Misi Trah
Usai berpisah dengan rombongan Mestra di Aon, sesuai 'janji', Ishtar menemani sepupunya menemukan familiar yang diinginkannya. Sekarang hal itu sudah tunai pula; Narva memiliki seorang jelmaan familiar kelas A yang berwujud asal griffin jantan, serta dinamainya Aran-dir.
Dengan begitu, anak itu bisa diharapkan tidak merepotkannya selama beberapa bulan ke depan selagi menu latihan buat Aran-dir dimatangkan dan diterapkan.
Lantaran sudah mendapatkan Valerin, dapat dikatakan Ishtar juga harusnya melakukan hal yang sama; tetapi setidaknya ada waktu lebih luang untuk menuntaskan urusan pribadinya--sesuatu yang telah cukup lama dikerjakannya bersama sepupunya yang lain, Elsar.
Selama beberapa minggu, kedua pangeran itu sibuk mencari-cari referensi sehubungan dengan para sejawat mereka dari turunan Tishrena: di mana mereka saat ini, siapa saja yang masih dapat dihubungi, dan sebagainya. Sejauh ini masih belum ada hasil nyata.
Namun, sebelum upaya ronde kedua ini beranjak jauh, kedua anak itu dipanggil menghadap Ilishtar untuk sebuah pembicaraan pribadi di ruangannya.
"Garis besar kegiatan kalian baru-baru ini sudah dilaporkan padaku," tutur Ilishtar, "jadi, kutanya, atas dasar apa kalian hendak tetap melanjutkannya?"
"Untuk menghubungkan kembali trah wangsa kita, Nek," sahut Elsar. "Sayang sekali jika sampai putus."
"'Sayang sekali', katamu? Kakakku sendiri yang mengambil keputusan adopsi itu, makanya dia diizinkan keluar dari klan. Bukankah sudah pernah kusampaikan hal ini?"
"Mohon maaf. Saya hanya ingin membantu Kak Ishtar."
"Ho, jadi Ishtar-lah penggagasnya." Wanita yang belum tampak tua itu berpaling ke arah cucunya yang satunya. "Apa dalihmu, hm?"
"Meski benar Tishrena-sama melakukan langkah tersebut, apa Nenek yakin semua turunan beliau akan berupa manusia? Tentunya bakal ada satu-dua yang berwujud vampir..."
"Itu bergantung anak dari ras apa yang diadopsinya sejak semula... jadi, kalian hendak mencari turunan anak vampir hasil adopsi itu?"
"Benar... saya kira."
"Dan jika ternyata anak yang ketika itu diadopsi kakakku berasal dari manusia?"
"Eh, itu..."
"Dengan begitu, kemungkinan besar tidak bakal ada vampir-nya; dan kalian hendak mengundangnya kembali, berarti mencampuradukkan silsilah klan ini! Sengaja mengundang turunan manusia, hasil adopsi lagi, untuk turut campur dalam alur pewarisan klan vampir sekuat kita ini..."
Kedua pangeran itu serentak merendahkan pandangan.
"Kami berdua mohon maaf sebesar-besarnya jika tindakan ini dianggap suatu kelancangan."
Ilishtar menyimak keadaan mereka sedikit lebih lama lagi, belum menyuruh pergi.
"Tapi, jika sudah bergerak sampai sejauh ini, kalian pasti punya dugaan lain. Coba katakan."
Si penggagas perlahan mengarahkan pandangan pada pengujinya lagi.
"Ya. Saya memperkirakan, untuk mempertahankan jati-diri beliau sebagai seorang vampir, Tishrena-sama akan mengadopsi dua anak..."
"Apa katamu? Dua? Kenapa repot-repot..."
"Ya, seorang dari manusia dan seorang lagi dari vampir. Jika memang benar demikian, kami hanya akan memusatkan pencarian pada turunan anaknya yang vampir saja."
"Hmm. Kemudian, mengundangnya ke wilayah kita lagi?"
"Langkah tersebut belum sampai kami pikirkan; tetapi bisa--"
"Cukup."
Ilishtar berdiri, lantas berjalan mengitari mereka.
"Belum lama ini aku menerima wejangan betapa penobatan seorang ketua manusia dapat berubah menjadi urusan yang pelik--jadi aku tidak ingin sembarangan mengizinkan kalian melanjutkan kegiatan semacam ini."
Ishtar menelan ludah.
"Mohon maaf... bilangnya tidak mengizinkan kami melanjutkan langkah ini, tetapi apakah Nenek juga sedang mempersoalkan Papa?"
Wanita itu tersentak.
Elsar tak berani lagi menyahut, memilih bersila saja di lantai.
"Apa-apaan, kamu ini...? Itu tidak semestinya jadi urusanmu!"
Ishtar tidak menjawab, cukup lama.
"Lebih baik tidak kita bicarakan soal itu lagi saat-saat ini, Ish."
Hening yang lebih singkat.
"Baik, saya mengerti... tetapi, lantas bagaimana dengan restu Nenek sehubungan dengan kelanjutan kegiatan kami tadi?"
"Hmm, begini. Seminggu lalu aku kembali menjumpai bibiku, Erissa-sama... kamu juga pernah, kan?"
"Ya!"
"Karena suatu sebab, beliau juga menyuruhku menghubungi kembali kakakku itu."
"Be... benarkah?!"
"Ya, jadi mungkin dalam hal ini kita bisa bekerjasama. Begini, pertama aku akan menghubungi dia lagi sambil menanyakan kira-kira dari ras apa anak yang dia adopsi pertama kali itu. Bergantung jawabannya, kamu bisa memutuskan hendak melanjutkan kegiatan kalian itu atau tidak. Nanti laporkan hasilnya padaku."
Kini Ishtar mengikuti langkah sepupunya, berlutut.
"Terima kasih banyak, Ilishtar-sama!!"
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro