RAPAT DADAKAN
Hari ini semuanya dikumpulkan di ruang rapat, kelihatannya mereka sedang dalam keadaan emerjensi, ruangan hanya disinari lampu berwarna merah seperti sedang syuting film aksi. Hiruma dan Takami berdiri di dekat papan tulis putih dan semua peserta rapat memegang selembar kertas, wajah mereka semua begitu serius.
Sebenarnya apa yang terjadi?
"Jadi ini bakal dicampur sama fake chat di setiap iklan sehabis kita syuting?" kata Ikkyu dengan nada seorang pendemo, sampai berdiri dari kursi.
Sena mengangkat tangan, tangannya gemetar hebat, dia takut. "Jadi ini ummm ... dua kali lipat dari biasanya?"
Takami membenarkan letak kacamatanya. "Bukannya kita selama ini memang kerja dua kali lipat dengan gaji minim?"
"Kekeke! Kalau kalian ga kerja ga makan, kalo kalian ga makan ke neraka."
Dengan penerangan lampu warna merah ini, wajah Hiruma menjadi lebih menakutkan dari sebelumnya.
Kisaragi mengacungkna tangan. "Aku sih tidak keberatan, aku sudah mengumpulkan bahan untuk kita bicarakan di fake chat."
Sakuraba juga ikutan ngomong. "Aku juga sudah, sayang sekali kalau bahan yang kami kumpulkan ini tidak terpakai." Dia santai sekali ngomongnya, jiwa Sakuraba mulai menyatu dnegan jiwa seiyuunya yang abstrak sekali.
"Sudah diputuskan untuk masalah fake chat ini akan menjadi iklan setelah kita syuting parodi," kata Takami.
"Yo mau kasih saran, skrip yo yang waras gausah bawa-bawa lontea."
Setelah mengutarakan isi hatinya, pharaoh berambut ungu ini ditembak Hiruma.
"Siapa lagi yang mau mengutarakan isi hati?" tanya Takami bak guru yang sedang mengadakan ujian lisan.
Ruang rapat pun menjadi tegang, jika isi hati mereka tidak disenangi Hiruma, nasib mereka akan seperti Harao tadi.
"Apakah hari ini kita harus bikin fake chat?" Riku pun bertanya.
"Kekekeke! Jawabannya iya, abis rapat kita langsung bikin chat fake."
Riku pun murung.
"Lu gausah sok murung, pasti yang sering kena si mata merah sialan dan si mata rubah sialan."
TIba-tiba Kakei berdiri dari kursinya. "Aku mau protes pengalamanku dari dua buku gaje ini, aku tidak mau bermain bareng ini mahluk lagi." Kakei menunjuk orang yang duduk di sebelah kanannya.
Hiruma mengokang senjatanya dan dia mengarahkan senjatanya ke Kakei. "Kekeke! Gua gabisa jamin sogokan kita ke kelinci sialan itu adalah kalian!"
Marco menghela nafas, "Dia kelihatan sangat terpuruk, kalau tidak mereka ya pasti dia kena getahnya juga."
"Yang sabar ya Marco."
"Kak Maria ...."
"Mampus."
Marco pun nangis di pojokan.
BRAK! BRAK! Si gimbal dari pesantren menggebrak meja dengan keras, kelihatannya dia juga ingin mengutarakan isi hatinya.
"GUA INGIN PENGURANGAN PERAN GUA DI BUKU PARODI SAMPAH INI!"
Bukan Hiruma atau Takami yang menyahut, melainkan Unsui. "Tidak bisa protes soal itu Agon, nanti kamu syuting parodi ini." Unsui memberikan naskah pada Agon.
Agon baru membaca judul parodinya saja, dan dia langsung melemparnya ke lantai, lalu menginjak-injak naskah tersebut, lalu adegan kekerasan itu berhenti setelah Unsui membisikkan sesuatu. Agon melirik Sena yang sedang gemetaran takut.
Agon mendengus kesal, lalu dia ambil lagi naskah yang sudah dia injak dan caci maki. "Serah dah."
Agon pun kembali jinak dengan smart, ustad Unsui memang terbaik.
"Btw, kita udah banyak draft cerita kan?"
Unsui menengok ke Kotaro. "Iya Kotaro, ada apa?"
"Gua ga bakal main lagi kan?"
Unsui memakai kopeah. "Semua judi peran ini tergantung amal dan ibadah masing-masing."
"HAH?!"
"Fuh ... maksudnya, bisa aja kamu crossdress lagi."
Dengan kompak para uke di ruang rapat minus uke waras + Sena bersabda, "TIDAK! KAMI TIDAK TERIMA JADI CEWE LAGI!" Yang paling semangat teriaknya Kakei, masih ada dendam kayaknya.
Takami pun memutuskan untuk ubah topik. "Oh iya spoiler, besok HIruma dan Habashira main bareng, jadi suami-istri."
"GUA GAK TERIMA!" bunglon protes setelah mendengar namanya disebut.
Hiruma memutar bola matanya malas. "Cih."
Monta berbisik pada Sena. "Sena, menurutmu siapa yang jadi ibu siapa yang jadi ayah?"
Sena menggeleng cepat, menolak untuk menjawab.
"Soalnya kan kelinci gaje itu untuk pair ini geleng-geleng ngangguk-ngangguk."
"Mungkin di naskahnya bakal diketiknya ayah 1 dan ayah 2."
Monta ngangguk-ngangguk. "Oh gitu ya."
"Iya gitu ...."
Tiba-tiba Sena ditarik keluar ruangan sama Shin, kelihatannya Shin sudah muak akan KDRT di dalam ruang rapat, sementara itu Monta dihampiri Tetsuma, Monta baru sajadar Tetsuma belum pernah main di cerita parodi.
"Kak Tetsuma nanti ikut syuting?"
"..."
Monta pun bingung.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro