Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 59

Sepanjang sore hingga malam, [Name] terus menunggu. Sementara Clorinde dan Tartaglia pergi ke tempat dimana yang [Name] curigai sebagai tempat mereka menyembunyikan kontainer yang dicuri.

[Name] percaya pada kinerja Clorinde, tapi saat Tartaglia berkata ia ingin ikut dengannya, itu membuatnya waspada. Oleh karenanya, [Name] meminta Clorinde untuk tidak menggubris permintaan apa pun yang keluar dari mulut pria asal Snezhnaya itu. Alasannya sederhana, tiba-tiba dia teringat tentang bagaimana Tartaglia berkoar ingin mencoba bertarung dengan petarung terbaik Clorinde saat belum lama ia tiba di Fontaine dalam game aslinya.

Lalu tak lama kemudian, Henky menemui seorang pria muda pertengahan 20-an tahun di sana. Tampak terjadi keributan awalnya, [Name] yang sebelumnya tetap ingin bersembunyi perlahan mendekat dan—DOR!—suara tembakan terdengar, Henky langsung terkapar sementara pelaku penembakan kabur.

Selagi [Name] mendekati Henky dengan cemas, Wriothesley mengejar pelaku. Di waktu yang bersamaan, [Name] bersimpuh dihadapan pria itu dengan petugas medis Melusine dari Marechaussee Phantom.

Di sisi lain, Wriothesley menghadapi pelaku yang bersembunyi sambil menembakan beberapa peluru kepadanya. Wriothesley segera menyadari itu dan menghindar lalu bersembunyi, tepat kala penembak itu bergerak dan bersembunyi di balik tumpukan kotak besi di depannya, Wriothesley memukul udara dan bongkahan es yang tajam muncul dari arah bawah ke atas, memotong jalur pelarian penjahat itu.

"Oh, aku harus melaporkan ini sebagai tindak penyerangan terhadap aparat penegak hukum pada Nona Hakim," gumamnya.

Setelah beberapa tembakan, peluru di dalam selongsongnya pun segera habis, membuat penjahat itu menggeram kesal dan melempar piatolnya lalu pergi ke arah berlawanan.

Wriothesley segera mengikuti, berjalan santai ke arahnya dan berkata, "menyerahlah, jika lebih dari ini, masa tahananmu di Benteng Meropide bisa lebih lama."

"Ugh!?"

Namun bukannya berhenti, pria itu semakin kalut untuk pergi dan berlari lebih cepat. Wriothesley benar-benar paham cara untuk menanamkan rasa takut yang menggelitik tulang di belakang seseorang dan rasa yang menjalari kakinya hingga tak bisa dihindari.

Entah memang hanya terbiasa dengan candaan tentang Benteng Meropide atau dia benar-benar lupa, dia mengatakan itu—juga mungkin saja, dia masih sangat gusar karena jadwal pentingnya harus diganggu.

Dan kini pria itu sampai balkon salah satu bangunan yang ia masuki, menutup pintunya dan menahannya dengan kotak besi berat yang ia temui. Jalur pelariannya benar-benar hilang sekarang.

Tepat ketika ia menilik lautan luas di hadapannya, Wriothesley segera mendobrak pintu besi itu dengan kuat menggunakan kakinya, dan pintu pun segera terbuka lebar.

"Sekarang, katakan padaku," ucapnya. "Dimana kalian menyembunyikan kontainer itu? Kenapa kalian mencurinya dari para Fatui?"

"Aku bersumpah, aku hanya menuruti perintah seseorang," ucapnya. Dia memberikan jarak selagi Wriothesley perlahan mendekat padanya. "Dia tidak bilang apa pun soal isi kontainernya, sungguh!"

"...."

Mata Wriothesley terpincing, dia mengeratkan tinjunya hingga angin dingin menyelimuti tangannya. Pria dihadapannta segera menyadari itu dan mulai semakin ragu.

Dia berkata, "dia juga memintaku untuk menghancurkan isinya, tapi aku melihat sesuatu di sana ...!"

"Apa yang ada di dalam sana?"

"Itu—!"

Sebelum pria itu sempat menyelesaikan kata-katanya, seseorang menembaknya dari jauh dan membuatnya terjatuh ke belakang. Wriothesley segera berlari, hendak menyelamatkan pria itu tapi tangannya tidak sampai, akhirnya pria itu pun terjatuh sampai lantai dasar, membentur kepalanya, dan darah pun mulai mengalir di sekitar sana.

Tepat di waktu yang sama, [Name] muncul di belakangnya dan berdiri mematung dengan ekspresi berat. Wriothesley bergumam, "... aku tidak bisa menghentikannya."

—oOo—

Para petugas Melusine dari Marechaussee Phantom segera berkumpul dan mengamankan tempat kejadian. Meski kasusnya selesai, tapi [Name] tidak bisa menyatakan bahwa itu selesai sepenuhnya.

Namun yang paling membuatnya cemas adalah Wriothesley sendiri, ekspresinya tampak kalut.

Dia pria yang pernah membunuh "orangtua" angkatnya di masa lalu, saat ia masih sangat muda, tapi bukan berarti hal itu membuatnya kebal dengan kematian melihat ia begitu khawatir dan diam sekarang.

[Name] menghampirinya dan bertanya, "kau tidak apa-apa?"

"Maaf, aku baik-baik saja."

"Hanky selamat dan dia sudah membuat pernyataan," katanya menjelaskan. "Remmy sedikit kecewa dengan perubahan yang terjadi dengan organisasi para penyelam itu, tapi dia tidak membenci tujuan barunya. Di waktu yang sama, dia sangat membutuhkan banyak mora, dan seseorang datang menawarkan sejumlah yang besar kepadanya."

"Dengan mencuri kontainer itu?"

"Begitulah." [Name] mengembuskan napasnya pelan, dia memeluk dirinya sendiri. "Sayangnya satu-satunya yang mengetahui siapa Klien ini hanya Remmy, dengan kata lain kasus ini masih belum selesai."

"Begitu, ya."

"Anggota Gestionnaire sudah mulai bergerak, sisanya kita serahkan pada mereka."

Meski [Name] bilang begitu, sebetulnya dia sendiri sudah memiliki beberapa dugaan terkait siapa orang lain yang mengetahui orang yang membayar jasa Remmy ini. Namun jika ingin berbicara dengan orang itu, [Name] tidak bisa melibatkan orang lain lebih dari ini, karenanya ia hanya mengatakan itu pada Wriothesley.

"Aku mengerti."

"Dan mereka—Nona Clorinde dan Tuan Tartaglia—sudah menemukan satu kontainer milik Tuan Tartaglia."

Usai mendengar itu, [Name] dan Wriothesley segera melesat ke tempat yang diberitahukan Melusine dari Marechaussee Phantom dimana Clorinde dan Tartaglia berada.

Seperti dugaannya, saat itu ia bisa mendengar Tartaglia tengah membujuk Clorinde untuk menerima undangan pertarungannya untuk duel di sana, tapi Clorinde menolaknya seperti yang diminta [Name] kepadanya.

"Oh, Nona Hakim!" sapa Tartaglia ceria yang langsung disambut dengan senyuman kecil dari [Name]. "Bagaimana bisa kau berpikir kalau dia menyembunyikannya di sini?"

"Karena pelaku menyembunyikan barang hasil curiannya dekat dengannya," ucap [Name] seraya menyilangkan tangannya di dada. "Selain itu, sebaiknya kau buka kontainermu ini, Tuan Tartaglia."

"Eh?" Tartaglia terkejut sejenak, lantas tergelak. "Aku mengerti, tentu saja. Aturan di Fontaine lebih ketat daripada yang kukira, ya."

Walaupun begitu, Tartaglia menurut. Dia segera membuka rantai dan borgol pada kontainernya, kemudian membuka pintu kontainer itu lebar-lebar. Tepat dihadapan [Name] kini berdiri kotak kayu besar di sana. Dia mendekat, lalu Tartaglia memberikan gestur untuknya membuka kotak kayu itu bersama.

[Name] mengangguk melihatnya dan membukanya bersamaan. Dia pun terdiam dengan ekspresi yang sulit dijelaskan—tepatnya, bukan hanya dia tapi juga Wriothesley dan Clorinde yang bersamanya pun demikian.

"Wah...."

Wriothesley segera meraih salah satu boneka matryoshka berukuran besar dan membuka isinya satu per-satu, tapi ia tidak menemukannya bahkan ketika ia menggali tumpukan jerami di dalam kotak.

"Semua kasus ini hanya untuk... boneka?" kata Wriothesley tidak percaya.

Tartaglia tersenyum canggung. "Bagaimana pun ini tetap barang antik. Apa kau tidak melihat ukirannya yang dilapisi emas dan permata langka dari pergunungan es Snezhnaya yang dipasang di tiap sisi bonekanya?"

Begitulah bagaimana Wriothesley dan Clorinde pergi dari dalam kontainer, sementara meninggalkan [Name] dan Tartaglia di sana.

"Aku belum memperkenalkan diri secara resmi padamu," ucap [Name]. "Aku [Name], Hakim dari Palais Mermonia. Aku yakin setidaknya kau sudah mendengarku dari Nona Arlecchino."

Sejujurnya, [Name] sangat terkejut saat mendengar Arlecchino mengirimkannya surat ditambah mantel bulu serigala putih dari Snezhnaya kepadanya. Dalam suratnya, dia berkata kalau "Tartaglia" akan segera datang dan dia diminta untuk menjaganya selama di Fontaine.

"Kupikir karena kau adalah orang yang dikirim oleh wanita tak waras itu, dia akan mengirimkan anak-anaknya. Tidak kusangka, dia punya orang dari Palais Mermonia dan lagi... seorang Hakim?"

[Name] bisa memahami alasan Tartaglia bersikap sangat waspada padanya. Apa dia masih ingat kenangan saat ia dikalahkan Neuvillette dalam satu serangan itu? Pasti itu cukup membekas di ingatannya.

Mengingatnya membuat [Name] tanpa sadar menyunggingkan senyuman sedih. Melihat itu, Tartaglia berkata, "kenapa kau seperti itu?"

"Tidak ada. Perlu aku koreksi kalau aku bukan anak dari House of The Hearth atau orang milik Nona Arlecchino."

"Jadi kau benar-benar datang untuk menjamin keamananku?"

"Iya."

Tartaglia melangkah lebih dekat, sambil berkacak pinggang dia terus memandangi [Name] dengan tatapan menyelidik. [Name] menaikan sebelah aslinya dengan tidak nyaman dan menjauhi wajahnya.

Tentu saja [Name] bukan Pengembara, jadi dia tidak berharap kesan pertama tentangnya akan sebaik Pengembara berambut pirang itu. Bagaimana pun sang Pengembara didesain untuk disukai seluruh karakter yang dapat dimainkan di dalam gamenya, jadi [Name] tidak heran lagi akan mendapatkan kesan seperti ini darinya.

Meski begitu, Tartaglia tersenyum dan mengangguk. "Baiklah. Aku mengerti. Seperti yang kau tahu, ada kemungkinan aku dicurigai sudah menyeludupkan barang ilegal."

"Tentu saja."

"Dan kau sudah melihatnya kalau ini tidak seperti itu, 'kan?"

"Iya." [Name] mengangguk, dia tersenyum misterius. "Tapi aku belum melihat semuanya."

"Apa maksudmu, Nona?"

"Tuan Tartaglia," [Name] memanggilnya. Saat dia menyebut nama pria itu, [Name] merekahkan senyumannya lebih. "Bukankah ada sesuatu yang lain di dalam kargo ini?"

"!?" Tartaglia terkejut sesaat, dia kemudian tergelak geli. "Ah, begitu rupanya. Seperti yang dikatakan wanita gila itu, kau benar-benar tidak bisa ditipu."

"Akan kuanggap itu sebagai pujian."

Tartaglia berkacak pinggang dan mendesah pelan, dia tersenyum miring. "Aku akan mengatakannya. Tapi pertama-tama, biarkan aku bertemu wanita itu dulu. Bisakah Nona mengantarku ke sana?"

"Tentu saja."

—oOo—

"Selamat datang, Nona [Name]. Akhirnya kau datang juga, aku sudah menunggumu."

Bulu kuduk [Name] meremang saat Arlecchino muncul dan menyambutnya seperti itu. Perasaannya tidak enak setiap kali ia sampai di Hotel Bouffes d'ete atau bertemu dengannya, rasanya dia ingin mengeluarkan isi perutnya sekarang juga.

Arlecchino meletakkan secangkir teh dihadapannya dan berkata, "terima kasih karena sudah mengurus anak kecil yang merepotkan sepertinya."

Lucu mendengar Arlecchino mengatakan itu langsung dihadapannya, dan [Name] hanya tersenyum penuh makna kala itu.

"Aku berhutang budi lagi padamu," katanya lagi. "Dan mengenai hal yang kau curigai di dalam kontainer itu, ini terkait dengan permintaanku yang lain."

"Kali ini apalagi?" Setiap kali wanita ini berkata begitu, pasti ada yang ingin [Name] lakukan untuknya. Permintaan penyelidikanmu saja belum aku selesaikan dan sekarang ada yang ingin diminta lagi?

Arlecchino tertawa rendah. "Tenang saja, ini bukan permintaan. Hanya sedikit informasi tentang pesta teh yang sudah kudapatkan."

Dari apa yang Arlecchino katakan, belakangan ini Eugène Bonnemère melakukan transaksi rahasia yang sangat besar. Beberapa kali Arlecchino berusaha untuk menguaknya, tapi Eugène Bonnemère sangat berhati-hati dengan barang yang dibelinya sampai akhirnya ia mendapatkannya dan menyembunyikannya di dalam kontainer.

Kontainer yang berisi boneka matryoshka memiliki dua ruang di dalamnya, ruang kecil yang tersembunyi di dalam sisinya adalah tempat Arlecchino menyembunyikan barang itu. [Name] segera menyadari ruangan rahasia itu saat mendapati goretan besi di atas lantai yang berbentuk seperempat lingkaran seolah ada dua buah pintu yang membukanya.

"Aku yakin kau tidak asing dengan Sinthe, bukan?"

[Name] terdiam sejenak dan membiarkan gelas tehnya terhenti di ujung bibirnya. "Tentu saja."

"Sinthe di Fontaine sudah ditarik paksa peredarannya oleh anggota Gestionnaire dan dihancurkan dengan hati-hati," katanya. "Tapi bukan berarti tidak ada yang tidak lolos."

Ekspresi [Name] berubah lebih serius. Dia menatap kosong ke arah gelas teh yang dihidangkan untuknya. Undangan pesta teh yang mencurigakan dan transaksi Sinthe, seingat [Name] kalau Eugène Bonnemère bekerja dibidang ekspor dan impor bahan makanan, disamping itu dia memiliki pekerjaan sampingan sebagai seorang penulis. 

Selama ini Eugène Bonnemère tidak memiliki catatan yang kotor, laporan internal keuangan keluarganya sangat bersih. Dia juga tidak memiliki gosip aneh atau pun catatan kriminal. [Name] sudah menyelidikinya tepat saat Arlecchino memberitahu tentang permintaannya.

"Kemungkinan besar, dia akan menggunakannya di dalam pesta tehnya itu." Sambil berkata begitu, Arlecchino mengangkat gelas tehnya dari pisin dan menyesapnya sekali. "Berhati-hatilah, Nona Hakim."

Sejujurnya [Name] sangat menghargai perhatian Arlecchino saat ini. Tentu saja, semua orang di Fontaine tidak ada yang tahu tentang fakta bahwa Sinthe yang diminum, tidak dapat melarutkan orang-orang Fontaine lagi. Tidak heran Arlecchino memperingatinya.

Lantas [Name] tersenyum kecil. "Terima kasih perhatiannya, Nona Arlecchino. Apa ada lagi?"

"Aku hanya menemukannya sampai di sini."

"Itu... apa ini semua ada artinya?" Tartaglia menginterupsi. "Bukankah kita hanya datang ke pesta teh? Apa ini semua ada hubungannya?"

"Untuk sekarang mungkin tidak," Arlecchino menjawab lugas. "Ya, pokoknya kau hanya harus datang saja ke pestanya."

Melihat Tartaglia bertanya begitu, sepertinya Arlecchino tidak memberitahu detail masalah tentang organisasi itu padanya. Lagi-lagi wanita ini akan memanfaatkannya?

Kau kasihan sekali, Tartaglia, pikir [Name].

"Kau...." Sambil berkata begitu, Tartaglia menoleh ke arah [Name] dan melanjutkan, "lagi-lagi kau memberikan ekspresi seperti itu!"

"Seperti apa?"

"Seperti kau tahu suatu hal yang sangat menjengkelkan."

"Ya, anggap saja begitu."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro