Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Pengunjung

"Apakah saya membuat Nona menunggu terlalu lama?"

"Sebaliknya, kau tepat waktu. Seharusnya aku yang minta maaf karena meminta kamu datang sejauh ini, selarut ini. Duduklah."

"Saya lebih suka begini saja..."

"Jangan gitu. Aku mengundangmu karena mau bicara soal penting. Duduklah."

"Yah... kalau Nona meminta demikian, baiklah. Lalu, apakah yang dapat saya bantu?"

"Begini. Klanmu kan sudah lama melayani Vladista?"

"Benar demikian."

"Jadi kamu ini... semacam telik-sandi, gitu?"

Nezka mengangguk. "Telik-sandi tidak mengenal usia, Nona, meski saya juga bisa melakukan hal-hal selain itu. Saya dilatih dalam banyak hal."

"Gimana pendapatmu mengenai keadaan luar klan ini?"

"Saya tidak dapat memungkiri bahwa wilayah klan ini masih menjadi yang terluas di antara kaum supernatural Vikr ini."

"Aku juga tahu itu. Maksudku, bagaimana dengan keadaan di luar supernatural? Gimana keadaan para manusia itu, terutama?"

"Para manusia daerah sini, semenjak kekuatannya dihancurkan oleh pasukan Tuan Areena dalam Pertempuran Padang Elvirium, keberadaannya menjadi terpencar. Untuk manusia di wilayah kita, mereka diizinkan tinggal di Distrik Bintang Tujuh. Sejauh ini tak tampak tanda pemberontakan dari penghuninya. Hanya saja..."

Hmm, laporannya memang cukup rinci untuk tahap awal. Dia bahkan masih bisa ingat momen tiga generasi lalu itu... atau jangan-jangan ini cuma sesuatu yang diajarkan padanya?

"Hanya saja, kenapa?" kucoba mendesaknya.

"Dari selatan benua ini saya dengar suatu kekuatan baru sedang bangkit--yang dipelopori oleh manusia seutuhnya. Tidak ada indikasi bantuan supernatural."

"Oh? Apakah itu berupa klan baru?"

"Saya kira demikian, menilik kecepatan perkembangannya. Terlalu cepat untuk sebuah suku."

"Bagaimana hubungan klan baru ini dengan kaum kita?"

"Soal itu belum dapat dipastikan."

"Menarik juga... Lambang panji klan ini seperti apa?"

"Didominasi sabit, berlatar merah."

Panji Vladista juga hampir mirip...

"Kamu tahu nama klan asing ini?"

Nezka diam agak lama. "Osmania."

"Apakah aturan yang mereka bawa cukup menarik?"

"Jika tidak, saya ragu pengaruh mereka dapat berkembang demikian pesat dan diterima luas di kalangan manusia."

"Tentara mereka kuat?"

"Kami belum mengalami kontak militer dengan mereka, maka soal itu tidak dapat saya jawab."

"Kamu benar-benar tahu banyak ya."

"Terima kasih."

"Hei, ayolah, dari tadi aku terus yang tanya. Tidak adakah yang mau kamu sampaikan di luar ini?"

"Saya menyarankan Nona beserta klan ini sedikit lebih berhati-hati. Suatu klan yang terdiri dari manusia saja, dan jika Osmania ini terus menuai kemenangan, suatu saat dapat digunakan sebagai sarana menggulingkan pemerintahan supernatural."

"Kita tidak akan biarin itu, tapi nggak berarti langsung perang juga. Serahkan saja pada pemerintahan sekarang; aku yakin mereka tidak seceroboh itu mau menggiring kita ke dalam perang yang sukar dimenangkan."

"Kata-kata Nona Arva sungguh bijak." Nezka merendahkan pandangan.

***

Sial. Aku menang, tapi entah mengapa nggak merasa nyaman.

Sekian bulan berperan ganda sebagai pelayan Millicas, kian terbukti bahwa kayaknya nggak ada lagi rekanku yang tersasar di klan ini. Hal ini sudah kulaporkan pada Putri, tapi sepertinya beliau belum menghendaki aku keluar dari sini. Entah apa rencananya.

Pengamatan terhadap Millicas juga kian menjemukan. Sebagai pewaris berikutnya Gremory, ternyata dia jarang boleh tampil di depan publik. Sepertinya itulah 'langkah pengamanan' yang harus dijalaninya. Terlindung, namun terkungkung.

Makanya dia jadi banyak bercerita padaku, meski neneknya memendam kecurigaan.

Tetapi sekarang, semua berubah.

Salah satu yang paling sering Millicas ceritakan adalah soal bibinya, Rias Gremory--orang yang sama yang mengalahkan tim valet Putri!--serta bagaimana bocah itu mengimpikan bisa menjadi sepertinya. Cukup wajar, menilik usianya.

Namun tiga hari lalu, si Rias itu datang bersama seluruh valet-nya (apa selama ini ia juga ada di dimensi ini, aku tidak tahu), dan celakanya, salah satu valet gadis itu tampaknya amat penasaran denganku. Issei namanya. Kedudukannya Pion, sepertiku.

Ha ha ha. Mungkin dia kira, cuma dari tampilan luarku, kalau aku ini pelayan biasa. Jadi ia coba-coba menantangku duel, satu lawan satu, disaksikan keluarga Millicas. Si Venelana hadir juga, pastinya, serta kepala klan saat ini, Zeoticus. Kakek Millicas.

Bagaimana ini? kutanyakan pada Putri kemarin, lewat surat singkat. Jika menang, aku akan diwaspadai. Jika kalah, ditertawakan. Dasar orang klan luar! mereka bakal bilang begitu.

Sekadar tahu, si Issei juga adalah bidak andalan Rias tiap Rating Game. Penggerak utamanya, yang dijuluki "Kaisar Naga Merah".

Cih...

Dan Kaisar itu, rupanya tumbang di tanganku. Secara sangat mengejutkan.

Ha ha ha ha ha!!!

Aku sungguh puas! Bahagia! Tokoh sentral tim valet yang ini, tumbang oleh seorang Pion yang dalam hatinya merendahkan pandangan terhadap panji Vladista... aku, yang bahkan tak punya julukan mentereng!

Kaisar Naga Merah kalah oleh pelayan pribadi anak majikannya!

Dalam keadaan normal, hal itu masih dapat dimaklumi. Gimana pun, pelayan anak majikan bisa diasumsikan mendapat pelatihan ekstra dibanding valet "biasa".

Penjelasan seperti itu bakal berlaku kalau yang mengalahkan Issei berasal dari sesama jin. Siapa tahu, si pemenang malah bakal dapat penghargaan signifikan.

Tapi aku ini vampir.

Kalau berita kayak gini bocor, reputasi seluruh Gremory bakal pupus, katanya. Hampir bisa kurasakan, kuingat lagi, tatapan membara Venelana selagi kutinggalkan arena. Benci.

Dasar gengsi politik...

Sejak itu, aku sadar, reaksi Gremory padaku nggak akan pernah sama lagi. Aku harus lebih hati-hati...

Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro