5. Tama Sialan!
5. Tama Sialan!
***
'Ternyata, kisah cinta kita dimulai dari sini.'
***
"Ra!" Panggil Nadya dengan tangan bergerak ke samping kiri dan kanan, layaknya seorang melambai tangan. "Sini deh!"
Adira awalnya hanya menatap bingung. Namun, dia tetap mendekat. "Kenapa?"
Nadya dan Ressa tersenyum. Senyuman yang penuh makna jika dilihat secara dalam.
"Duduk dulu lah," ucap Nadya sembari menunjuk kursi Adira dengan mulutnya.
Adira hanya menurut. "Kenapa?"
"Ayo main!" Ajak Ressa membuka suara.
"Main apa?"
"Truth or dare."
Adira terkejut, lalu menggeleng tegas. "Nggak mau!"
"Ayok lah, Ra. Sekali ini aja," rengek Ressa dengan puppy eyes nya.
Adira menghela nafas. Sebenarnya, ingin menolak. Tapi — perasaannya jadi tak enak, jika diminta main itu ... menolak terus.
Benar-benar situasi yang menjengkelkan.
Baru saja Adira ingin mengiyakan. Ressa sudah berucap duluan. "Oke, kita mulai sekarang."
Adira mencebikkan bibir kesal. "Kan aku belom jawab!" Protesnya.
"Gue anggap lo setuju. Kita udah muak lihat lo nggak mau di ajak main."
Adira hanya memutar bola mata. Mau tidak mau, dia harus ikut permainan gila ini. Mengingat ucapan barusan — bukan Adira tak mau ikut main. Tapi — permainan ini terlalu ekstrem. Bisa mati lama-lama Adira dibuatnya.
"Yeay! Lo jadi Ra!" teriak Ressa memecahkan lamunannya.
Adira sadar, ternyata botol yang di putar Nadya di atas meja tertuju padanya. "Kok jadi aku yang pertama! Ulang!"
Nadya menggeleng tegas. "Nggak bisa gitu dong! Harus sportif, Ra."
Huft
"Iya deh, iya." Akhirnya Adira mengalah.
"Jadi gimana?" tanya Ressa dengan wajah antusias. "Truth or dare?"
Adira mengusap dagunya, otaknya berpikir cepat. 'Kalau aku pilih truth, nanti aku harus jujur dong. Kalau pilih dare, aku harus lakuin tantangan. Uh, semua pilihannya berat. Tapi — aku nggak mau pilih dare, bisa aja mereka menjebak aku entar,' batin Adira menimbang-nimbang.
"Okey deh, truth aja." Pilih Adira dengan keyakinan luar biasa.
Nadya dan Ressa saling pandang. Senyuman jahat terukir di bibir mereka.
Deg
'Pasti mereka lagi rencanain sesuatu," batin Adira merasa takut.
1 detik
2 detik
3 detik
"Jadi, truth nya —" ucap Ressa sengaja mengantung ucapannya. "Jawab jujur, siapa orang yang lo suka sekarang?"
Deg
Tepat sekali. Sesuai dugaan Adira, pertanyaan mereka membuatnya pusing seribu bahasa.
"Enggak ada," jawab Adira singkat.
"Gue nggak yakin. Lo pasti ada suka sama seseorang." Nadya menatap tak percaya Adira.
"Tapi, benaran. Aku nggak bohong!" Balas Adira tak mau kalah.
"Kalau lo benaran nggak suka cowok. Berati lo lesbi, dong!" Sekarang giliran Ressa yang berucap.
Adira memijat kepala pusing. Dia bagaikan di intograsi sekarang. Nyatanya, Adira tak bohong soal — selama ini dia tidak punya perasaan apapun saat melihat cowok. Namun, bukan berati Adira lesbi.
"Bukan gitu — aku suka cowok, kok."
"Kalau benar, siapa namanya?" tanya Nadya ingin tau.
"Iya, kasih tau kita, dong!"
Adira semakin kebingungan. Apa dia harus berbohong? tapi ... harus ke siapa targetnya?
"Jangan-jangan, yang lo suka benaran Tama," tebak Ressa dengan senyuman.
Adira melotot mata tak terima. "Bukan dia!"
"Terus siapa?" Desak Nadya. "Ayoklah Ra, bentar lagi masuk, nih."
"Iya deh, iya. Tama orang nya!" Jawab Adira asal.
Nadya dan Ressa tampak melongo sebentar. Dengan wajah super bahagia, mereka memekik senang detik berikutnya.
"Yeay! Akhirnya, Adira jatuh cinta!" teriak Ressa membuat pandangan seisi kelas tertuju pada Adira.
Deg
'Dasar! Kenapa harus teriak sih, Res?!' umpat Adira dalam hati.
Adira merasa malu seketika. Baginya, semua yang terjadi hari ini benar-benar menjengkelkan.
♡♡♡
Adira menatap dirinya di depan cermin yang tersedia di WC. Pikirannya masih belum bisa melupakan kejadian tadi. Adira jadi menyesal menjawab kalau orang yang dia suka itu Tama.
Adira keluar dari toilet dengan perasaan dongkol. "Tama sialan! Anak baru sok keren!Lihat aja, aku nggak bakal suka sama lo!"
"Gue nggak salah denger 'kan?"
Adira terlonjat kaget, mendengar suara cowok dari arah belakang. Perlahan, kepalanya menoleh ke arah suara itu.
Deg
Bagaikan ada petir menyambarnya. Orang yang ada di hadapannya sekarang adalah Tama. Cowok yang baru saja dia sumpah serapahi.
"Lo barusan ngatain gue?" tanya Tama dengan tatapan tajam.
Mulut Adira langsung beraksi sejenak mengatup, sejenak lagi menganga lebar. Air liur nya seketika menjadi kering di dalam mulut. Bola matanya menggelinding berbagai arah.
"Mmmm ...."
"Anu ...."
"Itu ...."
Adira hanya bisa berucap kata itu berulang kali. Pikirannya menjadi sempit, tak menemukan solusi.
Tama mendekatkan wajah ke arah Adira. Hingga — jarak mereka menyisakan 10 cm. "Lo punya masalah apa sama gue?"
Deg
"Eng — gak," jawab Adira tergagap.
"Enggak apa? Gue denger jelas apa yang lo bilang." Tama masih tak merubah posisinya yang sangat dekat dengan Adira.
"Heh, lihat itu! Ada tahi lalat terbang!" tunjuk Adira ke belakang Tama.
Entah bodoh atau apa? Tama ikutan menoleh ke belakang. Adira yang mendapatkan kesempatan kabur, langsung berlari sekuat tenaga dari hadapannya.
"Lah, mana ada tahi lalat terbang." Tama berucap kesal di tempat. "Lihat saja, kalau ketemu nanti."
♡♡♡
Hosh ... hosh ....
Napas Adira terdengar terengah-engah saat sampai di kelas. Adira tak habis pikir, kenapa pertemuan pertama dirinya dengan Tama seperti ini?
Sungguh di luar dugaan. Biasanya di novel, kisah cinta bermula dari seorang gadis terburu-buru masuk sekolah, lalu — berakhir saling bertubrukan.
Tapi, ini berbeda. Bukan di luar dugaan lagi, tapi ini malah di luar angkasa.
Nadya dan Ressa saling kebingungan.
"Lo kenapa Ra?" tanya Ressa heran.
Adira tak langsung menjawab. "Gue habis olahraga tadi."
"Nggak yakin gue, olahraga sampai ngos-ngos an gitu. Lo lagi dikejar setan?" ucap Nadya tak percaya.
Adira menghela nafas sejenak. Barusan, udara di paru-parunya sudah normal kembali.
'Palingan kalian meledek aku nanti.' Berbeda dengan ucapan hatinya. "Iya, barusan aku ketemu setan. Di dekat WC lagi!"
Konon, dari isu sekolah. Katanya ada yang pernah bunuh diri di toilet. Tapi ... tidak ada yang tau itu benar atau salah beritanya.
"Buset. Jangan cerita lagi, nggak mau horor sekarang!" Ressa menutup telinganya, tak ingin Adira melanjutkan obrolan.
'Asal kalian tau, setan yang aku maksud itu Tama!'
KOMENTAR NEXT DI SINI! BIAR UPDATENYA CEPAT!
21 Mei 2023
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro