Petuah
"Apa kau yakin langkah seperti itu bijak?"
Setelah mondar-mandir beberapa kali, kini pria itu menghentikan langkah dan beradu pandang dengan istrinya.
"Kamu ini istriku, ketua klan, mestinya paling memahami situasi klan saat ini setelahku. Padahal kau sudah lihat sendiri keadaan ibu kotanya, wisma keluarga kita apalagi; kenapa masih berani mengajukan permohonan agar kita berperang melawan Vladista? Berapa lama kita harus membereskan semua reruntuhan ini dulu?!
"Ingat juga, klan vampir itu pernah punya kuasa langsung menyandera dua orang kerabat kita dan berpotensi mengakhiri 'perang' yang kamu idam-idamkan itu jauh sebelum dimulai. Bahwa mereka tidak sampai menggunakan peluang itu, kurasa kita harus amat mensyukurinya dengan tidak mencoba memusuhi mereka. Bukan sebaliknya!"
Si wanita, Venelana Gremory, tidak langsung menjawab.
"Kukira perang ini tidak akan sesukar yang kamu khawatirkan, Zeoticus."
"Kamu mengajukan usulan itu pertama kali sebelum terjadinya serangan dua monster itu, bukan?"
"Benar, lantas kenapa kau tidak segera menurutinya ketika itu? Satu wilayah penting dalam Vladista telah bersedia melanjutkan aksi makar mereka; perhatian legiun mereka juga sedang terpecah. Mereka juga tidak punya tim valet yang dapat diandalkan setelah Rias mengalahkannya dalam Rating Game yang lalu, lantas membuatnya terpencar; si Millicas dan ibunya juga belum sampai disandera. Ah, peluang yang demikian bagus dan kau tidak menindaklanjutinya!"
"Sekarang keadaannya sudah berbeda."
"Memang berbeda." Seanggun mungkin, menilik kekesalannya, Venelana duduk di sofa yang bagian sandarannya belum sepenuhnya selesai ditambal. "Sekarang legiun Vladista hanya perlu berfokus pada wilayah Lyria yang diam-diam kita sokong itu, jadi jika tidak segera dibantu dengan sesuatu yang lebih konkret--pengiriman legiun reguler kita sendiri, misalnya--peluang ini pun akan lepas begitu saja."
"Hei, kau ini sedang memintaku bertanggung-jawab atas pelanggaran kedaulatan klan lain lho. Enteng sekali kau menyinggungnya..."
"Barangkali kau bisa meminta bantuan Klan Phenex atau Sitri, atau bahkan klan asalku, Bael, yang tersohor kekuatannya itu? Lagipula, kesemua wilayah mereka tidak seberapa terdampak serangan monster itu. Argumennya, jika hendak memerangi klan vampir sekuat Vladista itu, kalangan jin juga harus bersatu."
"Dan kau pikir Vladista tidak punya sekutu yang juga akan bisa dimintai bantuan?"
Kali ini, Venelana memilih diam, menunggu hingga suaminya telah duduk pula berhadapan dengannya.
"Jika saat itu kuturuti permintaanmu, mungkin saat ini tidak ada lagi yang namanya Gremory. Millicas dan ibunya barangkali bakal jadi tawanan seumur hidup..."
"Zeoticus!"
"Pikirkanlah baik-baik, Vene, dan gunakan nalarmu. Anggap saja saranmu kuturuti; kugerakkan legiun kita ke wilayah asing, menghadapi legiun Vladista yang katanya sedang terpecah perhatiannya itu. Setelahnya, kita sama-sekali tidak tahu akan seperti apa dinamikanya. Bisa saja semua wilayah yang tadinya memberontak melawan pemerintah pusat Vladista, justru berubah haluan lantaran sudah sadar ada intervensi asing, yaitu Gremory kita ini. Kalau sampai begitu, berarti pasukan kita terjebak di wilayah asing, tanpa kemungkinan menambah kekuatan. Kemudian terjadi serangan mendadak monster Bandersnatch dan Jabberwock ini; mau pakai apa kita menghadapinya, sementara tim valet Rias juga sedang tidak ada di sini maupun bisa segera dihubungi..."
Ya; kemudian, akibat serangan itu Millicas dan ibunya tanpa sengaja mengungsi ke wilayah Vladista, dan di sana siapa tahu mereka akan ditawan sampai waktu yang tidak ditentukan atau malah dieksekusi, batin Venelana geram. Memang pahit, tapi analisamu cukup tepat, Zeo...
Dan itu bukan yang aku inginkan.
"Jadi, lupakan saja ambisi liarmu itu," ujaran Zeoticus bernada final. "Aku tidak akan menyerang Vladista atau klan lain dalam sisa masa pemerintahanku. Belum cukupkah Perang Tiga Faksi itu sebagai bahan refleksi bagimu?"
Sejak perang itulah kaum kami terpaksa lebih banyak mengandalkan valet. Jika hendak dibandingkan dengan kaum vampir yang hanya menyertakan sistem valetry setelah internal mereka sendiri menjadi sekuat itu...
"Vene!" panggil suaminya, "kau dengar aku tidak?"
"Baiklah, saya paham, Tuan Gremory."
Sekurangnya aku harus melakukan langkah lain dulu...
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro