Makna Ganda
Rombongan itu berjumlah empat orang: tiga bocah lelaki (salah satunya berpakaian cukup menarik) serta seorang wanita berpakaian maid; dan barusan sudah kukatakan, mereka dari Gremory. Hal itu juga disampaikan secara blak-blakan oleh si wanita ketika memperkenalkan diri.
Katanya pula, mereka tak sengaja tersasar kemari. Tujuan awalnya hanya mencari tempat pelarian yang aman, lantaran dalam Gremory sedang terjadi kerusuhan. Si wanita dapat saja tetap tinggal dan turut membantu meredakan kerusuhan itu, tapi ia juga merasa perlu mengamankan anak-anak yang bersamanya. Itulah yang akhirnya membawa mereka semua kemari--ke dalam kewenanganku.
Tidak hanya itu. Setelah satu sesi perbincangan lagi dengan mereka, aku mendapat kesan bahwa dua di antara tiga bocah lelaki itu adalah siluman dari Aon, yang lama dicari kaum kami.
Wow! Kapan lagi kesempatan seperti ini muncul? Ketika upaya pencarian terhadap mereka susah-payah dilakukan, justru kedua bocah siluman itu menghadirkan diri.
Aku harus mencoba menahannya, sebab jika tidak, bisa jadi mereka akan kembali ke Gremory.
Tetapi... bagaimana membuatnya tidak terlalu mencolok?
Tentu aku juga tahu hubungan Vladista dengan Gremory tidaklah terlalu baik--suamiku sudah beberapa kali mengemukakan bahwa ia tidak sepenuhnya percaya dengan klan jin itu meski sejauh ini mereka tidak sampai berlaku agresif. Belum.
Sekarang, rupanya ada tamu-tamu istimewa dari sana...
Untuk peristiwa sepenting ini, jangan sampai salah langkah.
Tawaran agar mereka menginap dulu dua-tiga hari "sambil menunggu kerusuhan mereda" rupanya tidak ditolak; sepertinya mereka juga masih penasaran ingin merasakan secicip pengalaman di wilayah Vladista. Bahkan kedua bocah siluman itu setuju, meski tidak se-antusias rekan-rekannya yang asli dari Gremory.
Malam yang sama, kukirim sepucuk surat ke ibu kota.
***
"Apa kata Kakak? Gremory itu... selama ini ternyata mendanai aksi di Lyria?!"
"Perkamen yang kamu pegang itu buktinya."
"Tapi... tapi... kabar itu... sumbernya bisa dipercaya?"
"Cukup, untuk soal ini. Aku tahu kamu sedang punya kepentingan dalam klan itu--tak perlu kusebut jenisnya--maka barangkali sekarang kamu ingin mempertimbangkan ulang keputusan mempertahankan kontak itu."
Kami berpandangan beberapa lama, sebelum aku mengalah. Apa boleh buat, kalau keadaannya sudah seperti ini...
Memang sih dengan begini risiko pemberontakan kaum familiar di Aon jadi kian besar... tapi, 'kontak' yang dimaksud kakakku juga bukan aset sembarangan. Bersamanya, masih ada harapan memenangkan Rating Game berikut.
"Akan kusuruh dia pulang."
"Baik," Kak Kron mencondongkan tubuh, "dan begitu kontakmu itu bisa dipastikan sudah keluar dari sana, Lyria itu akan kuberi pelajaran sepantasnya. Sudah terlalu lama klan kita terpecah--jauh lebih lama daripada yang kukehendaki."
"Lantas, bagaimana dengan Gremory?"
"Kuanggap kamu lebih paham soal itu lantaran sudah pernah bersinggungan dengan mereka. Lagipula, tidak sepertimu, aku nggak punya satu pun valet yang bisa dikerahkan. Kalau aku punya, masalah ini sudah tuntas dari dulu!"
***
"Coba ulangi sekali lagi..."
Sosok berserban putih besar dengan bulu panjang di bagian depannya itu mengetuk-ngetukkan jemarinya ke pegangan tangan singgasana. Pandangannya menyiratkan kesan sulit diajak kompromi. Satu-satunya penasihatnya yang dipanggil untuk ikut menjadi saksi pernyataan delegasi asing ini, kini berdiri saja di samping singgasana, menunggu dengan tegang. Takut memicu amarah majikannya jika sembarangan menyela.
Menghadapi pandangan tak-kenal-kompromi itu, si pemimpin belia delegasi supernatural ini--Irdim--lambat-laun jadi resah juga.
"Kubilang, ulangi!"
Sentakan itu membuat Irdim berdiri lebih tegak. Setelah diam-diam menelan ludah untuk kesekian kali, ia mengulang pernyataannya.
"Saya, Irdim, telah dipercayai memimpin delegasi supernatural ini. Seluruh anggota delegasi kami adalah kaum werewolf dari klan Kanin, namun delegasi ini dimaksudkan untuk mewakili kepentingan supernatural."
Sosok di singgasana itu manggut-manggut, tampak terhibur. "Bagus. Teruskan..."
"Dengan pertimbangan semacam itu, ditambah kesan-kesan yang telah kami dapatkan dari pemerintah Osmania ini--yaitu Anda, Paduka Sultan--kami berkesimpulan bahwa negeri ini layak mendapatkan penghormatan serta janji persahabatan kaum kami; dan sekali lagi, saya mengajukan tawaran ini atas nama seluruh supernatural."
Sang sultan, Selim, perlahan mengelus-elus dagunya sendiri. "Apakah yang kamu sebut 'klan'mu itu merupakan yang terkuat dari antara kaum yang... namanya susah dibaca itu?"
"Kaum supernatural, maksud Paduka? Sayangnya, tidak..."
"Tidak?!" seruan Selim mengguntur. "Anak muda, apa kamu sadar dengan pihak mana kamu sedang mengajukan tawaran ini?"
Irdim lagi-lagi menelan ludah. "Jika Paduka berkenan menjelaskan..."
"Dengan kesultanan yang telah menguasai tiga benua! Dan kau sungguh-sungguh berharap aku sudi menerima tawaran dari klan sampingan?! Tidak. Aku ingin bernegosiasi dengan pihak yang terbaik dari antara kalian!"
"Tetapi, Paduka, perwakilan pihak yang Anda kehendaki tersebut sedang tidak berada di antara kami..."
"Siapa peduli! Akan kutunggu kehadirannya. Sementara itu, lakukan sesuka kalian dalam wilayahku, dan bersikaplah wajar. Apa nama klan terkuat dari kalian itu?"
"Mereka adalah kaum vampir, dan saat ini sebagian besar darinya berada dalam pengaruh Klan Vladista."
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro