21:13
Rin
MBAK SHIROO!!! ( TДT)/
[22:00]
AKU DITOLAK!!!
[22:00]
Yukie
HEH?!
SERIUSAN?? Σ(っ°Д °; )っ
[22:01]
BENTAR, AKU KE RUMAHMU SEKARANG JUGA!
[22:01]
HABIS ITU CERITAIN SEMUANYA!
[22:01]
Rin
Nggak usah, ini udah malam...
[22:03]
Lagian aku nggak apa, aku maklum sama alasannya Kou...
[22:03]
Yukie
MANA ADA ORANG PATAH HATI BAIK-BAIK AJA BEGO!
[22:05]
UDAH! AKU BENTAR LAGI SAMPE! BUKAIN GERBANG GIH!
[22:07]
Aku sekalian nginep, gapapa kan?
[22:08]
Rin
Iya, gapapa...
[22:08] read
Gerbang udah kubuka tuh...
[22:08] read
=00=
Kungakak sendiri ngebayangin Yukie melesat cepat ke rumah Rin, demi dengerin cerita orang patah hati
Funfact today!
> Yukie menganggap Rin sebagai saudara sendiri, anak malah, karena Yukie (ke)banyak(an) utang budi dengan Rin.
> Demikian juga Rin menganggap Yukie itu emaknya.
(friendship goals macam apa ini)
Btw, bonus kali ini narasi pendek lah ya? Ku pengen buat narasi pendek waktu Rin curhat ke Yukie...
=00=
Yukie memelankan langkahan kakinya demi melihat sahabatnya berdiri dengan mata sembab di muka gerbang. Tanpa basa-basi, Yukie segera memeluk Rin dan membiarkan gadis dengan surai cokelat tua itu terisak pelan.
"Sudah, nggak apa, Rin.."
Yukie mengelus punggung berbalut piyama biru yang bergetar karena segukan. Di saat Rin sudah cukup tenang, Yukie mengendurkan pelukannya dan memandang Rin sambil tersenyum.
"Masuk, yuk... Di sini dingin banget, aku nggak kuat..." cengirnya.
Rin mengangguk sambil mengusap sudut matanya. Ia menunggu Yukie mengambil tasnya yang ditaruh di sembarang tempat karena Yukie cepat-cepat memeluk Rin tadi. Yukie terkikik kecil melihat ekspresi Rin yang seperti habis dilanda banjir air mata.
"Pfft, pantesan ditolak, orang wajahnya kayak manusia habis kena musibah tujuh turunan..."
"Kalo aku marah, kamu nggak boleh masuk loh.."
"Eh, jangan dong... Aku udah jauh-jauh datang masa nggak boleh masuk?"
"Makanya jangan bikin emosi, dong..."
=00=
Yukie menyesap cokelat hangat buatan Rin yang masih mengepul uapnya. Perlahan, rasa hangat dan nyaman menelusup ke semua bagian tubuhnya. Rin juga menyesap cokelat hangatnya, kali ini wajahnya sudah lebih cerah dibanding saat di gerbang tadi.
"Jadi..." Yukie membuka obrolan, "sudah berkenan cerita, tuan putri?"
Rin memukul Yukie dengan bantal terdekat, maunya dengan kamus bahasa Inggris Oxfordnya tapi nggak jadi deh, sayang kamusnya. Sang korban malah terbahak nista terkena pukulan bantal yang telak mengenai punggungnya.
Rin menarik napas, menghembuskannya dengan berat. "Kou bilang, aku sudah seperti adiknya sendiri..."
"MANA PONSELMU, MINTA DISLEDING JUGA TUH BOCAH!"
"TUH KAN, BARU MULAI UDAH NGEGAS! PULANG AJA SANA!"
Yukie mengurungkan niatnya untuk mengirim santet onlen kepada pemilik gelar kapten dan ace Fukurodani. Ia memilih duduk kalem saat Rin sudah mau menendangnya keluar rumah.
"Iya, iya! Maaf! Habis, untuk ukuran bocah emo yang masih bau kencur, alasannya kelewat klise! Basi, malah!"
Rin duduk memeluk kedua lututnya, "Aku bisa maklum sama alasannya..."
"Orangtua kami kan saling kenal, dari kecil udah saling kenal. Wajarlah dia anggap aku kayak adik perempuannya..." Rin membenamkan wajahnya di antara kedua lututnya. Suaranya agak samar.
"Tapi, memangnya kamu tau perasaan Bokuto yang sebenarnya? Dia aja nggak tau kan perasaanmu yang sebenarnya sampai kamu bilang ke dia?"
Yukie mencomot keripik yang ada di depannya. "Oh, ya omong-omong, kamu gercep juga ya? Nggak kusangka..."
"Ya... Aku anggap perasaan dia sebenarnya ke aku itu ya, perasaan menganggap kalau aku adik perempuannya sendiri..." Rin kembali menatap Yukie yang asyik mengunyah.
"Heh, rakus kalo mau makan, di rumahmu aja sana..." Rin menatap sinis.
"Bodo ya.. Kan kamu yang menyajikan keripik ini dasar budak cinta!" Yukie balik menatap sinis.
"Lagipula, Bokuto itu bego kayak kamu... Mungkin aja dia sendiri nggak paham sama perasaannya..."
"Tapi..."
Yukie menjentikkan jarinya. "Kenapa nggak kita tanyain aja ke Bokutonya?"
"Maksud?"
"Duh, kamu tuh kebanyakan makan rumus sin cos tan ya? jadi bego soal ginian... Maksudku, kita tanya Bokuto apa perasaan dia sebenarnya ke kamu..."
"Eh? Kan udah jelas dia anggap aku adiknya??"
"Udah ah, bawel banget sih! Percaya sama aku! Nah, mana ponselmu? Kuy kita introgasi dia!"
=00=
Untuk chat mereka ke Kou, ada di chapter selanjutnya, ya!
Eh, cek uga Hayati X OC nya kak Lazyzuji !!! :3
See u next time!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro