Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

X Day

Apakah mereka masih cukup berarti buat Kakak?

Semoga hari ini aku bisa mengetahui apakah benar demikian halnya dengan Kouya-senpai, yang kemarin agaknya sempat kukecewakan.

Ia berposisi sebagai salah satu Pion dalam tim kami. Dari delapan bidak dalam kategori itu, Putri memberikan separuh jumlah itu untuk 'membangkitkannya'. Demikian tingginya beliau menilainya...

Harapan itu terbukti tidak salah tempat. Berbagai tantangan, dari pemberantasan aneka sindikat penyelundup familiar di beragam tempat hingga sebelum pertandingan melawan Gremory, telah kami lampaui bersama.

Apakah mereka masih cukup berarti...

Kala bidak berharga setinggi itu, ditukar segampang itu setelah pengabdian selama itu...

Apa mereka...

Mereka!

Benar. Tim valet Putri Vanya tidaklah terdiri dari Kouya-senpai saja. Termasuk aku, masih ada lima orang lagi. Apa pun kesalahan masa lalunya, jika kami masih berani berharap akan kembali mampu menandingi tim Rias Gremory, seluruh anggota tim Vanya pertama-tama harus dikumpulkan lagi--sedikit demi sedikit.

Hari ini, sambil harap-harap cemas dalam perjalanan kembali ke lorong yang tiba-tiba seperti punya makna historis itu dengan segala kegesitan yang menjadi salah satu trait bidak yang kupunyai, semoga aku bisa mengetahui respons final dari Kouya-senpai--rekan setim pertama yang kutemui lagi setelah sekian lama.

Aroma ini... tak salah lagi...

Aku sudah sampai.

"Kouya-senpai."

Suaraku hanya membentur dinding lorong, tanpa sahutan. Barangkali ia belum datang.

Salahku juga sih, kemarin begitu saja pergi setelah sempat memberitahu nama klan yang kuabdi, tanpa memberitahu kapan dan di mana rekanku itu bisa datang lagi.

Tunggu dulu...

Kalau diingat lagi... aku memang memberitahunya kalau akan datang ke sini sih; tapi, agaknya lupa memberitahu waktu persisnya: jam berapa, lewat berapa menit, dan hal semacam itu. Hanya 'besok'.

Aah, cerobohnya~

Tapi... itu tidak mesti berarti dia nggak akan datang, kan...?

Lima, sepuluh menit berlalu dalam penantian. Belum ada yang terasa tidak wajar.

Memasuki menit ke-30, lantaran juga sudah punya acara sendiri yang tak kalah pentingnya dan jelas tidak ingin terlambat mendatanginya, kutinggalkan tempat itu.

Apa maksudnya...? Dia malah menolak datang pada momen sepenting ini, meski dalam agendaku sifatnya sekunder? Apa itu berarti dia juga menolak tawarannya, atau sedang berada di tempat lain; atau jangan-jangan dia benar-benar hanya sedang berulah yang ceroboh lagi, seperti telat bangun? Atau...

Ah, gara-gara terlalu memikirkan Kouya aku sampai hampir lupa melapor pada Nyonya Santika kalau aku siap ditugaskan kapan saja mulai sekarang dalam shift pagi ini.

"An, bukankah kamu ini biasanya tepat waktu? Hari ini kenapa terlambat sepuluh menit?" tegur beliau. "Gelagatmu juga seperti habis bepergian jauh... Kamu tadi langsung ke sini, bukan?"

"Mohon maaf. Tadi ada keperluan yang tidak bisa saya tunda."

"Kita bicarakan ini nanti lagi. Daftar nama peserta sudah siap. Ambillah dan hafalkan nama-namanya. Kuharap keterlambatan tunggal ini tak akan sampai mempengaruhi penampilan kamu hari ini."

Terima kasih atas pengertiannya, Nyonya. Seperti biasa.

Aku beranjak ke ruang belakang, tanpa ribut mengambil gulungan perkamen yang memuat daftar nama itu. Kertas sudah dikenal dan digunakan di klan ini sih; tapi untuk keperluan seperti ini, katanya lebih baik pakai perkamen. Lebih terasa nuansa kekunoannya--dan Nyonya Santika, di antara sekian hal lain, amat berminat bahkan cenderung kritis dengan sentuhan-sentuhan kecil seperti itu.

Untungnya aku tidak sampai harus pakai kebaya juga. Model seragamku lebih kekinian, setidaknya. Masih bisa dipakai selama mengejar rekan valet yang keras-kepala, kalau memang diperlukan.

Dengan hati-hati, karena perkamen biasanya perlu perlakuan lebih halus dari kertas, kumasukkan lembar tadi ke map manila transparan kecil, lantas sambil mengapitnya berjalan menuju alun-alun. Rekanku untuk shift kedua nanti (dari lewat tengah hari sampai senja, kalau saat itu memang masih akan ada pertandingan), si Vena, mungkin masih molor. He he he, biarin deh.

Hmm... daftar peserta turnamen dalam perkamen ini akan aku periksa nanti saja lah, sambil menikmati keteduhan tempat dudukku. Sudah mustahil diubah-ubah lagi kan.

Makin dekat alun-alun, makin terasa keramaiannya--barangkali para penonton benar-benar tidak sabar menanti pertandingannya, atau hanya senang dengan kemunculanku dengan seragam begini. Yang kedua sih, bukan urusanku.

Menilik ramainya sekitar lapangan rumput itu, sempat kukira sudah waktunya para penonton kembali merasakan lantangnya suaraku--tetapi Nyonya Santika belum datang, sementara hanya dengan isyarat dari beliaulah pertandingan ini bisa kumulai.

He he he. Aku bahkan tidak perlu mikrofon untuk menyapa orang sebanyak ini. Percaya atau tidak, itu pencapaian spesial buatku.

...!!!

Ke-ke-kenapa dia ada di sini?!

I-itu... sosok yang kulihat sedang melintas dari satu jalan setapak ke yang lain di antara penonton itu kan...

Tidak salah lagi!

Tak kusangka dia akan seberani itu!

Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro