Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sarang Singa

"Hmm, jadi Anda rupanya, sang utusan itu."

Sultan Selim I, penguasa Osmania saat ini, memandang sosok di depannya dengan penuh minat.

"Tidak kusangka, orang seperti Anda ternyata diizinkan menjadi utusan dalam masalah sepeka ini--maksudku, dalam adat kami, wanita biasanya tidak disertakan secara terlalu intensif dalam politik."

Untuk pembicaraan ini, Selim menghendaki agar diadakan di ruang pribadinya, hanya disaksikan wazir-nya, yakni jabatan setara perdana menteri, serta dua asistennya. Seorang lagi bertugas mencatat hasil kesepakatan mereka.

Dari pihak Vladista, selain Vanya sebagai kepala delegasi sekaligus perwakilan Keluarga Bristan serta pamannya Azkar dari Keluarga Vlossite (yang bertugas menangani masalah hubungan internasional), juga ada dua saksi lagi.

Sebagai tanggapan atas kalimat pembuka tadi, Vanya merendahkan pandangan sekilas.

"Adat tiap klan dapat saja berbeda, Baginda Sultan."

Selim mengangguk. "Memang demikian. Apalagi, Anda adalah utusan klan supernatural terkuat, Vladista."

Vanya mengedip. "Siapa pun yang mengatakan hal tersebut pada Anda, tentu melebih-lebihkan. Klan kami sama seperti yang lainnya, supernatural atau bukan."

"Tidak, aku sudah memastikannya."

"Dengan cara seperti apa?"

"Sebenarnya sebelum kedatangan kalian, aku sudah menerima kunjungan utusan klan lain--dari klan lycan, katanya. Pemimpin delegasinya seorang remaja bernama Irdim. Saat kutanya, apakah Kanin itu klan supernatural terkuat? dia menjawab tidak. Vladista-lah yang terkuat. Itulah mengapa aku berhadapan dengan kalian saat ini."

"Oh, begitu. Saya tadinya mengira Paduka hendak membina kemitraan dengan kami tanpa syarat apa pun. Kalau begitu, boleh saya tahu pertimbangan lain apa--di luar yang diajukan utusan klan yang hubungannya dengan kami tidak terlalu baik belakangan ini--yang menjadikan klan kami sebagai pihak yang pantas menerima tawaran Paduka Sultan?"

Selim bangkit berdiri, diikuti tamunya. Tiap gerakan mempunyai makna, apalagi dalam negosiasi formal seperti ini; dan Vanya enggan menimbulkan kesan bahwa klannya dapat semudah itu didikte, apalagi sebagai wanita.

Mereka calon mitra yang sejajar, dan harus tetap seperti itu.

"Anda katakan, hubungan antara kalian dengan klan Kanin sedang kurang baik?"

"Dalam kaum supernatural pun, seperti halnya manusia, masih mungkin terdapat perbedaan pendapat."

"Apa kaum kalian pernah berperang sebelumnya?"

"Sama seperti kalian."

"Jika seperti itu keadaannya," lanjut Selim, "masih pantaskah kupercayai rekomendasi Kanin bahwa Vladista-lah yang terkuat? Jangan-jangan lantaran hubungan mereka dengan kalian kurang baik, utusan Kanin itu lantas hendak memberiku informasi yang kurang akurat..."

"Hendaknya jangan diterima mentah-mentah. Kami pun memiliki saat-saat lemah serta pihak-pihak lain yang berpotensi menjadi ancaman. Jika Baginda Sultan sungguh-sungguh berkeinginan bermitra dengan kami, saya rasa Paduka telah mempertimbangkan hal tersebut secara matang. Jika tidak, kedua klan kita dapat saja tetap berhubungan sebagai pihak-pihak yang berdaulat, dengan sejarahnya masing-masing."

Selim kembali duduk, diikuti tamunya.

"Kesultanan ini juga memiliki kedua hal itu."

"Baik. Jika Anda sudah paham soal itu, biar saya jelaskan lagi maksud pertanyaan saya sebelumnya. Selain Vladista, klan vampir lain ada banyak. Menurut Anda apakah yang demikian berbeda dari klan kami, hingga hendak menjadikannya mitra."

Selim menggerakkan bahu. "Lambang panji kalian amat mirip dengan milik kami. Oh, asal tahu saja, aku bukan orang yang terlalu gampang terjebak dalam takhayul; tetapi aku telah dibiasakan tidak meremehkan arti sebuah lambang. Nyatanya, dengan panji kami yang sekarang, rakyat di banyak negara manusia yang sebelumnya berada dalam perselisihan dan perang yang seakan tidak ada habisnya, telah hidup sebagai saudara. Vladista saat ini memiliki semangat yang sama, dinamisme yang sama, aura wibawa yang sama. Karena itu, kalian kuanggap layak bermitra dengan kami."

Perbincangan selanjutnya berlangsung tak sampai satu jam--hanya berisi detail seperti berapa lama kemitraan tersebut diharapkan, serta manfaat nyata apa saja yang dapat diraih kedua pihak--sebelum wacana kemitraan yang lama diantisipasi itu disetujui secara lisan, dituliskan dua kali untuk disimpan masing-masing pihak, lantas kedua drafnya secara resmi ditandatangani.

Kabar suksesnya kemitraan tersebut segera tersebar, pertama ke seluruh penduduk Istantia, hingga seluruh wilayah Osmania serta negeri-negeri yang berbatasan dengannya, serta pada gilirannya ke seluruh wilayah Vladista dan supernatural. Di banyak tempat, hal itu membuat orang heran; bagaimana ternyata supernatural tidak mustahil bersekutu dengan manusia setelah sekian abad peperangan.

Di Osmania, orang-orangnya juga memiliki tanggapan campur- aduk terhadap keberhasilan itu. Bagaimana mungkin Sultan Selim I yang biasanya amat garang tidak hanya terhadap musuh namun juga orang-orang terdekatnya itu, kini dengan relatif mudah menyimpulkan pakta dengan pihak yang amat jarang mereka dengar sebelumnya? Apa pentingnya?

Yang jelas, mereka sama-sama percaya bahwa kemitraan ini akan berdampak penting bagi sejarah Vikr--serta bahwa kemitraan itu suatu hari akan diuji dengan cara yang tidak biasa.

Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro