Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kontak Lama

Selain terhadap putrinya sendiri, Venelana masih mempunyai satu lagi kartu truf--kartu yang, dalam keadaan biasa, takkan ditariknya sembarangan tanpa menelan harga diri.

Tetapi saat ini, keadaannya lebih dari biasa; maka ia juga merasa saatnya sudah tepat mengeluarkan kartu itu, berupa suatu komunikasi dengan keluarga asalnya, Bael. Keponakannya, yaitu sepupu Rias--si Sairaorg--berasal dari situ, juga ibu si pemuda, Misra.

Mengingat kembali nama lengkap Misra membuat Venelana tersenyum sekilas, seringkali ketika ia sedang seorang diri. Iba sekaligus menghina.

Jika hendak dieja secara kasar, 'Misra Bael' hampir dapat diucapkan sebagai 'miserable', atau 'kemalangan'.

Ibu Sairaorg itu saat ini memang sedang mengalami koma, entah kapan siuman, karena suatu sebab yang juga belum diketahui.

Itulah salah satu sebab mengapa sebagian besar anggota Klan Bael terang-terangan meremehkan Sairaorg, selain karena ia terlahir tanpa memiliki kekuatan mana seperti halnya keponakannya, Millicas.

Itu sebab, si keponakan rutin melatih diri hingga mencapai taraf di mana ia dianggap sebagai ancaman potensial terhadap posisi ketua klan tersebut; satu alasan lagi untuk membencinya.

Secara logis, klan tersebut (selain Sairaorg dan orang-orang terdekatnya) jadinya juga memiliki hubungan yang dapat dikatakan kurang baik dengan Gremory, lantaran mereka menganggap tidak sepantasnya Venelana menikah dengan Zeoticus. Menurut mereka, pernikahan antar anggota klan se-'elit' Bael (yang konon menganggap diri sebagai klan jin paling terkemuka), haruslah dilakukan secara internal saja agar kemampuannya tidak 'tercemar'.

Tetapi kini, Venelana hendak meminta suami Misra, kepala Klan Bael yang sikapnya seringkali amat meremehkan Gremory (apalagi terhadap dirinya), untuk membantu memuluskan rencananya terhadap Vladista. Harus begitu, lantaran keterangan yang ia sampaikan pada Rias tadi mengenai sikap Zeoticus tidaklah sepenuhnya benar. Secara umum, suami, putra, bahkan menantunya sendiri tampaknya belum sepenuhnya sependapat soal perang.

Menurut perhitungan si pentolan Gremory, klan dengan gengsi setinggi Bael tidak akan diam saja jika mereka menganggap kehormatan klan jin secara umum 'direndahkan' oleh klan besar dari kaum supernatural lain. Tinggal pintar-pintarnya meramu kata.

Tetapi, membayangkan dirinya sendiri dilecehkan selagi meminta bantuan semacam itu di depan para petinggi Bael sempat membuat Venelana jengah.

"Apa boleh buat," ia mengambil keputusan pribadi setelah putrinya berlalu membawa kegalauan, "demi runtuhnya Vladista!"

***

"Wah-wah. Rupanya kamu masih berani muncul di sekitar wilayah ini... Kak Venelana."

Tamunya mengernyit, sadar akan olokan tersirat itu. Untung saja si 'Tuan Bael' (adik tirinya ini bersikeras minta dipanggil begitu) berkenan agar pertemuan itu diadakan di ruang kerja pribadinya.

"Kamu yang sudah tercemar garisnya lantaran menikahi seorang adipati dari klan luar, yang tidak ada bedanya dengan istri keduaku Misra maupun si Sairaorg, si pangeran tanpa mana, rupanya masih berani menghadapku. Ya, ya, aku cukup terkesan. Jadi, aku bisa bantu apa?"

Wanita yang kata-katanya merupakan titah dalam keluarga Gremory itu, yang bahkan mampu membuat Rias bungkam saat anak itu hendak protes soal acara tunangannya yang batal dengan seorang jin anggota Klan Phenex, sampai harus mengatur nafas sejenak menghadapi kelancangan ini.

"Lidah tajammu belum banyak berubah sejak terakhir kukunjungi, Bael."

"Hah! Oh, ya? Kapan itu? Aku kan tak datang saat kau menikahi Kak Zeoticus. Meliriknya saja aku tak sudi."

"Dia suamiku sekarang, juga leluhur dari turunanku. Kakek dari Millicas. Camkan itu."

Raut Bael sedikit melunak.

"Nah, itu baru bocah dengan potensi luar biasa; sayangnya, neneknya salah langkah. Tapi sudahlah, kau pasti tidak datang sejauh ini hanya untuk ngobrol soal cucumu. Katakan urusanmu cepat, karena urusanku sendiri juga banyak."

Kali ini lidah Venelana tak bergerak selancar saat dia memberitahu Rias soal Vladista.

"Aku ingin kau menyerang klan lain." Pasti, pasti dia akan segera mengolokku lagi. Tapi jika bukan dia...

Bael terbahak.

"Benar! Benar sekali! Aku sampai hampir lupa, pasukan yang dimiliki suamimu hanya sepertiga jumlah yang dipunyai klanku, ha ha ha... makanya, meskipun kami memusuhi keponakanmu, kau tak berani bertindak dengan menampungnya di Lilith, misalnya..."

Sairaorg jauh lebih pantas darimu, asal kau tahu...

"Baiklah!" ujar Bael setelah badai tawanya reda, sambil memukul bagian pegangan tangan kursi, "dari 66 legiun yang kupunyai, kau perlu berapa? Katakan!"

"Barangkali sepertiga saja cukup."

"Heh! Apa kau mau menghinaku? Sepertiga? Jumlah yang sama dengan yang dimiliki klanmu sendiri?! Kalau kau bisa melakukannya sendiri, untuk apa datang kemari?"

"Suamiku tak mau menggerakkannya," tutur Venelana lirih, nyaris memohon. Ia sudah benar-benar muak, namun memutuskan bertahan hingga memperoleh kepastian pengerahan legiun tersebut. Kalau bisa, sekalian diberitahu berapa jumlahnya.

"Hoo, ini menarik! Sudah cukup lama aku tak pergi perang lagi. Kamu toh memiliki si Raja Jin Sir Zechs, formalitas yang kuperlukan juga... Sasarannya?"

"Klan vampir Vladista."

"Ha ha ha ha ha! Klan vampir dengan pengaruh terluas, untuk pasukan terkuat dari bangsa jin! Boleh juga pilihanmu, Kak! Lalu, jika ini berhasil, kamu minta apa?"

"Kau akan kukirimi undangan pernikahan Rias di Istana Vladista."

Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro