Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Candi Prambanan

"SAMPAH!" Agon membanting tiket merah bersama dengan amplop putih di tangannya ke meja. "Apa-apaan jadi peran jin?! SAMPAH PIRANG LU NGEJEK GUA?!"

Brukh, sebelum Agon merusuh di rung rapat kakaknya menyuntikkan obat penenang dosis tinggi ke Agon, dan si jenius ini pun tumbang. Semuanya bernafas lega, ruang rapat tidak jadi hancur, keuangan akan tetap aman.

"Terima kasih Unsui," kata Takami.

"Setidaknya ini bisa menenangkannya walaupun cuman beberapa menit, ayo bersiap!" Unsui pun menyerahkan teks narasi pada Sakuraba.


🏈🏈🏈

Roro Jonggrang: Reiji Marco

Marco sudah berubah menjadi wanita cantik, beneran jadi wanita tulen berkat suntikan hasil eksperimen Takami, vaksin perubah gender agar parodi itu sangat terasa aslinya apalagi kalau ada adegan dewasa.

"Apakah aku harus seperti ini sampai parodi berakhir?"

Yukimitsu celetuk, "Kamu mau pake kemben ijo dengan dada bidang kaya kejadian Kakei?"

"Engga."

"Kalo gitu nurut aja."

🏈🏈🏈

Bandung Bondowoso: Hiruma Youichi

"DENGERIN GUA JIN-JIN SIALAN! LU PADA KALO KAGAK BISA BIKIN CANDI DALAM SATU MALAM GUA LENYAPIN LU SEMUA PAKE AYAT KURSI! YA-HA!" Hiruma orasi pada para pemeran jin untuk parodi ini sambil menembaki langit.

Dari sekumpulan pemeran jin terlihatlah jin gimbal membuang muka dan memasang wajah kesal, menahan untuk tidak menonjok si pemeran Bandung Bondowoso.

🏈🏈🏈

Raja Prambanan: Kid

"Apakah aku tidak apa mendapatkan peran ini? Aku tidak ingin menjadi bapaknya ...." Kid menggantungkan kalimatnya sembari melirik Marco.

🏈🏈🏈

Bi Sumbi: Anezaki Mamori

Mamori berkaca di depan cermin sambil bergaya layaknya model.

Dayang 1: Kakei Shun

"HEI! PELECEHAN INI NAMANYA!" teriaknya sambil nahan kemben biar tidak merosot, dia masih dalam sesi pemakaian kostum, anehnya dia tidak menolak dipakaikan pakaian itu, dia hanya protes dengan perannya.

"Jadi kamu maunya jadi perempuan beneran?" tanya Yukimitsu sambil mengangkat sebuah suntikan. "PEGANG DIA AKABA!"

"JAUHKAN SUNTIKAN ITU DARIKU! TIDAKKKKK!"

Dayang 2: Koharu Wakana

"Ahahaha ... aku kebagian ternyata ...." Wakana menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menutupi tubuhnya menggunakan selendang warna biru muda.

Dayang 3: Kobayakawa Sena

"HIEEEEE?!" Sena berteriak panik saat tubuhnya diseret masuk ke dalam fitting room oleh Suzuna.

🏈🏈🏈

Taka memakai topi sutradara, lalu mengambil corong minyak warna kuning ngerjreng, dan duduk dikursi lipat.

"AYO SEMUANYA SIAP DI POSISI!"

🏈LAMPU SOROT SUDAH MENYALA! DAN AKSI!🏈

kisah Maroro Jonggrang bermula saat ayahnya, Raja Prambanan, gugur dari perang melawan Hirung Bondowoso dari Kerajaan Pengging. Hirung Bondowoso secara otomatis langsung menguasai Kerajaan Prambanan. Sebagai tambahan Hirung itu artinya hidung dalam bahasa sunda.

Terus apa?

Aa Sakuraba yang ganteng ini cuman memberitofu aja.

"KEKEKE! MATI LU KAKEK SIALAN!" Hirung Bondowoso menembak Kid peluru karet.

Raja Prambanan jatuh ke tanah, lalu Maroro Jonggrang berlari slow motion menghampiri ayahnya.

"Ayah, jangan pergi ayah! Jangan tinggalin Maroro sendirian."

"Maroro ingat ...."

"Apa Ayah?"

"Aku bukan ayah kandungmu."

Itulah kata-kata terakhir dari Raja Prambanan pada anak gadisnya, secara teknis Kid memang bukan ayah Marco, tapi kalau Kid memang punya keinginan untuk mengangkat Marco sebagai anaknya juga tidak ada yang lara--AW!

Di saat bersamaan, Hirung Bondowoso yang sudah berhasil menduduki Kerajaan Prambanan ingin sesuatu yang lebih--memang serakah, namanya juga setan, dia juga ingin menjadikan Maroro Jonggrang sebagai permaisurinya, namun Maroro Jonggrang menolak mentah-mentah lamaran Bandung Bondowoso. Hirung bondowoso ingin memperistri Maroro Jonggrang, sangat ingin, sangat ingin sampai dia berteriak, "LUPAKAN GORILLA ITU DAN *** BERSAMAKU--AMPUN HIRUMA!

"Bulu mata sialan, gua mau nikah sama lu."

"Tidak, aku tidak ingin menikahimu."

"GUA SERIUS PEA!"

"Ini cuman drama, kenapa jadi gini? Jangan bercanda Hiruma, kamu sudah menikah dengan Takami dua kali," jelas Maroro Jonggrang, tentu dia tidak mau menjadi selingkuhan Hiruma.

"Heh bulu mata sialan, gua cuman suka sama lo, si kacamata sialan itu yang selingkuhan, dan gua nikah sama dia karena tuntutan peran." Hirung Bondowoso memperkecil jaraknya dengan Maroro Jonggrang, lalu tangannya menggenggam pergelangan tangan calon permaisurinya.

Maroro Jonggrang melepaskan genggaman tangan Hirung Bondowoso dengan paksa, lalu membalikkan badan. "Sudahlah Hiruma, aku tau, aku hanyalah pelampiasan untukmu, aku tidak mau menikah denganmu."

Para kru di balik layar bertepuk tangan, drama pasangan ini setara dengan drama Akaba dan Kakei.

Penolakan Maroro Jonggrang tersebut membuat Hirung Bondowoso marah. Dia pun mengurung perempuan cantik itu di dalam istana, bersama Bi Sumi dan dayang-dayang lain. Maroro Jonggrang selama dikurung bersama para dayang, terjadilah acara gosip yang dipimpin oleh dayang biru muda bernama Wakana dan diantara dayang-dayang cantik itu ada salah satu dayang yang memasang wajah kesal, lecek kaya baju yang belum disetrika, memperlihatkan jelas bahwa dia tidak suka dengan ini semua.

"Kakei jangan cemberut gitu dong," kata Wakana sambil colek-colek tangan Kakei.

"Hmph."

"Kakei kaku banget, ayo senyum, Akaba udah nyemangatin kamu dari belakang kamera," kata Mamori.

"Hahaha ... Kakei kelihatannya sudah muak akan parodi ini."

"Bukan kamu saja yang tidak suka jadi cewe, menurutku."

Setiap hari Hirung Bondowoso terus mendesak Maroro Jonggrang untuk menikah dengannya. Hingga pada suatu hari, Maroro Jonggrang pun lelah mendengar permintaan itu dan dia memutuskan untuk melakukan sesuatu.

"BULU MATA SIALAN!"

"Aku tidak mau menikahimu."

"Ikutin naskahnya!"

"I ... iya."

"Aku bersedia menjadi permaisurimu, tapi ada syaratnya. Jika kau berhasil memenuhinya, maka aku akan menikah denganmu. Tapi jika kamu gagal, aku ingin pergi dari sini," kata Maroro Jonggrang pada Hirung Bondowoso.

Mendengar permintaan Maroro Jonggrang, Hirung Bondowoso tampak senang, senyum lebar disertai gigi runcingnya tampak dengan jelas. Dengan angkuh dia menjawab yakin bisa memenuhi permintaan Maroro Jonggrang.

"KEKEKE! Apapun yang lu minta, pasti bakal gua berikan. Kalo gua gagal, lu gausah pergi dari sini. Gua ngembaliin kerajaan ini ke elu," jawab Hirung Bondowoso.

Maroro Jonggrang tersenyum kaku, firasatnya buruk. "Kalau begitu, buatkan aku seribu candi dalam semalam. Semuanya harus selesai sebelum matahari terbit," ujarnya.

Hirung Bondowoso sempat heran dengan permintaan Maroro Jonggrang. Tak lama, dia tertawa bahagia, ketawa ngakak sampai keluar air mata.

"Gua bakal berhasil memenuhi permintaan lu bulu mata sialan," kata Hirung Bondowoso.

Hirung Bondowoso pun langsung beranjak untuk memenuhi permintaan Maroro Jonggrang. Dia meminta bantuan pada pasukan jin karena membangun seribu candi dalam waktu semalam adalah pekerjaan mudah bagi bangsa jin dan juga dia lebih suka menyuruh daripada melakukannya sendiri, selama ada ancaman dia akan bisa menyuruh siapapun termasuk presiden.

Benar saja, dalam waktu singkat, bangunan candi mulai tampak. Melihat itu semua, Maroro Jonggrang mulai gelisah dan panik.

"Bi Mamomi, kita harus melakukan sesuatu! Lihatlah, candinya hampir siap," kata Maroro Jonggrang pada Bi Mamomi di dalam istana.

Bi Mamomi juga ikutan panik. Namun, tiba-tiba saja, Bi Mamomi memiliki ide untuk membantu Maroro Jonggrang.

"Hamba punya ide. Ayo, ikuti hamba," ujar Bi Mamomi, lirik Kakei, "Idenya dari Kakei."

Maroro Jonggrang dan Bi Mamomi lalu menyelinap ke luar kamar dan menuju ke kamar dayang-dayang yang letaknya tak jauh dari kamar mereka. Bi Mamomi lalu memerintahkan para dayang dan pengawal istana yang setia untuk mengumpulkan banyak bola yang sudah diberi garam.

"Untuk apa ini semua Bi?" tanya Maroro Jonggrang, dia merasa ini tidak ada di naskah.

Bi Mamomi lalu menempelkan telunjuknya di bibir dan berbisik pada Maroro Jonggrang, "Kita lempar semua bola ini ke mereka, dan berteriak, 'PERGILAH SETAN JANGAN BALIK LAGI!' gitu," katanya.

Setelah bolanya terkumpul, Bi Mamomi dengan sekuat tenanga melemparkan bola itu ke para jin.

Lemparan pertama mengenai jin gimbal. "HAAA?! Siapa yang lempar bola?"

Satu bola telah di lempar bola lainnya ikut berdatangan menuju para pasukan Jin.

"Wah, ternyata haru sudah pagi. Kami harus pergi." Shin berdialog dengan suara datar sambil liatin bola yang sedang terbang menuju kearahnya. Kawanan jin pun lari terbirit-birit.

Hirung Bodowoso tak berkutik dan membiarkan para jin pergi. Dia lalu memandangi candi buatan para jin dan yakin jumlahnya sudah seribu, sesuai permintaan Maroro Jonggrang.

"Kekeke, bulu mata sialan lu udah gabisa ngelak lagi," kata Hirung Bondowoso.

Dia segera mencari Maroro Jonggrang untuk melaporkan candi-candi yang sudah dibangunnya. Maroro Jonggrag lalu menghitung candi-candi yang sudah selesai.

"997, 998, 999, dan.... jumlahnya kurang satu!" kata Maroro Jonggrang.

Hirung Bondowoso tak percaya apa yang didengarnya. Ia lalu menghitung sendiri jumlah candi dan ternyata memang benar, candi yang dibangun pasukan jin hanya berjumlah 999. Satu dikorupsi Marco saking uke berbulu mata ngeselin tercinta kita ini tak rela menjadi selingkuhan Hiruma-ADAW! Harusnya Marco tuh labrak Kak Takami kalau tidak rela semenya dinikahin seme lain.

Hirung Bondowoso sangat kecewa dan marah. Dia tidak menyangka bisa gagal memenuhi permintaan calon istrinya.

"Gua ga pernah kalah. Apapun yang gua inginin pasti gua dapetin. Kalo gua mau seribu candi, gua pasti bisa mendapatkannya," ujar Hirung Bondowoso.

"Tapi jumlahnya memang kurang satu. Kau harus menepati janjimu," kata Maroro Jonggrang yang mulai takut melihat amarah Hirung Bondowoso.

Tidak terima dengan kekalahannya, Hirung Bondowoso lalu meminta Maroro Jonggrang menjadi candi keseribu. Dengan kekuatan bulan dan juga santetnya, dia mengubah Maroro Jonggrang menjadi patung batu.

"GUA KUTUK LU JADI CANDI KE-1000!"

"HIIII! INI BUKAN MALIN KUNDANG!".

Patung Maroro Jonggrang bernasib sebagai pelengkap jumlah candi menjadi seribu buah.

"KEKEKEKE! SI BULU MATA SIALAN CUMAN PUNYA GUA SEORANG!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro