Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 13

Seperti yang dikatakan Neuvillette, sepasang jasad ditemukan di dekat Institut Penelitian Energi Kinetik Fontaine. Kedua tangan jasad saling terikat satu sama lain, dilihat dari pakaiannya mereka adalah orang-orang dari kalangan yang cukup mampu tetapi bukan dari keluarga bangsawan karena tidak ditemukan sebuah emblem yang menunjukkan dari keluarga mana pasangan ini berasal.

Sejujurnya aku tidak ingin melakukan ini, bagaimana pun ini bukan ranahku terlebih tidak ada jaminan akan ada yang percaya pada penjelasanku.

"Ini... bukan bunuh diri bersama tetapi pembunuhan yang disamarkan sebagai kasus bunuh diri bersama."

"B-bagaimana mungkin, Nona? Tangan keduanya terikat satu sama lain, bukankah sudah jelas?" ujar salah satu Garde yang berjaga.

"Sebaiknya kau jelaskan alasannya, Nona Hakim," sahut Wriothesley. Dia jelas-jelas menantikan jawabanku.

"Ikatan talinya terlalu rapih, selain itu...."

Pria itu mengenakan arloji di tangan kirinya dan simpul dasi yang dipakainya menunjukkan ia adalah pengguna tangan kanan, tetapi kenapa ia mengikat tangan dominannya?

"Bagaimana jika wanitanya yang mengikat itu untuknya?" Neuvillette menyambung.

Aku menggeleng. "Memang ada kemungkinan itu, tetapi jika Anda perhatikan jemari kirinya terdapat benjolan yang khas."

Itu nampak seperti kapalan tetapi tidak terasa sakit. Hanya benjolan biasa karena bagian itu sering sekali tertekan sebuah benda seperti jari yang digunakan untuk menopang pena untuk menulis. Semakin sering digunakan, benjolan itu semakin jelas terlihat bahkan walaupun sudah cukup lama berhenti menulis sekali pun tidak akan mudah hilang.

"Oh, dia kidal," tebak Wriothesley.

Aku mengangguk. "Selain itu, jika memang mereka berencana untuk bunuh diri bersama maka pihak paling kuatlah yang mengikatnya untuk memastikan keduanya tidak akan terpisah walaupun mati. Selain itu, simpulnya pada keduanya terlihat ganjil."

"Simpulnya?"

"Bagaimana jika Anda mencobanya sendiri, Tuan Duke?" Aku melepaskan pita violet yang kugunakan untuk mengikat rambutku dan membiarkannya terurai.

Selanjutnya Duke Wriothesley menerima pita itu dan mencoba mengikatnya pada tanganku saat aku mengulurkan punggung tanganku padanya. Begitu selesai, ia langsung menyadarinya jika ujung pita mengarah ke bawah seperti ikatan pada kedua jasad itu.

"Oh, aku mengerti. Jika mengikatnya pada diri sendiri seharusnya ujung talinya mengarah ke atas, " sambung Neuvillette.

"Tapi karena orang lain yang mengikatnya, maka ujungnya akan mengarah ke bawah," ujar Duke Wriothesley sembari melepaskan kembali pita itu dari tanganku.

"Benar," kataku akhirnya. Aku melanjutkan, "sebenarnya masih ada satu lagi, tapi saya tidak akan menjelaskannya. Sisanya akan saya serahkan pada Tim Forensik."

"Nona Hakim, tolong katakan semuanya."

Aku menoleh ke arah sumber suara. Seorang pria berjas rapih tiba-tiba muncul. Ini pertama kalinya aku melihat pria ini, apa dia kerabat korban?

Saat itulah Neuvillette berbisik padaku, "dia adik korban laki-laki ini."

Aku mengangguk, ternyata benar. Sepertinya Neuvillette memang sudah menginvestigasinya lebih awal dan mengabari pihak keluarga korban.

"Tolong katakan semua yang Anda tahu, Nona Hakim," katanya sekali lagi. Walaupun terdengar biasa, suaranya sedikit bergetar.

Kendati demikian, aku melirik ke arah Neuvillette untuk memastikannya yang ia balas dengan anggukkan.

Aku mengenakan sarung tangan yang kubawa di dalam sakuku, mendekati kedua jasad dan menyentuh hingga merabanya. Mulai dari otot tangan, bagian dalam mulut, mata, sampai pakaiannya.

Aku pun mulai menjelaskan, "jika Kakak Anda meninggal karena tenggelam, ia akan mengeluarkan busa dari mulutnya, tapi tidak ada tanda-tanda seperti itu pada kedua jasad korban. Selain itu, tidak ada tanda petechiae karena pendarahan. Bagaimana bisa begitu?"

"... karena korban sudah mati, maka secara otomatis darah mulai membeku lebih dulu," sambung Neuvillette.

"Dengan demikian, ada kemungkinan bahwa pihak ketiga membunuh mereka lebih dulu dan menyamarkannya," ujarku menambahkan. "Autopsi dapat membuktikan fakta lainnya seperti ada tidaknya air dalam paru-paru keduanya."

Aku sering kali menerima kasus serupa sampai kasus bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya ke sungai dikehidupanku sebelumnya. Saat itulah aku mencatat semua yang dijelaskan tim forensik bahkan mengambil fotonya untuk kusimpan sendiri sebagai laporan. Tanpa sadar sepertinya itu jadi melekat di dalam kepalaku sendiri.

Setelah mendengar jawabanku, pria itu melemas. Ia tidak bisa menerima fakta yang ada. Melihat reaksinya sepertinya keduanya adalah adik kakak yang sangat akrab, setidaknya begitulah yang kulihat.

"Setelah ini kita harus mencari pelakunya, ya?" tanya Wriothesley.

"Sebenarnya saya sudah menyempitkan kemungkinan pelakunya."

"Ya?"

"Simpul untuk mengikatnya bukanlah simpul biasa. Itu adalah simpul yang diajari khusus bagi calon anggota militer."

"Benar. Kalau itu orang yang tak terlatih, pasti dia akan mengikatnya dengan sangat berantakan," Neuvillette menimpali.

"Anggota Garde?" Wriothesley menebak.

"Atau yang pernah mengikuti pelatihannya dan gagal," aku menambahkan.

"... ada satu orang yang sesuai dengan kata-kata Anda itu."

Aku melirik ke arah Neuvillette dan mengangguk. Pria jangkung dengan telinga runcing itu segera meminta salah satu anggota Marechaussee Phantom untuk menyelidiki keberadaannya.

Tak lama setelahnya, kedua jasad korban segera diamankan dan dibawa pergi oleh para Garde ditemani Duke Wriothesley. Sementara aku masih berdiam diri sejenak di sana sembari menatap mentari siang yang masih bersinar terang. Sebelumnya aku meminta Donna untuk kembali lebih dulu, apa sekarang sebaiknya aku pulang saja? Padahal aku masih ingin menikmati hari liburku.

Sial, aku lupa kalau besok sudah masuk kantor lagi.

"Maaf, karena permintaanku, kau jadi tidak bisa menikmati sisa waktu liburmu," kata Neuvillette. Walaupun tidak terlihat ekspresif, aku tahu kalau dia secara tidak langsung berbicara tulus.

"Tidak masalah, Monsieur. Sebelumnya saya juga baru ingin kembali."

"Ah, begitu rupanya...." Neuvillette terlihat berpikir sejenak. "Sebenarnya ada hal lain yang ingin kumintai padamu."

"Ya? Apa itu?"

"Hari ini aku mendapatkan undangan makan siang untuk kerjasama dengan pedagang dari Liyue," jelasnya. "Aku tak terlalu bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang di luar pengadilan, tadinya aku ingin meminta seseorang untuk menggantikanku."

"Ah, Anda ingin saya menggantikan Anda saat pertemuan?"

Aku tidak heran toh Neuvillette di dalam gamenya sendiri pun mengakui itu. Kendati demikian, ia tetap bisa menjalankan masalah internal dan eksternal administrasi. Dia sepertinya punya orang-orang yang bisa diandalkan untuk masalah seperti ini.

Namun saat itu Neuvillette menggeleng dan menjawab, "aku ingin kau menemaniku saat pertemuan."

"... ya?"

"Kalau kau keberatan, kau bisa menolaknya."

"Bukan itu maksud saya... ah, tapi tentu saya akan datang."

"Terima kasih banyak, Nona [Name]."

—oOo—

Akhirnya aku kembali pada keseharianku yang biasa dan pagi ini kursi gedung Opera Epiclese penuh—lebih tepatnya semakin penuh sampai-sampai ada yang mengantre untuk segera menyaksikan persidangan. Benar, bagi orang-orang Fontaine persidangan semacam pertunjukan yang sangat menarik.

Selain itu yang paling membuatku terkejut adalah beberapa kasus yang cukup besar sampai dijadikan referensi novel yang dijual di Fontaine dan sangat laris di pasar. Tentu saja aku tahu karena ada staff administrasi dan auditor yang membelinya kemudian menunjukannya padaku.

"Kupikir sepertinya peraturannya harus sedikit diubah," ujarku seorang diri.

"Ada apa, [Name]?"

"Ah, maafkan saya. Saya hanya berbicara sendiri."

Aku berjalan diantara lorong, tepatnya disisi Neuvillette setelah menyelesaikan persidangan lain pagi ini. Benar, banyak yang harus kupikirkan. Apa aku harus mengajukan peraturan baru terkait privasi persidangan? Tapi jika seperti ini, pasti akan menurunkan antusiasme masyarakat termasuk transparansi terhadap kasus yang ada terlebih jika kasus itu merugikan banyak orang.

Bagaimana aku harus menyelesaikan masalah ini, ya?

"Maaf, tapi kupikir tidak terlihat seperti itu," ujar Neuvillette kembali. Dia menghentikan langkahnya dan aku kini berdiri berhadapan dengannya. "Apa ada masalah yang kau pikirkan? Kau bisa mengatakannya padaku, mungkin aku bisa membantumu."

Aku memandanginya sesaat dan tiba-tiba ingatan dalam game muncul kembali. Seingatku ada satu orang NPC di dekat gedung Opera Epiclese yang bekerja sebagai salah seorang staff aula hukum terlihat begitu lesu karena memikirkan kesalahan yang dibuatnya dan dalam dialognya dia berkata jika Neuvillette yang melihatnya tidak bersemangat tiba-tiba datang menghampirinya sembari mengatakan satu dua kalimat untuk menghiburnya.

Aku tertawa pelan dalam benakku dan mendengus. Kendati demikian bukannya berhasil membuat perasaannya lebih lega, NPC itu justru semakin merasa canggung. Benar, aku tidak perlu ragu untuk mengatakan masalah seperti ini padanya. Bagaimana pun juga persidangan ini sudah seperti miliknya sendiri.

"Apa sangat terlihat?" kataku, alisku bertaut naik. Neuvillette membalas dengan anggukan. "Sebenarnya saya merasa kalau audiens untuk persidangan semakin padat, tadinya saya berpikir untuk menutup persidangan sementara sampai situasi terkendali tetapi saya takut justru menimbulkan kekecewaan pada masyarakat."

Neuvillette terlihat berpikir serius. "Sebenarnya kupikir juga begitu. Terlebih karena terlalu antusias, jadi terlalu banyak komentar tak penting yang terlontar dan membuat situasi jadi tidak kondusif."

Bahkan di dalam gamenya pun begitu. Sejujurnya aku cukup terganggu dengan banyaknya penonton di sidang yang ikut menyahut karena merasa terlalu antusias. Aku tidak keberatan jika mereka hanya berbicara seorang diri atau hanya mengungkapkan isi kepalanya masing-masing, tapi yang jadi masalahnya adalah kadang kala keluar begitu saja secara spontan dengan suara keras.

Selain itu ada juga yang ikut melakukan investigasi ilegal tanpa izin. Kudengar Dokter Virchow jadi sering marah karena kondisi TKP sudah terlalu banyak disentuh, berubah bahkan sampai dirusak. Apa itu alasan Duke Wriothesley jadi banyak bekerja diluar karena kekurangan personil Garde untuk menjaga TKP agar tetap bersih?

"Bagaimana jika seperti ini...."

Neuvillette menjelaskan jika ia akan membuat undangan khusus bagi orang-orang yang berhubungan langsung dengan kasus—seperti keluarga korban dan tersangka—termaauk saksi dan akan tetap mengosongkan kursinya walaupun mereka tidak datang. Selain itu ia juga berniat meminta kantor surat kabar untuk memberikan salah satu reporternya menjadi pemberita utama persidangan, jadi semua kantor surat kabar akan mendapatkan porsi yang sama mengenai berita persidangan dan tidak membiarkan hanya satu kantor yang memonopoli berita sehingga memudahkan masyarakat untuk selalu mendapatkan pembaruan mengenai kasus yang ada tanpa perlu melihat persidangan langsung.

Benar, ini seperti upaya untuk mengurangi persaingan tidak sehat antar kantor berita. Selain itu ini terdengar lebih efektif daripada memaksanya membuat persidangan menjadi tertutup.

Selain itu Neuvillette juga menambahkan akan menyaring penonton. Walaupun ia jadi terdengar seperti diktator yang tak membiarkan orang lain mengeluarkan suaranya, sebenarnya jika dilihat dari sisi lain ini cukup beralasan. Terkadang seseorang perlu belajar kapan dan dimana ia harus mulai berbicara.

"Selain itu, aku akan bertanya pada pihak penuntut apa mereka mengizinkan persidangannya dibiarkan terbuka," katanya menambahkan.

Aku tahu kalau Neuvillette sangat ahli dalam pekerjaannya. Tapi sungguh, melihatnya secara langsung seperti ini dia lebih luar biasa daripada hanya ditunjukan dalam sepenggal Archon Story dan Character Story miliknya sendiri. Sebagai seorang hakim, mungkin dialah sosok paling ideal yang dapat merepresentasikan kalimat "Hakim yang baik dan adil adalah pahlawan bagi kemanusiaan".

Kata-kata Navia dalam gamenya saat Archon Story tidaklah salah. Memang benar ia terlihat tidak berperasaan dan cenderung dingin, tetapi dia juga sosok yang paling memikirkan orang lain lebih dari apa pun dan ingin memahaminya lebih dari siapa pun.

"Ada apa, [Name]?" ujar Neuvillette kembali. Ujung alisnya terlihat turun, tipis memang tetapi dalam jarak ini aku cukup melihatnya dengan jelas. Apa dia mengkhawatirkan seustau? "... apa keputusanku terdengar egois?"

"ah, maafkan saya, Monsieur. Sejujurnya... saya suka mendengar Anda berbicara seperti itu," balasku akhirnya. Ini ketulusanku, tidak ada alasan khusus. Aku hanya berkata apa adanya. "Saya tidak tahu kalau Anda memikirkannya sampai sejauh itu, ditambah itu cukup beralasan dan menurut saya itu adalah pilihan terbaik untuk saat ini."

Setelah itu terjadi keheningan yang cukup panjang sampai seseorang dari arah belakang memanggilku, "Nona Hakim, apa saya bisa bicara sebentar dengan Anda?"

"Ah, baiklah," ujarku pada pria yang berdiri tak terlalu jauh di sana. Sebelum pergi, aku berkata pada Neuvillette, "saya akan mengurus ini sebentar. Anda bisa kembali ke Palais Mermonia lebih dulu."

"... iya."

Aku menunduk hormat padanya dan segera pergi, tapi belum sempurna berbalik sebelumnya aku tidak menyadarinya jika ujung telinga runcingnya memerah. Apa tiba-tiba dia merasa tidak enak badan? Sebaiknya nanti aku meminta Sedene untuk memeriksanya nanti. Kupikir memang sepertinya persidangan belakangan ini terlalu padat. Ya, bagaimana pun Neuvillette juga makhluk hidup yang bisa merasakan lelah, 'kan?

Oh, hari ini juga tidak ada hujan. Syukurlah karena langit sangat cerah, kuharap ini bisa bertahan sampai nanti aku kembali ke rumah.


























—oOo—

Halo ha! Reader Mikajeh yang tercinta, terkasih, dan tersayang! 🥺🫶🏻 Gimana kabarnya? Semoga sehat-sehat, ya!

BTW guys, Mikajeh mau banyak-banyak terima kasih buat kalian yang masih setia dengan cerita ini huehuehue 🥹 makasih banget buat 1.2k vote dan 6.5k read-nya 😭🙏🏻 gak nyangka tbtb udah sebanyak ituuuuu huhuhuhu 🤧 perlu aku ingetin lagi dan lagi kalo chapter selanjutnya Mikajeh bakal pindahin POV dan mundurin waktunya sedikit wkwkwkwk silakan ditunggu yak ☺️

Sekian dari Mikajeh, kalo ada apa-apa yaa... kek biasa wkwkwkwkwk


Xoxo,

Mikajeh

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro