Malin Gimbal
Kakei: aku ga mau jadi janda lagi ya, cukup di drama Timun Pirang kemarin, aku ogah punya anak kaya ... //nunjuk Agon terus pergi dari tempat ruang rapat
Ikkyu: eh aku yang jadi istri? Ga manuk akal.
Agon: haaaa~? Gua harus main sama si sampah monyet?
Monta: jadi ibunya Agon? Janda? Aku cowo max!
Julie: daripada jadi monyet ಠ_ʖಠ
Sakuraba: kenapa aku jadi pembaca narasi lagi huhuhu ....
Unsui: nahkoda? Lumayan waras untuk syuting pertama.
Kid: kok aku jadi pak RT? bukannya kepala desa ya?
Musashi: kan dikutuk, kok aku kebagian jadi kuli? buat nyemen Agon?
Wakana: BERSIAP DI POSISI! DAN ACTION! //lempar corong minyak
🏈BERSIAP DI TEMPAT SYUTING! KAMERA BERGULING DAN AKSI!🏈
Dahulu kala di Perkampungan Pantai Naga Panjang bukan Kepala, hiduplah seorang janda bernama Raimon Taro disingkat Monta dan anak laki-lakinya, Malin Gimbal atau kita bisa panggil dia Agon. Monta sangat menyayangi dan memanjakan Agon. Agon pun tumbuh jadi anak yang rajin berantem, penuh kekerasan dan mulut kotor--MAKSUDNYA RAJIN MENABUNG, RAJIN BERIBADAH, DAN SANGAT DIIDAMKAN PARA KAUM HAWA.
Ketika Raimon Taro disingkat Monta mulai menua, dia hanya bekerja sebagai penjual pisang berbagai jenis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Suatu hari, Agon jatuh cinta--uhum, sakit. Tubuh Agon mendadak panas sepanas teko yang sudah menjerit di dapur. Raimon Taro disingkat Monta pun berusaha sekuat tenaga menyelamatkan Agon with the power of yellow fruit called banana.
Berkat usaha keras ibunya sampai menanam banyak pohon pisang di sekeliling rumah, nyawa Agon berhasil diselamatkan. Setelah sembuh, ibunya semakin benci--sayang kepada Agon. Begitu pula dengan Agon, dia amat sangat MENYAYANGI monyetnya yang selalu ngurus dia dari lahir.
Sebuah Kapal besar setahun sekali merapat ke Pantai Naga Panjang Bukan Kepala. Ketika sudah dewasa, Agon meminta izin ibunya untuk merantau dengan kapal itu. Ibunya ragu dan takut, dia tidak ingin kesepian selama anaknya pergi merantau, tapi karena sudah diancam dan disumpah serapahi oleh anaknya sendiri, akhirnya Raimon Taro disingkat Monta melepaskan anak badungnya ke alam liar.
Agon pun pergi berbekal tujuh keping nasi yang dibalut daun pisang dari ibunya. Agon juga menenangkan ibunya bahwa akan terjadi apa-apa kepada dirinya di perantauan. YAIYALAH WONG ANAKNYA BADUNG GITU--AGON AMPUN!
Setelah lepasnya Agon ke alam liar, hari-hari terasa berjalan lambat bagi Raimon Taro disingkat Monta. Dia selalu memandangi pohon pisang dan mendoakan anaknya agar tidak selamat dalam pelayarannya.
Raimon Taro disingkat Monta selalu menanyakan kabar Agon setiap ada kapal besar yang berlabuh, namun jawaban dari nahkoda dan awak kapal tidak ada yang memuaskannya. Agon juga tidak pernah menitipkan barang atau pesan apa pun.
"Alhamdullilah, mungkin dia emang udah mati max!" gumam ibunya penuh semangat.
Aktor yang memerankan ibu Malin pun dijitak dengan kecepatan dewa.
Beberapa tahun kemudian, walaupun Raimon Taro disingkat Monta sudah yakin bahwa anaknya sudah hanyut ke laut, dia tetap menunggu kepulangannya dalam wujud arwah.
"Aku sudah tua max, Agon. Kapan kamu pulang?" tanya Raimon Taro disingkat Monta tiap malam. Agon tak juga datang mengunjungi ibunya.
Suatu siang Nahkoda kapal botak membawa kabar kalau Agon sudah menikah dengan gadis bangsawan yang memiliki kekuatan super saiyan dari tahi lalat di dahinya--ADWOH!
Keyakinan Raimon Taro disingkat Monta diaminkan dengan kedatangan kapal megah. Penduduk perkampungan menyambut gembira kapal itu. Mereka berkumpul di sekitar kapal itu karena mengira itu milik orang bangsatwan.
Raimon Taro disingkat Monta pun turut berdesakan di dekat kapal, walaupun tubuhnya udah kaya nenek-nenek peyot, untungnya dia memiliki semangat masa muda yang berkobar layaknya dua lumut hijau dari desa ninja. Dia melihat sepasang muda-mudi di anjungan kapal. Pasangan itu mengenakan baju berkilau dan tersenyum. Raimon Taro disingkat Monta mengetahui bahwa lelaki muda itu adalah anaknya.
Raimon Taro disingkat Monta mendahului koboi kampung untuk menghampiri Agon dia langsung memeluk erat-erat seakan takut kehilangan anaknya lagi. Isak tangis Raimon Taro disingkat Monta pun pecah.
"OH AGON anakku. Kamu benar anakku, 'kan?" kata Monta lebay. "Mengapa begitu lamanya kamu tidak memberi kabar?" katanya lagi. Agon terkejut disambut oleh perempuan tua mirip dengan monyet dan berpakaian compang-camping.
Si gimbal tak percaya bahwa perempuan itu ibunya.
Agon mengingat ibunya adalah perempuan penggemar pisang 7 lautan dan penuh semangat masa muda dan bisa menggendongnya ke mana saja, sehingga dia tak percaya kalau si pemeluk adalah ibunya. Agon tidak sempat berpikir karena istrinya langsung mengatakan hal yang merendahkan.
"Wanita monyet inikah ibumu? Mengapa dahulu kamu bohong padaku?" ucapnya sinis. "Bukankah dulu kamu katakan bahwa ibumu adalah seorang bangsatwan yang sederajat denganku?" tanyanya lagi.
Mendengar perkataan istrinya, Agon pun mendorong Raimon Taro disingkat Monta hingga bibirnya mencium pasir dengan mesra. Raimon Taro disingkat Monta tidak percaya akan perlakuan anaknya. Dia berkata, "Gon, Agon, anak badungku. Aku ini ibumu, GON! Mengapa kamu jadi seperti ini?"
Agon tidak peduli perkataan ibunya, dia tidak mau mengakui ibunya karena malu kepada istrinya. Raimon Taro disingkat Monta bersujud di kaki bau asem Agon dan hendak memeluk kakinya meski hati berkata tidak. Sayangnya, Agon malah menendangnya hampir sampai ke goal post, bentar ... ini bukan lagi pertandingan, lupa.
"Hei, sampah monyet! Gua bukan anaklu! lbu gua ga kek lu, melarat dan kotor!" hardik Agon kepada ibunya sapai mucrat-mucrat.
Berkat hujan asam itu, Raimon Taro disingkat Monta mendapat ide untuk berdoa pada Tuhan, monyet mengutuk anak jenius yang lahir 1000 tahun sekali.
Tubuh Malin Gimbal pun menjadi batu setelah dikasih semen oleh seorang kuli berwajah tua berumur muda. DIa dikutuk oleh ibunya karena durhaka.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro