Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sisa

"Jadi, apa yang sebaiknya kita lakukan sekarang?" gadis itu mengerling ke arah rekannya setelah puas memandangi pantulan wajahnya sendiri di bilah senjata yang baru saja diasahnya. "Setelah tiga hari meninggalkan kota itu..."

Rekannya itu, seorang pemuda yang berpakaian layaknya valet, kini sedang duduk di batu besar yang bagian atasnya cukup rata seraya mendongak, memandangi burung berkejaran. Si gadis memandangnya dengan perasaan sewot yang kian tinggi.

"Hei, Kouya-senpai! Aku serius! Kau benar-benar punya rencana nggak nih?!"

"Sabar dulu lah, An. Nikmati pemandangan alam ini. Aku lagi menentukan arah dengan matahari..." si pemuda memicingkan mata, lantas memayunginya dengan sebelah tangan, bergumam rendah, "Utara... ke sekitar sana ya..."

"Oh, syukurlah, kukira sifat pemimpi-mu kumat lagi."

"Itu... juga tidak sepenuhnya salah sih. He he he..."

"Kouya-senpai!"

Orang yang dipanggil itu berhenti memayungi matanya, menoleh.

"Iya, iya... kalau sama kamu, memang susah membedakan kapan aku lagi serius dan kapan lagi santai ya..."

Baru melakoni perjalanan ini selama tiga hari, Kouya Satome (yang dipanggil 'senpai' karena ialah yang lebih dulu bergabung dengan tim valet Vanya alias Erissa II, seorang putri dari Vladista), sudah dibuat merasa dilema terhadap rekan seperjalanannya, Andin Eumiria. Sementara Kouya sendiri dulu berposisi sebagai Pion, Andin dipercaya berposisi sebagai salah satu Ksatria. Trait utama kategori tersebut yakni kecepatan. Memang cukup berguna dalam situasi pertempuran tim...

Namun kini, secara praktis, itu berarti Kouya tak boleh sampai membuat rekannya terlalu kesal, atau bisa jadi Andin malah memilih kabur entah ke mana dalam medan yang sudah demikian luas ini. Kalau sampai begitu, impian Kouya untuk kembali mengumpulkan anggota tim valet majikan lamanya yang sempat terpencar akibat kekalahan telak dalam sebuah Rating Game, juga akan kandas.

Untuk saat ini, sekadar ancaman Andin untuk kabur saja cukup ampuh membuat seniornya itu mengalah dalam nyaris berbagai keadaan sebelum ini.

"Tapi nih ya, kalau mau dipikir secara jernih," sungut Kouya sambil melompat turun dari batu tempat duduknya tadi, "kau kan yang sudah lebih lama mengenal daerah sekitar kota ini, mestinya Andin dong yang menentukan arahnya. Lagipula kau punya trait kecepatan, jadi bisa memetakan lebih banyak area. Jangan bilang kau hanya mau memperalatku dengan menyuruhku berperan sebagai pemandu, An! Itu licik namanya. Wajar saja perjalanan kita jadi terasa lambat begini."

Gadis itu tertegun.

"Hi hi, benar juga ya. Kenapa tak terpikirkan olehku~"

"Karena memang kau nggak mau serius memikirkannya! Dasar~"

"Wah, aku jadi dimarahin senpai nih, ha ha... Yah, baiklah, karena tadi kau sudah ambil tugas jaga selagi kuasah senjataku, sekarang gantian deh; dan jangan khawatir, kali ini kamu nggak perlu bergerak selangkah pun. Dadah~"

Lantas ia meninggalkan si pemuda bersama jejak debu langkahnya dalam sekejap.

Dasar Putri Kuda... Kenapa nggak dari tadi sih begininya...

***

Andin bergerak dalam kecepatan itu beberapa lama, namun lambat laun berhenti. Ia merasa ada yang janggal.

Seingatnya pertandingan terakhir melawan Gremory itu tidak hanya berakibat pada 'digadaikannya' Kouya, namun juga sejumlah hal lain yang tidak kalah penting. Di antaranya, bahwa jumlah anggota Vanya telah berkurang hingga separuhnya.

Artinya, sekarang anggota tim itu cuma ada empat.

Sekarang ini telah ada Andin sendiri, Kouya Satome, serta tentu saja majikan mereka, Vanya, jauh dalam wilayah Vladista. Artinya, ia hanya harus menemukan seorang lagi dari tim itu...

Siapakah gerangan, yang seorang itu? batinnya, dan bagaimana kira-kira kesudahan anggota lainnya?

Apa mereka semua sungguh-sungguh sudah mati, atau--seperti dirinya--sekadar menyembunyikan identitas?

"Untuk saat ini, kami hanyalah sisa..." gumamnya getir.

Kesadaran ini membuatnya terduduk.

"Jika benar begitu... masihkah kami bisa berharap dapat menandingi Gremory? Toh Putri masih akan harus mencari anggota lagi, dan melatihnya hingga mencapai level keselarasan tim kami yang dulu, dan entah akan memerlukan waktu berapa lama..."

TAK...

"...eh?"

TAK... TAK...

A-ada yang tinggal di sekitar sini...?

Lantaran khawatir mengejutkan si 'penghuni', sang Putri Kuda mengendap-endap mendekati sumber suara sambil memastikan tidak ada ranting yang salah injak, yang dapat membongkar upayanya. Suara itu kini kian jelas.

TAK... TRAK...

Jedanya teratur, berarti bukan ditimbulkan oleh orang yang sengaja cari masalah. Bukan pula berasal dari prajurit yang bertugas menjelajah untuk mencari kayu untuk dibawa ke kamp pasukan lapangan. Kalau benar, pasti ketukannya setidaknya lebih dari satu kali.

Mungkin hanya pencari kayu biasa?

TRAK!

"Huhh!"

Hmm, daerah ini rupanya memang berpenghuni...

"Anu, permisi..." ujar gadis itu agak keras. Suara ayunan kapak di depannya terhenti sejenak. Seorang pria kekar, satu-satunya makhluk hidup lain yang ada di sana, menoleh.

"Ada apa, Nona...?"

Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro