Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Rem

"Apa katamu? Mereka pergi lagi?"

"Ya, begitulah menurut surat yang ditemukan di kamar Grayfia."

"Coba sini lihat..."

Yth. siapa pun yang membaca tulisan ini,

Karena ada beberapa hal yang perlu saya ketahui kebenarannya, mulai saat ini (hari, tanggal, tahun), saya, Grayfia Lucifuge, bersama putra saya, Millicas Gremory, memohon izin dibebaskan dari tugas sehari-hari Klan Gremory untuk sementara hingga waktu yang belum ditentukan.

Tujuan kepergian kami: klan vampir Vladista. Mohon kami tidak usah dicari, sebab kemungkinan pelacakannya akan sangat kecil. Jika pun dapat ditemukan, saya bersama ini memperingatkan bahwa kami tidak hendak pulang hidup-hidup sebelum urusan di sini selesai.

Mohon kepergian kami ini janganlah diartikan sebagai tindakan pembelotan atau semacamnya. Saya sungguh tidak memiliki niat secuil pun untuk itu--

Saat pandangannya menjangkau kata 'Vladista', warna rona Venelana berubah. Hampir saja dia meremas surat itu.

"Lancang..."

Kemudian dia teruskan membaca:

"...dan teruntuk Nyonya Venelana Gremory, jika surat ini bisa meraih perhatian beliau: mohon bendunglah sungai itu sebelum menjadi tsunami.

Salam,
Grayfia."

Venelana kini menancapkan pandangan pada putranya, yang tadi mengulurkan surat itu.

"Zechs."

"Ya."

"Menurutmu apa maksud kalimat terakhir ini?"

"Mana aku tahu. Tembusannya saja untuk Ibu, berarti pasti Ibu yang lebih mengerti maknanya, bukan?"

"Baiklah... tapi bagaimana bisa kamu biarkan istrimu itu pergi ke wilayah asing sambil membawa cucuku yang notabene tidak ada sangkut-pautnya?"

Zechs mengernyit. "'Wilayah asing'? Bukankah dalam suratnya Grayfia jelas-jelas menyebut 'Vladista'? Bukankah Ibu sendiri yang bilang mereka pernah ke sana, meski tidak sengaja? Barangkali mereka hanya ingin mengunjunginya sekali lagi, atau hendak menemui seseorang?"

"Siapa?"

"Tidak tahu."

"Aku sulit membayangkan Millicas yang masih se-belia itu juga bisa punya urusan di sana."

"Dia pernah kehilangan Satome, bukan? Juga Pierre dan Davin."

"Mereka semua itu orang luar! Kenapa dia harus peduli pada mereka?!"

"Siapa tahu dia menganggap mereka temannya."

Sesaat Venelana tak tahu bagaimana hendak menanggapi.

"Selama ini Grayfia dan Millicas amat patuh pada aturan tata-krama yang demikian ketat yang Ibu terapkan sehari-hari--bukankah begitu? Apakah tidak boleh jika sekarang mereka bepergian ke tempat lain buat sekadar menyegarkan pikiran? Toh, kalau mau dilihat dari sisi yang agak ekstrem, ketidakhadiran temporer mereka tidak akan sampai memengaruhi kelangsungan klan kita."

"Tapi, sampai bepergian sejauh itu...?"

"Ibu, cobalah percaya, Vladista tidak akan sampai menawan mereka. Jika para vampir itu sungguh-sungguh berniat demikian, mereka sudah akan melakukannya pada kesempatan pertama dulu--dan selain biaya pemulihan Lilith, kita bakal masih harus menanggung biaya tebusan dua orang yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Padahal Vladista telah berbuat demikian murah-hati dengan melepaskan mereka kala itu; apa itu belum cukup jadi alasan buat memercayai mereka kali ini?"

"Kenapa aku jadi punya kesan kau membela kepentingan para vampir itu?"

"Kurasa justru Ibu-lah yang pola pikirnya masih terlalu terpaku pada masa di mana kaum supernatural masih saling berperang. Tapi sudahlah, cukup... tidak akan ada selesainya kalau berdebat sama Ibu." Zechs pun membiarkan topik itu menguap. "Aku masih harus mengawasi upaya penertiban salah satu bawahanku."

"Siapa itu, kalau boleh tahu?"

"Bael. Aku sudah mendengar kabar yang kurang menyenangkan tentang rencana mereka."

Kali ini, raut Venelana tidak menampakkan perasaannya--suatu keahlian yang telah demikian lama ia latih, sehingga saat ia menunjukkannya sekali lagi saat itu, tidak ada yang curiga sedikit pun.

"Jadi, dalam soal tadi kamu akan begitu saja menuruti anjuran si Grayfia untuk tidak mencoba mencarinya ke dalam wilayah Vladista."

"Ia cukup mampu menjaga diri, Bu--dan juga seorang lagi yang paling dekat dengannya. Percayalah."

***

Bendung sungai itu sebelum menjadi tsunami.

Perumpamaan yang cukup tepat untuk menggambarkan keadaan Venelana saat ini.

"Si Grayfia itu..."

Bagi Venelana, 'sungai' itu seolah menyimbolkan 'aliran' ambisi dirinya mengusik keutuhan wilayah Vladista. Namun, lantaran tak mampu atau tak berani melakukannya dengan kekuatan sendiri, ia meminjam tangan jin lain. Ibu Zechs itu juga telah menerima kabar rahasia bahwa pasukan Bael, yang secara lihai diibaratkan Grayfia sebagai tsunami, telah mulai bergerak. Entah berapa pasukan yang Bael kerahkan, pokoknya pergerakan mereka mustahil disamarkan terlalu lama.

Cepat atau lambat, sesama kaum supernatural akan berperang lagi.

Kini, Sir Zechs, raja kaum jin di wilayah barat Benua Vikr, mulai mencurigai 'simbiosis' itu.

Yang menjadikan Venelana kian jengkel sekaligus cemas adalah fakta baru bahwa menantu serta cucu kesayangannya kini berada dalam wilayah target. Kemungkinan nyawa mereka terancam pun meningkat drastis.

Bagaimana jika mereka berdua terjebak dalam kecamuk perang, atau tertawan musuh yang sebenarnya masih kerabat sendiri...?

Namun, segalanya sudah terlambat. Gerakan legiun Bael memasuki wilayah Vladista sudah mustahil dihambat, apalagi dihentikan, dan mulai saat ini Venelana secara pribadi harus turut menanggung segala akibat yang mungkin timbul.

Jika pasukan Bael diibaratkan rem, Venelana telah dengan sengaja menarik pengaman terakhirnya hingga menyebabkannya blong. Kini ia harus berusaha menikmati sisa 'perjalanan' berisiko tinggi itu hingga akhir.

Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro