang kuat, keduanya meringis menahan sakit. Namun belum sempat aku menginterogasi kedua pria itu, bersama-sama mereka berseru, "... berjayalah pemimpin baru yang datang ke dunia ini!"
Sebelum mereka sempat menelan obat yang mereka sembunyikan, aku lebih dulu memasukkan air ke dalam mulut mereka dan menarik keluar obat yang hendak mereka telan. Tapi salah satunya tidak berhenti sampai di sana, tiba-tiba ia memaksakan diri untuk menggigit lidahnya sampai mati sementara aku menahan seorang lainnya untuk tidak melakukan hal yang sama.
Selagi pria itu menatapku dengan marah, aku mendekatkan pangkal tongkatku ke arah dahinya dan membuatnya pingsan seketika. Aku tidak bisa membiarkan pelaku satu-satunya yang tersisa mati tanpa memberikan informasi satu pun.
Tak lama kemudian setelah kegaduhan yang terjadi, beberapa Garde datang menghampiriku. Aku segera berkata pada mereka, "tahan orang ini dan jika dia bangun, kalian bisa membuatnya pingsan lagi dan jangan biarkan dia mati."
"Baik, laksanakan!"
Aku segera pergi dari posisiku saat ini dan memasuki gedung institut baru itu. Semuanya tampak sibuk karena kerusuhan yang terjadi sebelumnya. Beberapa diantaranya datang dan menyapaku dengan raut khawatir, sisanya tetap fokus pada pekerjaan masing-masing.
Lalu saat aku bertemu salah seorang Garde yang menjaga di dalam gedung, aku berkata padanya, "semuanya sudah aman, tolong kalian tenangkan orang-orang yang ada di sini dan minta mereka untuk tidak keluar dari gedung sampai informasi lebih lanjut."
"baik, saya mengerti."
Aku pupn melanjutkan langkahku sampai bertemu seorang gadis muda yang sepantaran dengan Nona [Name]. Seingatku dia cucu Dokter Virchow, namanya kalau tidak salah Louise Virchow. Begitu aku sampai dihadapannya, dia menunduk padaku dan menyapa dengan raut lesuhnya, "selamat siang, Monsieur Neuvillette."
"Dimana Nona [name]?" tanyaku langsung. "Apa dia belum selesai?"
Nona itu mengangguk. "Iya, Monsieur. Saya juga baru ingin kembali dari lab untuk menyerahkan hasil tes toksinosis kepada Dokter Virchow sekaligus untuk menyampaikan keadaan saat ini."
"... jangan kau beritahu."
"Maaf?" Nona itu memangiku dengan tatapan bertanya-tanya.
"Tolong jangan beritahu Nona [Name] keadaan di luar saat ini," kataku kembali memperjelasnya.
"Tapi—"
"Aku mohon padamu." Aku berkata dengan sungguh-sungguh.
Jika Nona [Name] tahu keadaan saat ini, aku juga harus memberitahu detail tentang dirinya yang menjadi target orang-orang itu dan jika dia tahu justru akan semakin membahayakan dirinya. Setidaknya aku harus melindunginya seperti aku melindungi para Melusine, ini tanggung jawabku sebagai atasannya. Aku tidak bisa membahayakannya lebih dari ini.
"Sepertinya Anda punya alasan untuk ini.... baiklah, saya tidak akan mengatakannya."
"Terima kasih banyak atas pengertianmu, Nona Virchow."
—oOo—
Aku tidak tahu harus bersyukur atau tidak karena autopsi Dokter Virchow cukup lama. Sudah 5 jam berlalu tetapi Nona [Name] masih juga belum selesai. Dari balik jendela tebal ini, aku bisa melihatnya sedang fokus membantu Dokter Virchow melakukan semua yang dia bisa. Mencatat, memotret dan sesekali membantunya mengambil alat bedah yang diminta. Tidak hanya itu, diskusi keduanya sangat intens seakan mereka sudah bekerja bersama untuk waktu yang cukup lama. Namun yang paling membuatku terkesan adalah Nona [Name] sendiri, dia memahami yang diucapkan Dokter Virchow layaknya dokter itu sendiri.
Apa dia juga mempelajari ini seorang diri?
"Neuvillette, aku sudah selesai dengan yang di sana," sapa seorang pria dari arah sampingku.
"Apa yang kau temui, Duke Wriothesley?"
"Mereka semua dari organisasi yang tidak pernah ada dalam basis data kita dan informasinya juga sangat sedikit itu pun hanya informasi hari ini," ujarnya. "Lalu... mereka semua memiliki tanda yang sama di kedua tangannya. Sebuah tindikan tepat di tengah telapaknya dan menembus sampai punggung tangan."
"Stigma?"
"Sepertinya begitu."
Selain itu, Duke juga memberikan rincian singkat tentang hasil interogasinya pada orang yang kutangkap sebelumnya. Sayangnya interogasinya tidak berjalan dengan semestinya, beberapa kali orang itu mencoba mengigit bibirnya, sesekali mencoba untuk lari dan melompat, atau bahkan membenturkan kepalanya. Semua yang dilakukannya memang gagal, tetapi jika kita lengah sedikit saja kita akan langsung kehilangan satu-satunya sumber informasi kita.
Setelah dari itu, Duke Wriothesley memberikan lembaran foto jasad orang-orang itu. Mulai dari wajah mereka, kaki, tangan, hingga telapak tangannya. Tidak ada yang aneh sampai saat aku melihat kelembaran selanjutnya dimana itu menunjukkan leher seseorang yang mengenakan sebuah liontin. Saat itulah aku melihat sesuatu yang menarik perhatianku.
"ini... apa kau sudah memeriksa bagian ini?" kataku. "Sepertinya di dadanya terdapat simbol."
"Apa?" Duke segera meraih foto di tanganku dan melihatnya lebih dekat. "Kau benar, aku tidak menyadari ini sebelumnya. Apa mungkin simbol organisasi itu?"
Aku menggeleng. "Aku tidak tahu. Bisa saja secara kebetulan dia memang sudah memilikinya sejak lama, sebaiknya kau periksa semuanya lagi tidak hanya bagian atas tubuhnya."
"baiklah, aku mengerti. bagaimana dengan Nona [name]? Apa alasanmu tidak memberitahu keadaan ini padanya?"
"Karena kemungkinan orang-orang itu mengincarnya."
"... apa? Kenapa!?"
"...."
Aku tidak tahu alasannya dan aku juga membutuhkan hasil interogasi itu segera. Tetapi semuanya benar-benar buntu, jika seperti ini investigasi tidak akan berjalan dengan seharusnya. Aku juga sudah meminta anggota Marechaussee Phantom untuk menyusuri perairan Fontaine, tetapi tidak menemukan jejak apa pun.
Lalu dalam keheningan itu, tiba-tiba Duke Wriothesley berkata, "... karena itulah dia terus menyebut nama Nona Hakim?"
"Apa?"
"Dia bilang sesuatu seperti vessel... benar, itu terdengar seperti 'Dialah salah satu Vessel yang terpilih'. Aku yakin itu."
Vessel yang terpilih... selain itu, pemimpin baru yang datang ke dunia ini... apa maksud frasa ini dan apa hubungan keduanya? Kenapa mereka mengejar Nona [Name]? Apa dia memiliki hubungan dengan masalah ini?
Bukan, aku yakin tidak seperti itu. Jika memang Nona [name] mengenal mereka, mereka tidak mungkin berniat membunuhnya dan Nona itu juga tidak akan pergi ke tempat ini kalau tahu akan terancam. Sebaliknya, dia tidak memiliki hubungan apa pun dengan organisasi ini. Apa tujuan mereka sebenarnya dan apa yang mereka inginkan darinya?
"Kalau itu keputusanmu untuk tidak memberitahunya, aku tidak akan melakukannya," ujar Duke Wriothesley. Wajahnya tampak serius. "Masalah interogasi, aku akan melakukan sesuatu."
"Terima kasih."
"Itu bukan apa-apa."
Sebenarnya aku berniat memberitahu Nona [Name], tentu bukan sekarang. Setelah informasi yang kukumpulkan sudah cukup dan jelas siapa pelakunya, aku akan memberitahunya saat itu juga. Untuk saat ini pilihan terbaik untuknya adalah tidak mengetahui apa pun, sementara itu aku akan memasang penjagaan ketat di belakangnya untuk memastikan dia aman.
Kuharap kau memaafkanku, Nona [Name].
—oOo—
Halo ha! Reader Mikajeh tercinta, terkasih dan tersayang! ☺️🫶🏻
Akhirnya aku sampai pada kesimpulan—anjay—triple update bakal jalan dan mulai jalan hari ini ya 😂 buat jadwalnya aku bakal update selang seling: Senin-Rabu-Jumat 👀✨️✨️
BTW aku udah adjusment ceritanya daaaannnnnnnn karakter yang sebelumnya sempet aku sebut bakal fix masuk semua ya, silakan ditunggu 🏃🏻♀️💨
Sekian dari aku, kurang lebihnya bakal disampaikan dilain tempat ehe~ see ya!
Xoxo,
Mikajeh
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro