
Mahkamah
Belum pernah aku diizinkan hadir langsung dalam acara semacam ini sebelumnya. Entah apa yang bikin Kakek untuk kali ini mencabut larangan itu--dengan syarat, aku tak boleh menyela sepatah pun dan cukup melihat saja prosesnya.
Sampai moyangku Grimm I juga berkenan hadir! Pasti ada sesuatu yang sangat penting...
Kalau begitu, kenapa tidak ada peserta selain dari Keluarga kami di aula seluas ini?
Waktu kutanya Mama, katanya agenda kali ini adalah dengerin Papa jelasin kenapa sampai beliau mengambil keputusan pindah dimensi.
Jangan-jangan... semuanya gara-gara aku? Karena aku nangis di UKS waktu itu? Ya ampun, kalau benar, malu-maluin banget deh...
Acaranya nggak pakai protokol. Papa cukup maju ke tengah aula, dikelilingi para leluhur yang duduk di kursi-kursi berukir, dan mulailah.
"Aku Kron Vladista," tutur beliau lantang, "di sini atas kemauan serta bicara atas nama sendiri, untuk menjelaskan alasanku sempat berpindah ke dimensi seberang tanpa seizin kepala Keluarga Bristan ini. Tanpa sepengetahuan saya, peristiwa itu rupanya juga memantik reaksi dari Keluarga Urdean hingga seluruh anggotanya kini juga hadir dalam konsil ini--beserta perwakilan dari Keluarga Vlossite, untuk ikut menyaksikan kesudahan peristiwa unik ini. Saya ucapkan selamat datang."
Baru saat itu kusadari kehadiran Paman Azkar, ayahnya Arva--tapi selain itu, nggak ada yang menyahut. Papa ambil nafas sebentar.
"Kepindahan itu, yang terjadi sekitar enam tahun lalu, juga melibatkan istriku Kharashir dan putra kami Ishtar--nama terakhir juga sempat mengecap pendidikan di sekolah manusia dengan nama Akademi Umbar."
Detail banget jelasinnya...
"Kenapa kamu tidak menyinggung masalah pemberian serum itu dulu?" Nenek Marishka menyela dengan emosi. "Bagi yang belum tahu, dengan dalih pengondisian di dimensi seberang, Ishtar harus menjalani beberapa kali penyuntikan dengan serum tertentu. Serum apa itu sebenarnya, dan bagaimana kalian mendapatkannya?"
"Asal-usul serum tersebut tidak saya ketahui," sahut Papa enteng, "melainkan kami dapat dari ibu saya, Mirsa, yang juga hadir di sini. Silakan tanyakan langsung pada beliau."
"Tapi mustahil kamu sama-sekali tidak tahu fungsi serum itu!"
"Menurut beliau, fungsinya adalah membuat target menjadi lebih toleran terhadap cahaya surya. Saya telah menanyai Ishtar secara pribadi sehubungan dengan itu, dan ia menyetujuinya. Ia telah merasakan manfaat serum itu... berikut efek sampingnya, yang ternyata dapat disembuhkan melalui terapi semi-intensif dengan Fedon."
"Baik," ujar Kakek Janus, "lalu, apa kamu sudah minta maaf padanya?"
Aku dibuat tertegun, dan aku yakin Papa juga ngerasa gitu.
"Saya rasa hal itu... tidak perlu dinyatakan secara terbuka, dalam lingkup konsil seperti ini."
"Adakah yang tidak setuju dengan langkah ini?" ujar beliau lagi. "Kalau kamu bahkan tidak bisa mengakui kesalahanmu, bagaimana bisa menangani soal yang lebih peka?"
Beberapa kepala mengangguk.
"Saya sudah melakukannya, namun bukan di sini."
"Kalau dilakukan lagi di sini, apa bedanya?"
"Janus!"
Suara itu--tak salah lagi.
"Kanda..."
"Sudahlah. Sejak awal kita tidak mengundang Kron untuk mempermalukan dia. Sejak tadi kau dan Rishka hanya membikin topik untuk mengalihkan tujuan sebenarnya!"
"Mohon maaf. Kami rasa kedua topik ini juga penting untuk diketahui khalayak."
"Sudah, sudah. Aku tidak hadir di sini untuk ribut sendiri dengan kalian, adik-adikku. Kita langsung saja ke pokok bahasan. Kron!"
"Ya, Tuan."
"Aku blak-blakan saja ya. Magnar lagi bingung menentukan siapa yang bakal memegang tampuk pimpinan klan ini setelahnya. Salah satu calonnya, jika ia masih mau bertindak sesuai aturan leluhur, adalah kamu--putra sulung dari penguasa klan sekarang. Tapi ulahmu itu bikin kami jengah. Sekarang kesempatanmu menjelaskan alasannya. Jadi, sekali lagi aku tanya: kenapa kau, Kron Vladista, sampai terpikir untuk menyeberang dimensi--langkah yang ternyata amat membahayakan diri dan keluargamu, serta posisimu dalam klan ini sebagai anggota Bristan?"
"Apakah... saya boleh menyebut sebab seperti apa pun, selama hal itu benar?"
"Bukankah untuk itu kamu dihadirkan di sini?"
"Bahkan jika sebab ini sebelumnya tidak kalian ketahui?"
"Ya."
Papa diam agak lama.
"Yang saya lakukan ini mungkin terkesan kurang berkenan bagi kalian semua, tetapi... secara pribadi, saya merasa kurang dibandingkan Areena. Kami sama-sama manusia dalam klan vampir ini, tapi sementara mendiang Areena memiliki kesempatan mencecap langsung komando atas legiun klan serta dalam pemerintahan, ayah saya kurang memberikan kesempatan untuk itu; bahkan tidak memberikan bidak-bidak valet sebab menurut beliau hal itu tidak diperlukan. Tidak seperti Vanya!
"Selain itu, pada masa saya sampai saat ini, tidak lagi terjadi perang besar. Saya berusaha mencari cara-cara lain untuk membuktikan kegunaanku, jika kata itu boleh digunakan di sini, sebelum benar-benar pindah--tetapi tidak menemukannya, hingga usia Ishtar delapan tahun. Maka saya akhirnya berpikir, bagaimana pun saya harus melakukan hal yang luar-biasa, yang belum pernah dilakukan kaum kita--toh, secara asal-usul, saya sudah dapat dianggap berbeda dari kalian."
Ruangan itu jadi sangat sunyi.
"Ish..."
Beliau menatapku yang duduk di kursi deret ketiga tepat di sebelah Mama. Suara beliau bergetar, sepertinya hampir menangis.
"Gara-gara sikap egois Papa itu, kamu sampai harus mengalami semua itu... maaf ya! Tapi sungguh, sebelum ini Papa sudah cari banyak cara... Nah, keluargaku sekalian--jika seluruh tindakan itu hingga sekarang menjadikan kalian semua tidak berkenan menjadikan saya pewaris... tidak, bukan hanya itu--jika pun sekarang juga kalian menobatkan Ishtar di sana itu sebagai calon pewaris klan ini, saya dengan ini menyatakan RELA!! Biarlah saya kembali menjalani kehidupan di dimensi seberang... Tetapi jika sebaliknya, maka saya mohon diberikan kesempatan lagi. Klan ini milik saya juga, kalian keluargaku juga, dan kedua hal itu akan kuperjuangkan baik-baik!"
Suasana aula luas itu berangsur berubah, dari atmosfer sidang vonis mati menjadi layaknya stadion. Riuh tepuk-tangan menyambut akhir pembelaan-diri papaku...
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro